Kamis, 28 Januari 2016

PRIA LEBIH CEPAT PIKUN

Hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Pennsylvania, yang saya baca dalam sebuah majalah menunjukkan bahwa otak yang mengalami kemunduran adalah otak belahan kiri. Kecepatan kemunduran tiga kali lebih besar pada pria dibanding pada wanita.

Diperkirakan adanya peran hormon seks dalam melindungi sel-sel otak dari atropi (kecepatan kematian sel-sel otak) karena usia tua. Bila benar hormon berperan dalam melindungi sel-sel otak dari atropi, maka terapi hormon akan bermanfaat untuk menunda kematian sel-sel yang berarti menunda kepikunan.

Kematian sel-sel otak yang tiga kali lebih besar pada pria dibanding pada wanita, mempengaruhi kemampuan seseorang. Ini berarti pria lebih cepat pikun dibanding wanita. "Karena itu, seharusnya wanita tidak perlu pensiun lebih awal dibanding pria, seperti yang kini berlaku dibanyak negara. Justru prialah yang seharusnya diminta pensiun lebih awal,"

Dari hasil penelitian yang saya baca di sebuah majalah itu, bahwa pria cenderung kehilangan lebih banyak sel otak. Bagian ini diduga mempengaruhi kemampuan seseorang dalam fungsi kognitif seperti berpikir rasional, mengkalkulasi, membuat rencana dan konsep. Pria juga kehilangan banyak sel otak di bagian tengah yang berfungsi mengatur emosi dan kemampuan bertahan hidup (servival). Tapi, bila menggunakan otak di luar yang rutin, maka degradasi atau penyusutan sel-sel bisa berkurang. Dengan kata lain, pemakaian otak kiri dan otak kanan hendaknya seimbang.

Bagianmana dengan wanita? Mereka kehilangan sel-sel otak kiri dan kanan dengan seimbang dan bertahap, tidak secepat pria, karena wanita cenderung menggunakan kedua belah otak.

Nah, dengan memahami fungsi otak saya, maka saya lebih memahami diri saya.






(Yustinus Setyanta)

Rabu, 27 Januari 2016

PEKA - I

Di ujung rimba terselip jurang nista
Banyak belukar pemberi rasa 
Adanya noda ketika terlena 
Siap menjadikannya problema

Kalau mau sesuatu bilang 
Tak usah nunggu terhadap rangsang 
Namun k'tika rembulan beri secercah cahaya 
Moment pas untuk bicara

Menari di atas persoalan 
Memberi arti dalam permasalahan 
Membisik bisik kecil motivasi 
Menanam rasa teguh dalam diri

Hatipun diajari 
Hatipun turut mengerti 
Hatipun manjerit memahami ini 
Hatipun menari, dalam roda-roda yang ada

Mudah merasa bukan sekedar rasa 
Bukan rasa tempe, tapi rasa gurihnya makanan kehidupan 
Yang dibumbui segala situasi dan keadaan 
Kalau saja mudah menerima

Kehidupan itu apa? 
Otak pun berputar 
Putar memutar 
Membalik dalam cokelat 
Berlawanan seperti kopi hitam

Yah...yah.. yah...

Jadi apa arti semua ini?
Persoalan?
Hati?
Rasa?
Pikiran?

Hati mudah bergerak 
Ada aksi - ada reaksi 
Respon nan tidak lalai 
Membongkar kata kata penuh teka teki

Tak usah hanya 
Meng-iyakan - iyakan 
Semua ini 

: Konsisten !!!





Contoh kepekaan pada tumbuhan:
Pada tumbuhan putri malu peka terhadap rangsang sentuhan,
atau biasa disebut seismonasti.




(Yustinus Setyanta)

Kamis, 21 Januari 2016

Selasa, 19 Januari 2016

HIDUP SEBAGAI DOA

By Rm J. Sudrijanta, SJ

Dalam semua tradisi agama, orang melakukan praktek doa. Dalam kondisi apapun orang berdoa, entah sehat atau sakit, konflik atau damai, gagal atau sukses, gembira atau sedih. Doa bisa dilakukan secara pribadi atau bersama. Doa bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Sesungguhnya apa yang disebut dengan doa, mengapa dan bagaimana orang musti berdoa?

Efektifitas Doa Doa tidak lain adalah sebuah komunikasi antara pendoa dengan Allah. Tidak ada yang bisa memberi jaminan bahwa apa yang didoakan pasti terkabul. Namun demikian ada beberapa factor yang membuat doa itu efektif.

Pertama, doa sangat ditentukan pada tingkat kedalamannya. Orang berdoa itu seperti orang berkomunikasi melalui telepon. Saat orang ingin berkontak langsung dengan orang lain dari jarak tertentu melalui telepon, saat itu pula kontak itu terjadi. Kontak dalam doa tidak membutuhkan satelit, rentang waktu dan ruang. Maka menempatkan Tuhan jauh di luar diri pendoa menjadikan doa kurang efektif. Kenyataannya, Tuhan begitu dekat dengan diri pendoa bahkan tak terpisahkan darinya. Tuhan dan pendoa tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu. Maka berdoa kepada Tuhan yang begitu dekat ini akan membuat doa menjadi lebih dalam.

Kedua, seperti halnya telepon membutuhkan energi listrik atau baterai supaya mesin telepon bisa dipakai, doa juga membutuhkan energi. Kekuatan energi doa tidak lain adalah iman, harapan dan kasih.

Pusat dari iman, harapan dan kasih adalah Tuhan sendiri. Berdoa dengan iman berarti berdoa dengan berpusat bukan pada diri sendiri tapi pada Tuhan. Kalau orang bisa menyadari kapan cinta diri, kehendak diri, kepentingan diri berhenti dan kapan cinta Allah, kehendak Allah, kepentingan Allah mulai menguasai dirinya, orang tahu secara actual apa artinya berdoa dengan iman.

Seorang ibu bercerita bahwa ia sudah lama menderita kanker payudara stadium empat. Berbagai cara penyembuhan sudah dicoba dan sudah banyak biaya sudah dikeluarkan. Doa juga tidak kurang dilakukan. Namun penyembuhan itu tak kunjung datang.

Suatu saat ia sampai pada suatu titik dimana rasa depresinya telah lewat. Dalam doa-doanya, ia lebih banyak diam dan berserah. Ia mengalami bahwa kesehatan tidak lebih bernilai daripada sakit. Tanpa tahu darimana datangnya, ia suatu saat merasakan dorongan batin untuk berdoa: �Tuhan Yesus Kristus, trimakasih Engkau telah menyembuhkan aku. Trimakasih.� Doa itu terus didaraskan berulang-ulang. Setelah sadar, rasa sakitnya tidak muncul lagi. Beberapa hari kemudian ia datang kepada dokter pribadinya dan dokter pribadinya heran bagaimana bisa kanker ibu ini bisa hilang 100%.

Ibu itu berdoa dengan penuh iman. Pada awalnya ia berdoa berpusat pada dirinya. Kemudian doanya maju lebih matang dengan berpusat pada Tuhan. Ia memahami kebenaran iman. Siapa mencari dirinya, akan kehilangan dirinya. Barangsiapa meniadakan dirinya, akan menemukan dirinya. (Bdk Mat 10:39)

Mengapa Orang Berdoa? Doa itu bagaikan darah yang menghidupi seluruh tubuh. Doa tidak bisa dipisahkan dari gerak kehidupan umat manusia. Sadar atau tidak, manusia punya hasrat untuk menyentuh Realitas Terakhir. Dari sanalah ia berasal; di sanalah akar dan pusat hidupnya; ke sana juga ia akan kembali. Itulah mengapa manusia berdoa.

Orang punya berbagai kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Ia membutuhkan kesehatan, keberhasilan, relasi yang baik, rasa aman dan terlindungi, dst. Melalui doa, orang berharap mendapatkan apa yang dibutuhkan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

Kadang orang berdoa untuk memohon sesuatu dan permohonannya dikabulkan dengan segera. Ada yang harus menunggu lama baru dikabulkan. Ada juga yang tidak dikabulkan meskipun orang sudah berdoa tak kunjung putus.

Doa bukan hanya ditujukan supaya orang mendapatkan sesuatu yang particular untuk survival hidup. Lebih jauh lagi, doa merupakan perjumpaan dengan Realitas Terakhir itu sendiri. Realitas ini dalam tradisi Teisme disebut Allah atau Tuhan.

Doa tak kunjung putus Yesus menasehati para muridNya untuk berdoa tak jemu-jemu atau berdoa tak kunjung putus (Lukas 18:1). Doa atau komunikasi dengan yang Absolut tidak hanya bisa dilakukan beberapa menit atau jam tetapi terus-menerus.

Dalam tradisi berbagai tradisi, ada begitu banyak rumus doa. Orang bisa mendoakan atau mendaraskan doa-doa ini terus menerus di tengah kesibukan harian.

Ada juga banyak doa pendarasan yang diambil dari teks Kitab Suci. Misalnya, kaum Kristiani suka mendaraskan kata-kata ini: �Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup, kasihanilah kami yang berdosa ini.� Rumusan ini bisa disingkat dengan �Yesus� sehingga disebut �doa Yesus�. Setiap kali kita bernafas, kita bisa mendoakan doa Yesus ini. Kalau sehari kita bernapas ribuan kali, maka doa Yesus bisa kita doakan ribuan kali. Doa ini begitu sederhana, bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja.

Orang yang sudah lebih maju dalam doa, bisa merasa terganggu dengan kata sehingga ia lebih merasa cocok untuk berdoa dalam keheningan. Itulah yang disebut doa hening. Doa hening adalah doa yang diam dengan batin yang sungguh-sungguh hening. Segala bentuk aktivitas pikiran tidak terpakai. Dalam keheningan itu, orang menyadari dan merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya dan segala sesuatu. Doa hening juga bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja.

Perjumpaan dengan Tuhan atau Yang Tak Dikenal Doa yang mendalam dan tak kunjung putus membawa pendoa semakin bersatu dengan Tuhan. Kesatuan dengan Tuhan inilah barangkali tujuan dari perjalanan hidup kaum monoteis.

Pengalaman kesatuan diri dengan Tuhan itu bisa dicapai saat manusia masih hidup. Orang tidak perlu menunggu nanti kalau sudah meninggal. Bukan hanya kisah santo-santa membuktikan kebenaran ini tetapi juga banyak pendoa di antara orang-orang biasa di sekitar kita yang masih hidup.

Sebagian orang juga mengalami apa yang disebut dengan pasca-kesatuan mistik. Dalam pengalaman kesatuan mistik aku dan Tuhan, si aku atau diri masih ada. Diri ini bersatu dengan Allahnya seperti sekeping mata uang. Di sisi yang satu ada diri, di sisi yang lain ada Allahnya. Dalam pasca-kesatuan mistik, diri dan Allah sepenuhnya berakhir. Orang mengalami sesuatu di luar waktu, Kebenaran, Realita yang Tak Dikenal atau sesuatu yang tidak perlu diberi nama. Doa hening menghantar pendoa memasuki pengalaman pasca-kesatuan mistik ini.

