Kamis, 07 April 2016

PASKAH DAN PASKA

Soal "Paskah" atau "Paska":

- Paskah.

Lembaga AIkitab Indonesia masih memakai kata "Paskah" sampai saat ini. Itulah sebabnya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pun "menyesuaikan diri" dengan istilah tersebut.

Pemakaian kata "paskah" dalam KBBI ikut LAI, karena Alkitab terbitan LAI (sebelum tahun 1974) sudah ada sebelum KBBI yg pertama (1988).

Sebenarnya pemakaian kata "Paskah" adalah penyesuaian dengan konteks Indonesia. Kata "Haleluya" dalam bahasa Indonesia, kalau tetap mau menuruti aturan di atas (yang sudah diceritakan oleh Pak Rudy) menurut bahasa aslinya akan diterjemahkan sebagai "Alleluya", bukan "Haleluya", karena dalam bahasa aslinya tidak ada huruf "h" di depan.

Di dalam versi Terjemahan Lama Alkitab Bahasa Indonesia malah dipakai kata "Pasah", bukan "Paskah". Dan memang, kalau mau pakai terjemahan literal sesuai dengan bahasa aslinya, ya terjemahannya itu adalah "Pasah".

Sebelum tahun 1974, Tim penerjemah LAI mengubah istilah "Pasah" menjadi "Paskah" itu setelah melewati berbagai pertimbangan dan kajian yang mendalam, termasuk soal kaidah bahasa Indonesia (karena di dalam tim penerjemahan itu juga ada ahli bahasa Indonesia-nya juga).

Sebenernya inilah kontekstualisasi bahasa, seperti bahasa Yunani "Iohanes" diterjemahkan menjadi "Yohanes" (Alkitab Terjemahan Baru), atau "Yahya" (Alkitab Terjemahan Lama), atau "John" (Alkitab Bahasa Inggris), atau "Yohan" (Alkitab Bahasa Mandarin).

Contoh lain: kata "Ekklesia" (Yunani), jadi "Iglesia" (Portugis), "Gereja" (Indonesia), 'Church" (Inggris), "Kerk" (Belanda).

Istilah Paskah dalam bahasa-bahasa Latin biasanya diturunkan dari salah satu dari dua sumber: Paskha atau Pesakh dan Estre/Eostre atau Easter. Dalam bahasa-bahasa Slavia, biasanya istilah yang digunakan memiliki arti "Hari Agung".

Memang kadang-kadang soal istilah begini ada orang yang "mempersoalkannya".




- Paska.

Menurut KBBI, "Paska" berarti "sesudah", misalnya "paska bencana" = sesudah bencana.
Lantas bagaimana dengan 'pasca'

- Pasca

Nah, gara-gara melihat iklan sebuah perusahaan telekomunikasi yang mengakhiri iklannya dengan kalimat “layanan prabayar kenyamanan paskabayar”, saya kok jadi bingung sendiri, lantas kubuka-buka kamus.

“Pasca kok dibaca paska. Itu kan Bahasa Indonesia yang asalnya dari Bahasa Sansekerta, bukan dari Bahasa Inggris. Kalo Bahasa Inggris-nya kan ‘post’. Kalo Bahasa Indonesia-nya ‘pasca’ ya dibaca ‘pasca’, nggak jadi ‘paska’. Orang-orang banyak yang salah kaprah…”

Terus terang saya juga termasuk ke dalam orang yang salah kaprah. Malah saya pikir kata ‘pasca’ itu nggak ada, yang ada hanya ‘paska’. Saya rasa saya nggak sendiri, beberapa orang ada yang memang nggak tahu kalo ternyata justru kata ‘paska’ itulah yang nggak ada di kamus manapun di dunia ini. Anggapan itu terbentuk karena banyak orang, bahkan di media massa sekalipun – baik iklan atau pembawa berita – yang mengucapkan “paska” ketimbang “pasca”. Kekeliruan yang dibiarkan dan disebar luaskan itu membuat orang umum jadi menganggap kalau istilah itu benar, kemudian digunakan kembali, disebar luaskan lagi, sehingga kekeliruan itu semakin “membudaya”.

Setelah browsing sana sini, dan menemukan di antaranya blog ini, ini, dan ini, jelas bahwa ternyata yang benar adalah kata “pasca” dibaca “pasca” dengan pengucapan huruf “c” tetap seperti pada kata “baca” atau “macam”, bukan dengan pengucapan “k” seperti kata “car” atau “company” dalam Bahasa Inggris.

Dalam Bahasa Indonesia, pasca (sesudah) lawan katanya adalah pra (sebelum). Sedangkan dalam Bahasa Inggris, post (sesudah) lawan katanya adalah pre (sebelum). Lihat kan? Bahasa Inggrisnya “sesudah” itu post bukan “pasca” yang harus dibaca “paska” Sementara penulisan pasca dan pra disambung dengan kata berikutnya, seperti pascapanen, pascasarjana, prasejarah.









(Yustinus Setyanta)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar