Minggu, 21 Oktober 2018

GUYURAN HUJAN

Guyuran hujan kembali mencium tanah
Diam-diam halaman tergenang basah
Bunyi katak mendentum lebih parau dari igau
Sebab, setiap kesunyian, rintihan lain dari bisikan bisu

Hujan kadang kejam, kala bertandang meruncing marajam
Tapi bagi alam hujan selalu setia menyiram
Meski mengalir di sungai ingatan
Menghanyutkan kenangan yang tumbuh di lereng perasaan







Kamis, 11 Oktober 2018

EVOLUSI

Dalam sejarah ilmu pengetahuan, teori evolusi adalah gelombang terdahsyat yang mengguncang kemapanan teologi, terutama agama-agama Samawi yang mendasarkan penciptaan manusia pada proses penciptaan yang bersifat ilahi.

Pertentangan tersebut terus berlanjut, lama berselang, sampai memengaruhi kebijakan pendidikan di Amerika Serikat sejak awal tahun 1900-an sampai tahun 1999 saat kurikulum teori evolusi dihapuskan di Negara Bagian Kandas, Amerika Serikat, tahun 1999  (I Have Landas, Jay Gould-2002).

Penolakan terhadap teori evolusi tak sepenuhnya mendapatkan dukungan dari Darwinian dan para ahli teologi. Penolakan secara frontal dinilai merupakan sikap yang dangkal. "Tak ada satu pun teori sains, termasuk evolusi, yang merupakan ancaman bagi agama-karena kedua alat utama untuk memahami kemanusiaan ini bekerja saling melengkapi  (bukan berlawanan) dalam ranah pijakan dasarnya yang amat berbeda, sains sebagai pencai kondisi faktual alam, agama sebagai alat pencari makna spiritual dan nilai-nilai etika" (Gould, 2002).

John F Haught dalam God After Darwin mengungkapkan "teologi evolusi"--- di mana teori Darwin dipahami sebagai perluasan horizon sebagai batu loncatan kepada visi Tuhan yang lebih menyegarkan  (Haught, 2002).

Saat ini isu pemanasan global dan perubahan iklim telah menyentuh pada isu kelangkaan sejumlah spesies. Banyak penelitian memproyeksikan kemungkinan akan punahnya sejumlah spesies. Salah satu penyebabnya adalah kecepatan evolusi yang tak mampu mengejar perubahan habitat akibat kenaikan suhu bumi.

Penjelasan Darwin tentang evolusi, mereka yang memenangi perjuangan untuk hidup d (struggle for life) adalah mereka yang lebih unggul dan kuat, survivor for the fittest, akan diuji dalam sebuah perubahan habitat yang ekstrem. Tantangan yang dihadapi bukan lagi semata pesaing dalam pemenuhan kebutuhan akan pangan, melainkan kenaikan suhu secara ekstrem.

Jhon J Wiens, ahli teologi dan biologi evolusi dari College of Science University of Arizona Tucson, AS, menyatakan, "Biasanya, spesies mampu beradaptasi pada kondisi iklim pada tingkatan sekitar satu derajat celsius dalam satu juta tahun." Panel Ahli Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim  (IPCC) memprediksi, kenaikan suhu bisa mencapai 4 derajat celsius pada akhir abad ini, tahun 2100, dibandingkan dengan tahun 1850-an.




Suhu dan tingkat curah hujan adalah dua faktor penting untuk kehidupan flora dan fauna. Pemanasan global membawa perubahan ekstrem pada dua faktor alam tersebut. Ketersediaan pakan  (misal: rumput) dan air semakin langka.

Naluri makhluk hidup untuk tetap bertahan  (survive), selain membutuhkan tindakan tertentu untuk penyelamatan diri, di antaranya bermigrasi--menuju wilayah yang bisa menjadi habitat barunya--antara lain suhu yang sesuai dan ketersediaan pangeran yang mencukupi.

Sayangnya, tak semua fauna dan flora maupun manusia memiliki pilihan untuk habitat barunya. Spesies yang hidup di puncak gunung tak lagi memiliki pilihan berpindah ke lokasi lain. Sementara perubahan ekosistem akibat aktivitas ekonomi manusia telah mempersempit ruang hidup, memperkecil pilihan untuk menemukan habitat barunya.

Pemanasan global dan perubahan iklim telah membawa kembali teori evolusi dalam upaya menjawab pertanyaan: seberapa banyak makhluk hidup yang mampu bertahan dalam kondisi ekstrem akibat pemanasan global  (yang juga melahirkan perubahan iklim ekstrem).

Kini, kita semua makhluk hidup yang pada mulanya berasal dari satu asal muasal--organisme bersel tunggal--menghadapi satu tahapan evolusi yang tak lagi alamiah  (pemanasan global yang antropogenik, yang disebabkan aktivitas manusia). Maka, ruang pembuktian teori evolusi pun semakin terbuka. Pertanyaannya, siapakah bertahan dan bagaimana?.







(Yustinus Setyanta)

Senin, 01 Oktober 2018

PERCAKAPAN


Menyusun kata
Gegap bicara
Beberapa kata saja
Menyulam memori dan ingatan

Terkadang terdiam,
Begitu saja tenggelam,
Mendengarkan,

Sejajar gitar,
Serupa harpa berurai nada,
Sedemikian huruf-huruf tercetak






(Yustinus Setyanta)

Kamis, 06 September 2018

PELUIT BISA BERBUNYI "?"



Prittttt.......out, point 5-4 untuk regu A. Seorang wasit meniupkan peluit sebagai tanda bahwa bola keluar dari lini lapangan sekaligus masuk nilai bertambah untuk regu olahraga volley ball.



Prit...prit...ya terus, belok kanan, belok kiri dst. Seorang juru parkir meniupkan peluit sebagai aba aba suara terhadap sopir kendaraan roda empat (mobil) yang hendak meninggalkan area parkir.

Prit...prittt... peluit pun manjerit derit roda bedi menggelinding melesat meninggalkan stasiun keberangkatan menju stasiun tujuan. Seorang petugas stasiun kereta api meniupkan peluit tanda kereta akan mulai berjalan.




Peluit. Ada banyak kegiatan yang menggunakan peluit. Tahukah? Mengapa peluit bisa berbunyi?

Peluit bekerja dengan ditiup. Tiupan menyebabkan timbulnya aliran udara yang akan terpisah oleh sebuah plat tipis sehingga menimbulkan gesekan udara yang menyebabkan. Panjang ruangan peluit mendefinisikan frekuensi resonasi. Resonasi peluit inilah yang dapat menghasilkan bunyi. Peluit juga dapat berisi bola kecil, biasanya disebut "pea", yang bergetar untuk menciptakan efek vibrator, hal ini dapat menambah efek getaran pada bunyi yang dihasilkan oleh peluit.


Namun, peluit juga mengalami perkembangan. Perkembangan ini adalah munculnya peluit ultrasonik. Peluit ultrasonik adalah peluit dengan tiupan berfrekuensi tinggi yang hanya dapat didengar oleh binatang dan dikhususkan untuk anjing dan beberapa hewan lainnya. (yts*)






(Yustinus Setyanta)

RAHASIA TAK BERSUARA

 Ada langkah yang tertahan 
Untuk tetap bertahan 
Ada tatapan yang tak harus ada harapan 
Ada untaian yang selalu berakhir dengan rangkaian

Misi dari seorang astronot 
Hanya bagaimana dia selamat sampai ke bulan 
Tanpa harus dia tahu butuh berapa banyak waktu Untuk ketujuannya

Tetapi hati'
Ia tahu berapa banyak waktu 
Yang cukup untuk 
Ia menyimpan sebongkah 
Arti rahasia




(Yustinus Setyanta)

Kamis, 30 Agustus 2018

HAPPY FATHER AND MOTHER DAY





KEDAMIAN DALAM KEHIJAUAN

Menelusuri jalan setapak menuju pantai Gebyuran.
Desa Pasir, Kebumen




-------------------------------------------------

Pantai Lampon Kebumen




Suasana desa yang adem ayem, senang bisa berkunjung ke desa ini.





Pohon yang tumbuh di bekas situs candi yang masih tersisa



Jumat, 24 Agustus 2018

TERSURAT & TERSIRAT

Pesan Tersurat dan Tersirat

Nukilan yang tertulis
Gambaran yang terlukis
Gerakan yang bersahaja
Ucapan yang yang terkata

Tersurat dan tersirat
Mata kasat yang tersurat
Mata hati yang tersiat
Sang penerima dan penyampai sitat

Apa maksud suratan
Tiada arti bagi saintis
Padat berisi bagi dramatis
Plot tersanjung seniman

Hal tersampaikan jelas
Tersurat tidaklah pulas
Tetapi secara tersembunyi
Tersirat meminta arti

Mengeja
Mencerna
Ada makna setiap kata
Ada maksud setiap warna

Ringan atau berat
Lain mata lain telinga
Ikut hati turut rasa
Terserah pada empunya

Mencerna petikan pesan
Menjadikan intan diantara bebatuan




 






















(Yustinus Setyanta)

Senin, 20 Agustus 2018

PIANO dan FORTE "Indonesia Raya"

Lagu kebangsaan "Indonesia Raya" bisa jadi sudah beratus atau beribu kali kita dengar dan nyanyikan. Namun, barangkali ada kalanya lagu ini dinyanyikan asal lantang, terdengar semangat dari bait pertama sampai akhir.

Padahal, dalam lagu tersebut ada bagian yang perlu dinyanyikan dengan lembut dan di bagian menutup dengan suara lebih keras.



Melihat partitur lagu "Indonesia Raya", terdapat notasi musik p (piano) yang menunjukkan dinamika menyanyi lembut pada bagian "Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku, bangsaku rakyatku semuanya....". Adapun di bagian penutup, terdapat tanda dinamik f (forte) sebagai penanda untuk menyanyi lebih keras bagian "Indonesia raya, merdeka merdeka, tanahku negeriku yang kucinta...."

Terkait hal ini, musisi Purwacaraka menilai, cara menyanyikan dan menampilkan lagu kebangasaan memang perlu distandarkan. Sebab, tak hanya dinamika, masalah juga dapat terjadi pada hitungan depan, nada dasar, hingga tempo. Untuk dirigen atau konduktor, menurut Purwacaraka, lagu "Indonesia Raya" dimulai pada ketukan keempat. Selain itu, lagu tak menggunakan intro seperti tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. "Kalau tanpa intro, pasti lebih susah memulainya".



Tempo lagu "Indonesia Raya", belum ditetapkan secara pasti. Sekarang, yang kita dengar seharusnya agak mars. Namun, untuk (menimbulkan nuansa) keagungan, sering temponya diturunkan." tambah musisi Purwacaraka.

Nah, bila demikian nada dasar di lagu "Indonesia Raya" juga belum standar. "Kalau kalangan profesional main di G, seperti WR Supratman, saat pertama mengalunkan dengan biolanya. Akan tetapi, masyarakat awam sering menurunkan nada dasar ke F, supaya rentang nadanya bisa dicapai," 


Lagu "Indonesia Raya" yang diciptakan WR Supratman, diperdengarkan dalam pertemua pemuda-pemuda Indonesia di gedung Indonesische Clubhuis (sekarang bernama Gedung Sumpah Pemuda) di Jalan Kramat 106 pada 28 Oktober 1928. Saat itu, WR Supratman memainkannya dengan gesekan biola.
 
Sejarah mencatat, gesekan biola WR Supratman tersebut menjadi bagian penting yang menentukan perjalanan bangsa Indonesia hingga saat ini. Setelah beberapa tahun berlalu, lagu "Indonesia Raya" yang merupakan lagu kebangsaan itu diatur dalam PP 44 Tahun 1958 dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Saat ini, mungkin perlu dibuat standar dan pedoman yang lebih baku tentang cara menyanyikan "Indonesia Raya". Lebih dari itu, semoga lagu yang diciptakan dan diperdengarkan oleh WR Supratman pada 28 Oktober 1928 tetap terjaga makna dan rohnya. 


Diharapkan lagu itu tak hanya dinyanyikan dengan baik, tetapi juga dihayati untuk Indonesia raya. (yts*)






(Yustinus Setyanta)

Rabu, 15 Agustus 2018

TAMAN MUNGIL DI HALAM RUMAH

Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. Taman dapat dibagi dalam taman alami dan taman buatan. Taman yang sering dijumpai adalah taman rumah tinggal, taman lingkungan, taman bermain, taman rekreasi, taman botani, dsa.



Pertamanan lebih spesifik karena menyangkut aspek estetika atau keindahan dan penataan ruang sehingga memiliki fungsi dalam keberadaannya. Dalam membuat taman ada dua elemen yang dikerjakan, yaitu bidang lunak (softscape) dan bidang bidang keras (hardscape).
Bidang lunak meliputi penanaman segala jenis pohon, semak dan rumput.
Bidang keras meliputi pembuatan jalan setapak, kolam, sungai buatan, air mancur, pembuatan tebing, peletakan batu alam, gazebo, alat bermain anak-anak, Ayunan, lampu taman, drainase dan sistem penyiraman.
Penataan taman menyangkut penyesuaian dengan ruang di sekitarnya, seperti:
- Taman rumah tinggal
- Taman perkantoran
- Taman lingkungan pemukiman
- Taman kota
- Taman sekolah
- Taman kawasan industri
- Taman Wisata

Saat ini hampir di setiap kota di seluruh dunia memiliki dinas pertamanan yang tugasnya mengurusi perencanaan, pembuatan dan perawatan taman di sebuah kota. Semua kota gencar menata pertamanannya untuk mengimbangi polusi kendaraan bermotor. Kota besar idealnya memiliki ruang sebesar 30 persen dari luas kotanya untuk pertamanan.




Untuk membangun sebuah taman yang direncanakan dengan baik nan matang di mana tanaman tumbuh dan terlihat harmonis satu sama lain, sangatlah perlu dengan beberapa langkah-langkah.

1. Menyesuaikan dengan Gaya Rumah Anda
      Menentukan tujuan pembuatan taman biasanya merupakan langkah sebelum memilih dan membeli tanaman. Menyesuaikan gaya rumah dan tanaman yang akan menghiasi taman sangat perlu untuk menciptakan visual yang harmonis dan manis bagi rumah Anda. Bunga dengan warna-warna hangat sangat cocok dipadukan dengan warna hijau terang yang sesuai dengan warna pink atau ungu akan serasi dengan tanaman gelap, menciptakan kontras yang harmonis untuk rumah bergaya modern minimalis seperti yang terlihat pada salah satu desain-desain pada gambar ditulisan ini.

2. Pilih Tanaman yang Cocok untuk Ditanam
      Dengan ide membuat taman di depan rumah, samping, atau belangkang, perlu sekali menyesuaikan tipe tanaman dengan iklim dan sekali lagi gaya rumah Anda. Taman diciptakan untuk membawa keindahan nan harmonis pada rumah bukan? Oleh karena itu kecocokan tanaman dan iklim rumah harus diperhatikan agar rumah dan taman terlihat menyatu dan tampak lebih indah. Untuk mendukung visual taman, Anda bisa menambahkan pencahayaan yang tepat pada taman. Dan pasti pot tanaman Anda terpasang dengan baik dan tertata sesuai keinginan Anda.




3. Taman Vertikal dan Horizontal
      Taman vertikal dan horizontal memiliki pendekatan yang berbeda. Taman vertikal biasanya untuk hunian yang memiliki sedikit lahan atau bahkan tidak ada lahan untuk bercocok tanam. Tapi jika rumah Anda memungkinkan untu menggabungkan keduanya mengapa tidak? Tentu saja taman depan rumah Anda akan terlihat semakin indah, rapi dengan paduan beberapa tanaman bunga warna-warni, atau tanaman yang dapat dikonsumsi untuk kita makan, misalnya, cabai dalam pot, dsb.
       Taman vertikal bisa Anda susun dengan menempatkan papan kayu untuk meletakkan pot-pot bunga. Memasang pot pada dinding secara zigzag juga bisa Anda coba. Untuk keseresian warna bunga pada taman vertikal dan taman horizontal, Anda bisa berkreasi sesuai kemauan karena ini adalah taman rumah Anda bukan? Jangan lupa untuk memilih pot bunga yang besar untuk taman horizontal, ini tips dari kami. Cobalah! Jika mau



4. Taman di Lahan Sempit, Tetap Indah!
      Jika Anda tidak memiliki cukup ruang untuk membuat taman, ide ini akan berguna untuk Anda. Masukkan taman dengan sepetak tanah saja pada desain pagar rumah atau fasad rumah Anda. Taman ini akan menjadi satu kesatuan dari desain tersebut bukan? Seperti yang anda lihat, taman mungil itu menjadi pusat yang sempurna untuk fasad rumah!

5. Tanam Beberapa Jenis Bunga atau Tanaman Sesuai Selera Bersamaan. 
      Sebuah taman yang berwarna-warni selalu menyenangkan untuk mata, tapi untuk pemula dalam praktek ini disarankan untuk menggunakan paling banyak dua atau tiga warna saja. Anda juga harus memperhatikan bagaimana lingkungan sekitar taman. Pencahayaan dan warna di lingkungan sekitar taman akan menentukan warna-warna tanaman pada taman.
      Efek visual yang diciptakan sebuah taman sangat mempengaruhi mood yang akan di dapatkan. Warna hangat akan memberikan kesan nyaman. Sedangkan warna-warna yang dingin akan memberi efek taman yang terlihat lebih luas.

      Variasi tanaman secukupnya. jumlah tanaman bisa diminimalisasi, namun tetap menjadi unsur utama. Tanaman berfungsi sebagai ‘jantung’ taman yang membawa keteduhan pada tapak. Batasi pemakaian pada tiga atau empat jenis tanaman saja. Ulangi pola perletakannya jika perlu. Keterbatasan jenis tanaman ini malah akan menciptakan pola warna senada yang indah, sekaligus mudah perawatannya. Tanaman pakis, soka, dan sansiviera bisa menjadi pilihan jenis tanaman yang selalu hijau dan mudah perawatannya. Sansiviera juga dikenal mampu menghasilkan oksigen dalam jumlah banyak.

     Ciptakan taman minimalis yang harmonis dan menyatu dengan memanfaatkan jenis tanaman berwarna senada. Warna hijau tanaman bisa menjadi kontras yang menyatu dengan lansekap taman dengan kayu dan bebatuan.



6. Batasi variasi material
      Pemanfaatan jenis material yang tidak terlalu banyak, akan mempermudah menciptakan kesan sederhana, harmonis, dan elegan. Pohon pakis sebagai ciri tanaman tropis Indonesia menjadi ikon pada taman minimalis yang hanya memanfaatkan rumput jepang dan batu kali sebagai materialnya. Material-material sederhana ini mampu menciptakan suasana teduh untuk ruang keluarga dan teras.

Dengan pola modern minimalis yang sederhana seperti bentuk segi empat dengan bahan dan warna alami dari batu ataupun kayu akan memperkuat kesan minimalis. Batu palimanan (sandstone) menjadi jalan lintas taman dengan rumput sebagai ‘karpetnya’. Keduanya memperkuat kesan minimalis dan mampu berpadu dengan unsur tradisional pada bangunan.(yts*)


Demikian 6 ide membuat taman mungil di halaman rumah. 

  

















(Yustinus Setyanta)