Bagi para pendoa seperti itu, doa bukan hanya tindakan berkomunikasi dengan Tuhan pada ruang dan waktu tertentu, tetapi seluruh hidupnya menjadi doa itu sendiri. Mereka mengalami secara actual bahwa segala sesuatu ada dalam Allah atau mereka hidup dalam kepenuhan kebenaran.*

By : Rm J. Sudrijanta, SJ

Senin, 18 Januari 2016

MITOLOGI HUJAN

Ketika hutan bertanya tentang laut 
Maka hujan bercerita tentang ikan-ikan dan 
Ketika laut bertanya tentang hutan 
Maka hujan pun bercerita tentang burung-burung dan hewan-hewan

Lalu ketika bumi bertanya tentang langit 
Hujan bercerita tentang awan dan angin 
Dan ketika langit bertanya tentang bumi 
Maka hujan pun bercerita tentang sungai dan batu

Begitu karena hutan laut langit dan bumi tak pernah berhenti bertanya 
Maka hujan pun tak pernah berhenti turun 
Di hutan menguap di laut mengalir di sungai dan dan mengawan di langit 
Dan ia lupa untuk bercerita tentang dirinya sendiri 
Sebab memang hutan laut sungai dan langit tak pernah bertanya padanya 
Tentang kabar dirinya

















{Yustinus Setyanta}

BERBEDA NAMUN SETARA

Ada pangalaman menarik yang diceritakan oleh John Gary dalam buku Men Are From Mars, Women Are From Venus. Ketika melahirkan, sang istri, Bonnie, mengalami luka persalinan yang menyakitkan sehingga harus menelan pil anti sakit terus menerus sampai lukanya sembuh. Suatu hari ketika John sedang di kantor, Bonnie kehabisan pil. Pada kakak iparnya yang berkunjung, Bonnie minta dibelikan pil. Ternyata kakak ipar perempuan lupa, dan Bonnie menderita kesakitan sepanjang hari.

Pulang kantor John langsung kena damprat Bonnie. Tentu saja John jadi berang karena merasa tidak tahu apa-apa. Pertengkaran tak bisa dihindarkan. John yang sedang lelah segera bersiap meninggalkan rumah. Tapi Bonnie menahannya. "John, aku sakit dan berhari-hari tidak dapat tidur. Tolong dengarkan aku," kata Bonnie menangis. John tidak jadi pergi.

"John Gery, kau cuma jadi sahabat di kala senang. Tapi di kala aku sedih, kau malah meninggalkan aku. Sekarang ini aku membutuhkanmu. Tolonglah, peluk aku......" Beberapa menit dalam pelukan suaminya, emosi Bonnie mereda. "Ternyata ia cuma ingin saya peluk. Sebagai pria saya tidak mengetahui bahwa sentuhan, pelukan, dan perhatian merupakan hal yang penting baginya," kata John.

Pria dan wanita memang berbeda. Ketika wanita sedang emosional, maka si pria malah ingin lari, ketika si wanita hanya memerlukan sentuhan, maka pria mengartikannya sebagai kecaman. Mengapa itu bisa terjadi.

- Berbeda Namun Setara.

This is the great distinction between sexes Men see objects, women see the relationship between objects Whether the objects need each other, love each other, match each other It is an extra dimension of felling we men are without and one that makes war abhorrent to all real women and absurd.

(Ini adalah perbedaan besar antara pria dan wanita / Pria melihat objek, wanita melihat hubungan antara objek itu / Apakah objek itu saling membutuhkan, mencintai, atau cocok / Perasaan seperti inilah yang tidak dimiliki oleh pria / dan sesuatu hal yang mengakibatkan pertengkaran yang dibenci semua wanita sejati, dan sesuatu hal yang bersifat aneh).
Puisi karya John fowles (70 tahun) yang dikutip dalam makalah seorang guru besar Jurusan Statistika FMIPA-IPB (yang tidak saya sebutkan namanya disini) "Ya Kartini, Sadarilah Kekuatan dan Kalemahanmu!" menujukan bahwa perempuan dan laki-laki sebagai makhluk manusia memang berbeda. "Sebagai makhluk yang setara, keduanya dilengkapi dengan otak. Namun cara bekerja otak lelaki dan otak perempuan tidak seluruhnya sama. Itu menyebabkan perbedaan dalam bersikap, bernalar, dan lain sebagainya"

Para ilmuwan yang melakukan penelitian secara intensif fungsi belahan otak. Berdasarkan hasil penelitian yang saya baca di sebuah majalah menyatakan bahwa otak manusia dibagi dalam dua belahan, yaitu otak kiri dan otak kanan.

Otak kiri punya kemampuan melakukan pendekatan pemecahan masalah berdasarkan fakta, analisi, tahap demi tahap, perhitungan angka-angka, lalu menyatakan dengan menunjukkan fakta disertai urutan yang logis. Sedangkan otak kanan bekerja berdasarkan spontanitas yang ada dalam pikiran, imajinasi, bentuk, suara, dan gerakan, lalu dikonsepkan dalam intuisinya. Untuk mengetahui kerja otak cukup mudah. Jika Anda berteriak ketakutan dan merasa ngeri melihat suatu kecelakaan di jalan raya, berarti Anda berpikir dengan otak kanan saat itu. Tapi teman Anda tenang-tenang saja dan hanya mengamati, berarti yang bekerja adalah otak kirinya.

Telah dibuktikan bahwa pola berpikir pada lelaki dewasa berbeda dengan perempuan dewasa. Hal ini terungkap dari hasil otopsi otak manusia, bahwa corpus callosum (jaringan sayaraf penghubung kedua belahan otak) pada perempuan lebih besar dibanding pada lelaki. Ini menunjukan bahwa pada perempuan koordinasi antara otak kiri dan kanan berlangsung lebih cepat dan lebih efesien. Penelitian dengan teknologi penginderaan mutahir yang mengunakan FMRI (function magnetik resonance imaging) dan PET (positron emmission tomography) juga mengungkapkan adanya perbedaan pola berpikir pada perempuan dan lelaki. Dalam artikel Sex differences and Brain Organization yang dipublikasikan dalam jurnal The Behavioral and Brain Sciences menjelaskan bahwa laki-laki cenderung menggunakan satu belahan otak dan perempuan cenderung menggunakan kedua belahan otak.

Dalam buku Taching for the Two Sided Mind: A guide to Right Brain/Left Brain Education mendeskripsikan bahwa belahan otak kiri memiliki kemampuan analistis, dan belahan otak kanan memiliki kemampuan untuk berpikir sintetis. Oleh karena itu pada otak kiri tedapat proses berpikir yang linier dan sekuensial (bergerak secara bertahap). Belahan ini sangat efektif untuk memroses infomasi yang bersifat verbal. Sedangkan pada belahan otak kanan terdapat kemampuan berpikir yang menyatukan bagian-bagian untuk membentuk konsep keseluruhan yang utuh tanpa terikat oleh langkah-langkah yang terstruktur atas dasar waktu maupun ruang. Pemakaian kedua belahan otak oleh perempuan menunjukkan bahwa dalam bertindak, perempuan juga menggunakan perasaannya. Hal ini juga merupakan kelemahan sekaligus juga kekuataan bagi perempuan. "Kelemahan, karena ia mudah terpengaruhi perasaannya oleh infomasi yang berlebihan sehingga perempuan sulit memisahkan perasaan dari nalar. Kekuataan; karena dengan perpaduan itu ia lebih terampil meredam permusuhan dan mengupayakan perdamaian".

Karena perempuan menggunakan nalar dan perasaan sekaligus, kita boleh bangga dengan kelebihannya: ia bisa menjadi sahabat yang baik, ia bisa menjadi pendidik yang lebih terampil. Dalam mendidik anak pun seorang ibu berkomunikasi dengan nalar dan perasaan. Ibu tak hanya memberi cinta dan sayang tetapi juga mengajarkan rasa cinta dan kasih sayang pada anaknya.

- Senang Berbagi

Wanita sejak lama dicap tukang gosip, baik di arisan, di kantor, atau di lingkungan rumah. Meskipun menyebalkan, sindiran itu tidak salah. Secara garis besar pria lebih dominan belahan otak kirinya, sedangkan wanita lebih dominan belahan otak kanannya. Dengan demikian pria lebih menonjok dalam solusi hal masalah, sedangkan wanita umumnya mengutamakan berbagi rasa (sharing).

Perbedaan ini bisa menjelaskan persoalan John dan Bonnie dalam buku Men are from Mars, Women are Venus, yang disebut diawal tulisan di atas. Dengan kemarahan dan keluhannya, sebenarnya Bonnie hanya ingin berbagi rasa dengan suaminya. Tapi John justru merasa Bonnie menyalakannya. Dan ia mengambil jalan sepihak: meninggalkan rumah. "Jika menemui masalah, pria akan bersembunyi di dalam gua sampai ia menemukan pemecahannya. Sedangkan wanita akan membicarakannya".

Hal ini juga dialami teman saya yakni pasangan Harry dan Indri. Jika indri yang ibu rumah tangga menggakui lebih baik marah dari pada diam saja. "Bisa sakit saya kalau diam," kata mbak Indri. Sedangkan mas Harry "Sebelum kemarahan saya meledak, saya pikir dulu kenapa bisa terjadi begitu, dan marah pun nggak asal marah," ujarnya.

Begitu pula pengalaman Julian, "Seorang teman perempuan saya langsung melabrak orang itu begitu mendengar dirinya diomongin. Ia bukannya mencari tahu kebenaran atau sebabnya," ujarnya. Dalam pengalaman cinta Julian menuturkan, "Perempuan maunya mendengar lakinya menyatakan cintanya dengan kata-kata tidak cukup hanya satu, dua kali. Kadang malah bertanya, 'Sebenarnya kamu cinta nggak sih sama saya?' Pertanyaan itu diulang-ulang melulu, 'Sebenarnya kamu percaya nggak sih sama saya?'"
Wanita membutuhkan cinta yang penuh perhatian, pemahaman, dan rasa hormat. Sedangkan lelaki membutuhkan cinta yang penuh kepercayaan, penerimaan, dan penghargaan. Nah, dengan memahami fungsi otak Anda, maka Anda akan lebih memahami diri Anda (yah, syukur-syukur pertengkaran dengan si dia menjadi berkurang).

- Secara Hormonal

Pengaruh hormon yang membuat pria dan wanita berbeda, juga tak kalah penting. Hormon wanita, estrogen, punya pengaruh terhadap perkembangan fisik wanita sehingga berbeda dengan pria. Selain itu, estrogen juga berpengaruh tehadap sexs sekunder (suara khas wanita, payudara membesar, dan lainnya), siklus haid, dan secara tidak langsung mempengaruhi emosi wanita: meningkatkan rasa percaya diri, membuat gembira, optimis dan energik. Menjelang haid, wanita mengalami pre menstrual syndrome (PMS). Pada saat-saat itu estrogen membuat wanita menjadi sangat sensitif, mudah marah dan sedih, cenderung depresi, dan merasa kurang nyaman. Tapi di saat ovulasi, di mana sekresi estrogen mencapai titik tertinggi, justru pengaruhnya tak terlihat.

Estrogen dalam pembulu darah, juga punya pengaruh. Ia menekan kadar kolestrol dalam darah, dan dengan sendirinya menghambat terjadinya atherosclerosis (penyempitan pembulu darah karena penumpukan lemak). Agaknya tingginya kadar estrogen inilah yang menjadi alasan mengapa insidensi serangan jantung dan komplikasi berbagai penyakit pembulu darah lebih rendah lebih rendah pada wanita dibanding pada pria.



Perbedaan itu bukan penghalang atau saling serang akan kekurangan masing-masing karena keduanya saling membutuhkan dan sejatinya pria dan wanita dipanggil untuk menanggapi rencana-Nya dan melaksanakan kehendak-Nya.







(Yustinus Setyanta)

Minggu, 17 Januari 2016

PUISI MOTHER TERESA

Dalam keheningan perjalanan pertama yang sangat jauh meninggalkan (Loreto) menuju Benggala India, selama lima pekan. Pada 6 Januari 1929, ketika kegembiraan dan kesedian bercampur aduk dalam hatinya menyalurkan perasaannya dalam sebuah puisi: 

SELAMAT TINGGAL

Kutinggalkan rumahku yang kusayangi 
Dan tanah kelahiranku yang permai 
Ke Benggala yang panas dan gersang 
Nun jauh di pantai sana. 
Kutinggalkan teman-teman lamaku 
Kutinggalkan keluargaku dan rumahku 
Hatiku menghelaku ke depan 
Tuk melayani Kristusku. 

Selamat tinggal bunda terkasih
Semoga Tuhan Senantiasa bersamamu
Kuasa yang lebih tinggi menghendaki aku 
Tuk pergi ke India yang panas dan kering. 
Kapal bergerak perlahan-lahan ke depan 
Meninggalkan buih-buih ombak di buritan, 
Ketika untuk terakhir kalinya kupandang 
Pantai Eropa tersayang di sana. 

Berdiri dengan berani di geladak 
Dalam kegembiraan, dalam kedamaian hati, 
Kebahagiaan murid kecil Kristus 
Calon mempelai-Nya yang baru. 
Di tangannya sebuah 
Salib besi Tempat sang Juru Selamat bergantung, 
Sementara jiwanya masih bergejolak 
Merenungkan pengorbanan pedihnya. 
“YA Tuhan, terimalah pengorbanan ini 

Sebagai tanda cintaku, 
Tolonglah aku ciptaan-Mu 
Untuk memuliakan nama-Mu! 
Sebagai balasan, aku hanya meminta-Mu, 
Bapa kami semua yang paling baik: 
“Perkenankan aku menyelamatkan setidaknya 
Satu jiwa Yang telah Engkau ketahui”. 
Sehalus dan semurni embun musim panas 
Air mata hangatnya yang lembut mulai mngalir, 
Menyiram dan menyucikan 
Pengorbanannya yang memedihkan. 

(Mother Teresa) 

+ + + + + + + + + + + +

Ada dua kalimat yang sangat saya sukai dalam puisi diatas:
 
1. Kebahagiaan murid kecil Kristus. Calon mempelai-Nya yang baru Lihatlah sahabat, begitu rendah hati nya sosok Mother Teresa, beliau mengagap dirinya hanyalah "murid kecil Kristus". Bandingkan dengan keadaan di sekitar kita saat ini, banyak orang-orang yang menjuluki diri nya sendiri hamba Tuhan yang besar, hamba Tuhan yang sangat terurapi, dan hamba Tuhan yang terbekati. Sungguh ironis, yah buat saya semua itu sunggu sangat ironis. Apakah kita semua telah lupa akan perkataan Yesus dalam Kitab Lukas 17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." Apakah kita telah lupa, atau memang kita sengaja pura-pura menjadi lupa? 

2. “Perkenankan aku menyelamatkan setidaknya satu jiwa yang telah Engkau ketahui”. Kita sama-sama tahu apa yang telah Mother Teresa lakukan di negara India untuk kemuliaan Tuhan. Hanya sebuah karya misi kecil pada awal nya diwilayah India, lalu pada akhir nya meluas dan tersebar hingga keseluruh dunia melalui Ordo Misionaris Cinta Kasih. Dibalik karya Mother Terasa yang bisa kita lihat saat ini, tampak sebuah kisah kerendahan hati nya "perkenankan aku menyelamatkan satu jiwa". Matius 23:11-12 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan Sungguh karya Tuhan terjadi, karya Tuhan yang dapat disaksikan oleh seluruh umat manusia bukan hanya oleh orang-orang percaya saja. Karya Tuhan melalui hamba-Nya murid kecil Kristus yang diawali kesederhaan hati ingin memenangkan satu jiwa saja. Kau luar biasa, Bapa, memakai orang-orang yang Kau pilih secara langsung dengan segala kerendahan hati yang mereka miliki. Ubahlah kami seturut kehendak-Mu, agar kami memiliki kerendahan hati seperti yang Kau inginkan dan dapat berkarya bagi sesama kami untuk kemuliaan nama-Mu


Selasa, 12 Januari 2016

MEMBAHASAKAN SUARA JIWA

Aku tidak sesekali mendakwa 
Mana pula tanpa tata krama 
Aku cuma mencatat suara jiwa 
Membahasakan aksi kuterima

Jika terdengar sumbang liar bahkan meradang 
Itu karena mereka terkekang 
Dari lembah keterasingan suara kata hati 
Aku tek berniat membenci apalagi caci maki

Aku "Kata hatiku" 
Rajutkan jadi titian 






{Yustinus Setyanta}

Sabtu, 09 Januari 2016

BER-"ISI"

Seorang murid begitu mengagumi gurunya. Baginya sang guru adalah sumber pengetahuan, hikmat, dan kebijaksanaan. Dalam benaknya, sang guru adalah segala-galanya, begitu luar biasa, dan dapat diandalkan. Ketika kekagumannya semakin kuat hingga cenderung menempatkan sang guru begitu tinggi, sang guru mengingatkan dia dengan sebaris kalimat "Sesungguhnya semua yang isi itu kosong, dan semua yang kosong itu isi." Kalimat pendek itu membuat dirinya bertanya-tanya tentang makna yang sesungguhnya.

"Semua yang isi itu kosong dan semua yang kosong itu isi" adalah kesejatian diri yang asasi. Itulah hakikat yang sesungguhnya dari setiap pribadi. Sebuah metafora yang di dalamnya setiap orang, siapa pun dan bagaimana keberadaan orang tersebut, tidak ada yang "penuh" dan tidak pernah ada yang "minim" sepenuhnya.

Segala sesuatu yang dianggap hebat, kuat, dan tanpa cacat cela (sempurna) sesungguhnya bukanlah apa-apa. Semua itu hanyalah sementara, sebuah kefanaan dan tidak pernah ada yang kekal. Sesaat memang begitu luar biasa dan hebat, tetapi dalam sekejap bisa berubah menjadi sangat berbeda. Oleh karena itu, tidaklah bisa dan tidak munggkin membanggakan diri, apalagi mengunggulkan diri dengan sesuatu yang tampak "isi" dalam diri, seperti jabatan, kedudukan, kepemilikan dan apapun itu. Tidaklah mungkin menjaga dan terus-terusan mempertahankan semua itu selalu melekat dalam diri. Ada waktunya herus melepasnya. Begitu terobsesi terhadap apa yang tampak isi hanya akan membuat menjadi pribadi yang kosong. Merasa isi dan penuh padahal sesungguhnya kosong. "Ah, orang bisa bicara ini itu aku juga bisa bahkan melebihi apa yang kamu katakan"

Sebaliknya, siapa pun yang siap mengosongkan diri dan melepaskan semua yang tampak isi tanpa merasa berat, tetapi dengan rela dan tanpa beban, sesungguhnya ialah pribadi yang benar-benar ber-"isi". Bukankah bulir gandum semakin berisi akan semakin merunduk, tidak berdiri tegak dan menentang sekitarnya. Hanya bulir-bulir gandum yang kosong sajalah yang berkasnya mejulang. Demikian halnya dengan padi semakin berisi semakin menundukan diri.

Mereka yang betul-betul "isi" tidak pernah takut kalau dirinya tampak kosong karena "isi" atau "kosong" tidak pernah ditentukan oleh penilaian dari luar.

Nah, Manusia itu cuma memiliki dua hal, kelemahan dan kekuatan. Kepandaian di satu sisi, kebodohan di sisi yang lain. Oleh karena itu, selama segala sesuatu itu dihasilkan manusia, yaa..hasilnya mengandung dua hal abadi itu yang menempel dan tak bisa dilepaskan.

Jadi, sungguh wajar kalau tak ada karya buatan manusia yang sempurna. Yang sesungguhnya lebih penting dari itu adalah melatih kemampuan menghargai keindahan karya seseorang, tidak hanya dengan kasatnya mata, tetapi juga dengan murninya hati. Syukur-syukur dapat menyerap maknanya bukan malah menggungulinya. Sempurna itu salah satunya kalau saya bisa memainkan hati, dan bukan hanya memainkan mata.

Hal lain adalah: "Nobody has the whole truth, every body has piece of everything." Di dunia ini tidak pernah ada seorang pun yang memiliki seluruh kebenaran; masing masing orang hanya memiliki sepotong kebenaran (termasuk saya). Oleh karena itu, tidak pernah ada seorang pun di dunia ini yang sepenuhnya tanpa cacat cela (sempurna) atau sepenuhnya "isi", selalu saja ada bagian dari dirinya yang dipenuhi oleh orang lain. Begitu juga sebaliknya, tidak pernah ada di dunia ini pribadi yang sepenuhnya "kosong", selalu saja ia dapat memberi sumbangsih untuk orang lain agar dapat dipenuhkan.






(Yustinus Setyanta)

Jumat, 08 Januari 2016

LEBIH BERHARGA DARI PERMATA

"Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata (Amsal 31:10)"
Di mata Tuhan, kita pasti berharga. Buktinya, Tuhan bersedia menebus kita dengan nyawa-Nya sendiri. Namun, Tuhan juga ingin kita berharga di mata dunia. Rasul Yakobus pun memperingatkan bila ada orang merasa dirinya berarti, padahal orang lain sama sekali tidak merasakan pentingnya kehadiraannya, berarti ia sedang menipu dirinya sendiri.

Tetapi, Tuhan mau kita berharga bukan menurut standar dunia, seperti; kekayaan dunia, penampilan, gaya hidup, jabatan, atau kelas pergaulan. Ibarat permata bernilai tinggi bukan kerena penampilan luarnya, melainkan karena kualitas bahan baku dan prosesnya. Inilah spirit dalam lagu "Lebih Berharga dari Permata" (dibawakan Jani Hutagalung)

-  Kupercaya Kau Tuhan yang mahatahu, apa rencana indah atas diriku. 
    Merasa bukan siapa-siapa dibanding orang lain? Keep the faith! Permata lahir bukan di tempat yang bagus. Namun, permata pasti memiliki element khusus yang membedakannya dengan lainnya. Kita diberi roh yang dari Tuhan saat kita menerima-Nya dalam hati kita. Spirit yang siap melakukan hal-hal mulia. Orang sukses tidak selalu tahu masa depannya, tetapi selalu mempersiapkan dirinya agar layak untuk masa depan yang lebih baik.

-  Dan kupercaya Tuhan yang paling mengerti, batas kekuatan yang aku miliki.
    Merasa lemah, tak berdaya, dan berharga? Keep the faith! Permata tidak serta-merta berkilau. Ia mesti melalui proses pemurnian. Tuhan ahli dalam membentuk dan mengasah hidup kita. Tuhan pasti tahu sejauh mana kekuatan kita karena Dia ada dalam kita. Orang yang bukan tidak punya kelemahan. Ia hanya tidak mau memakai kelemahannya sebagai alasan untuk tidak maju.

- Apa pun api pencobaan yang sedang Kau izinkan,membuatku lebih kuat dari sebelumnya. 
    Merasa heran mengapa mesti menghadapi pencobaan walaupun kita berusaha hidup dengan baik? Keep the faith! Yang membedakan kualitas permata dengan kaca berkilau biasa adalah ia tidak mempan dibakar begitu saja. Tuhan mengizinkan pencobaan justru supaya dunia biasa melihat kualitas kita. Kalau dalam keadaan baik, semua orang bisa saja bersyukur, bersukacita, mengatakan hal yang baik. Namun, hanya dalam keadaan tidak baiklah, kualitas spirit seseorang terlihat jelas sekali. Orang sukses bukan selalu kuat, tetapi ia selalu berusaha mengurangi setiap kelemahannya dan meningkatkan setiap kekuatannya.

- Bila ku sabar menjalani, sampai pada akhirnya. Engkau menguatkanku menjadi lebih berharga dari permata. 
     Merasa pencobaan tidak selesai-selesai? Keep the faith! Meskipun ini zaman digital dan otomatis, teknologi canggih, proses pengasahan permata sekalipun memakai alat canggih seperti laser, tetap mempergunakan cara lama seperti mengerjakan suatu karya seni: perlahan-lahan dan butuh waktu yang tepat. Demikianlah TUHAN Sang Maha Seniman berkarya. Ia pasti tahu cara membuat diriku menjadi adikarya-Nya. Orang sukses tidak selalu tahu kapan prosesnya berhenti. Ia hanya tidak mau berhenti di tengah proses.

Salah satu power of worship adalah Tuhan mengubah roh kita di hadirat-Nya agar siap menjadi berkualitas di mata dunia. Sebagaimana Kristus yang meskipun berada di lingkungan nelayan, Dia begitu dihargai para pembesar Romawi yang pernah bertemu dengan-Nya. Jadi tetap menyembah untuk mangalami kuasa yang mengubah kita menjadi pribadi yang lebih berharga daripada permata di mata dunia agar nama Tuhan dipermuliakan

Salam Power!





{Yustinus Setyanta}

Kamis, 07 Januari 2016

PENIKMAT HUJAN

Memasuki musim hujan. Bagi sebagian orang, khususnya penikmat hujan, dengan datangnya hujan akan disambut dengan suka ria. Sebagian orang memang senang ketika hujan turun. Bahkan para ahli menyebut orang-orang seperti ini sebagai Pluviophiles.

Orang-orang pecinta hujan, selalu menikmati hujan dengan meringkuk dalam selimut yang nyaman, menikmati minuman panas dengan membaca buku, koran atau kegiatan lain sembari menikmati hujan. Mereka adalah orang yang merasa damai sejuk ketika hujan mendera.

Biasanya, orang-orang seperti ini mempunyai pribadi yang menyenangkan. Mereka juga nggak pernah memperlihatkan wajah muramnya pada orang-orang disekitarnya. Nggak heran para Pluviophiles cenderung segar. Lalu, mengapa para penikmat hujan cenderug mempunyai hidup yang lebih ceria? hasil interaksi dengan beberapa orang pencinta hujan.:

Seorang Pluviophiles sangat paham bahwa hujan adalah anugerah TUHAN yang diberikan melalui ala kepada manusia

=> Penikmat Hujan Selalu Menikmati Hidup di Setiap Detiknya
     Penikmat hujan itu orang yang sangat imajinatif. Ketika mereka bisa merasakan setiap rintik hujan yang turun, hal ini berpengaruh pada kehidupan mereka. Mereka tahu bagaimana melihat realitas kehidupan yang sederhana dan menempatkannya sesuai konteks. Sikap Pluviophiles yang menghargai aroma hujan yang segar dan nuansa air yang menetes berdampak pada sikap keseharian mereka yang lebih terbuka dengan apapun dan siapapun. Selalu memperhatikan lingkungan sekitar. Ia tahu bahwa sedih dan senang adalah salah satu proses hidup, maka mereka tak pernah mengeluhkan tentang hidup yang begitu sulit. Mereka akan selalu menikmati hidup di setiap detiknya.

=> Mereka Merasakan Kedamaian di Dalam Hatinya Saat Hujan Turun      Bagi orang-orang penikmat hujan, mereka selalu merasakan hati yang damai dan tentram ketika guyuran hujan mulai jatuh ke bawah tanah. Mereka menganggap kalau saat hujan turun adalah waktu yang tepat untuk ‘me time’. Menikmati hujan sambil menyuruput coklat panas atau teh panas, bergumul dengan selimut di kamar yang nyaman, hanya ditemani oleh novel kesayangan atau hewan peliharaan. Tak ada suara bising apapun, cukuplah suara derasnya hujan sebagai latar belakangnya. Bilamana pas tidak bekerja.

=> Baginya Suara Hujan Merupakan Alunan Orkestra yang Bisa Menentramkan Hati
      Mendengar suara tetes-tetes air yang turun dari genteng rumah, maupun pemandangan air hujan yang memukul-mukul tanah di halaman rumah atau dimana saja ketika turun hujan merupakan pertunjukan yang tak boleh dilewatkan oleh orang penikmat hujan.

Baginya, inilah kesempatan mendengarkan orkestra alam yang diberikan Tuhan kepada umatnya. Ibarat candu, orkestra ini bisa menenangkannya, bahkan redanya hujan bisa membawa keindahan. Yaitu pelangi yang muncul setelah hujan. Meskipun tak selalu pelangi itu muncul tatkala selesai hujan namun setidaknya merasakan kesegaran dan kesejukan.

=> Mereka Senang Ketika Menghirup Aroma yang Muncul Setelah Hujan
      Seorang Pluviophiles akan selalu menikmati aroma tanah khas yang muncul setelah hujan, seperti aroma udara yang lembab dan bersih. Menurut peneliti kebahagiaan, Dr Matt Killingsworth, menggunakan aplikasi smartphone yang disebut “Track Your Happiness” untuk meminta orang-orang melaporkan tingkat kebahagiaan mereka selama hujan turun.

Hasilnya sangat mengejutkan, ia menemukan bahwa kebahagiaan berhubungan langsung saat hujan turun, termasuk saat bermain-main dengan percikan atau genangan air. Akan ada rasa yang begitu menyenangkan di hati saat mereka mencium aroma petrichor (Aroma tanah basah akibat terkena hujan).

=> Mereka Memiliki Rasa Percaya Diri yang Tinggi
      Mungkin agak sedikit aneh, kok hujan dihubung-hubungkan dengan kepercayaan diri? Namun, jika diperhatikan orang-orang yang hujan-hujanan begitu terlihat menikmati turunnya hujan. Hujan-hujanan mungkin terlihat seperti tindakan ke kanak-kanakan atau semacamnya.

Tetapi, saat penikmat hujan bermain air dibawah rintikan hujan, mereka tak peduli tentang apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya. Yang mereka tahu adalah ia selalu ingin menikmati momen yang ada. Dengan rasa penuh percaya diri dan bersukacita.

=> Mereka Adalah Orang yang Mencintai Alam
      Seorang pecinta hujan tak pernah panik menghadapi perubahan iklim yang mendadak. Baginya, hujan adalah anugerah karena melalui hujan bunga-bunga menjadi tumbuh bermekaran. Karena hujan juga, kita bisa melihat tanaman-tanaman di kebun tumbuh dengan sangat subur.

Mereka penikmat hujan, sangat paham bahwa hujan turun adalah bentuk keseimbangan kondisi alam. Bukan untuk mengganggu rencana-rencana yang telah direncanakan. Mereka pun tak pernah menggerutu ketika hujan turun. Orang-orang pecinta hujan adalah orang-orang yang menyayangi alam di bumi.

=> Pecinta Hujan Adalah Orang yang Memiliki Jiwa Romantis
      Sebagian besar orang pecinta hujan adalah orang yang memiliki jiwa romantis. Memang, hujan yang turun di sore hari selalu membuat suasan lebih melankonis. Selain selalu mengingatkan atau mengintropeksikan diri, hujan di sore hari juga merupakan momen yang sangat pas untuk menciptakan puisi, lirik lagu atau cerita cinta yang romantis. Entah sudah berapa banyak cerita, lagu, puisi yang dilatarbelakangi oleh hujan.

=> Bahkan, Penikmat Hujan Dapat Melihat Keindahan Dalam Kepedihan
      Sama seperti hujan yang membawa ketenangan dan hidup baru, pecinta hujan juga menghargai segala hal yang baru setelah kepedihan menyelimuti sebelumnya. Dari hujanlah ia bisa melihat keindahan dalam kesedihan. Baginya, ketika hujan itulah dia bisa menemukan ketenanga, maupun kebahagiaannya.

Tatkala turun hujan, barangkali aktivitas di luar ruangan tergangu, mungkin akan mengerutu, mengeluh. Namun setelah hujan reda muncul kesegaran baru bila saja mau menerimanya. Bukankah dalam kehidupan kita masing-masing yang kita jalani juga demikian, adakalanya menemui persoalan hidup yangmelilit pait, tapi jika kita mau menikmatinya akan tak terasa dan menemukan hikmah dibalik masalah dan persoalan hidup, setelah reda kita memperoleh kesegaran baru.





Malahan momen pas hujan itu bisa bikin suasana jadi lebih romatis dengan sang pujaan hati.

Cewek: “Duh dingin banget yah hawanya..”
Cowok: “Iya dingin,lah kan ujan. Emang kamu gak bawa sweater?”
Cewek: “Nggak. Hehehe. Aku lupa nih. Hehehe.” *nyengir kuda*
Cowok: “Kamu pake aja sweaterku nih..”
Cewek: “Eh serius gak apa-apa? Nanti kamu lagi yang kedinginan.”
Cowok: “Gak apa-apa kok. Biar kamu ngerasa lagi dipeluk aku. Hehehe”
Cewek: Co Cuuuuiiit!
Romantis kan? Romantislah yah, uhuiiiii..................
Itulah beberapa hasil penelitian mengapa penikmat hujan selalu cepat bersukacita hidupnya. Karena mereka selalu menikmati momen di hidupnya. Mereka tak merutuki keadaan jika datang musim hujan. Dan Rain lovers know the true meaning of the expression, “You only live once.”

















(Yustinus Setyanta)

TOILET

Salah satu hajat hidup tiap orang yang sukar bahkan tak dapat dihindari adalah buang air kecil atau kencing, yang dalam bahasa anak-anak disebut pipis. Meminjam ilmu kedokteran, fungsi pipis ini adalah untuk mengatur keseimbangan cairan, mineral, dan elektrolik, di samping merupakan pembuangan sisa metabolisme ginjal yang tidak berguna.

Berapa kali Anda harus pipis dalam sehari? Memang tidak ada aturannya. Tetapi pada keadaan tertentu, frekunsinya bisa menjadi banyak. Misalnya bila kita tinggal di daerah dingin. Konon ini terjadi karena metabolisme di ginjal meningkat, sehingga produksi urine juga meningkat. Nah, inilah yang pernah saya alami. Memang kadang-kadang agak meyebalkan sekaligus menjengkelkan juga, karena sebentar-sebentar harus ke toilet. 

Suatu hari rombongan bus pariwisata kami tiba di sebuah restoran lama saji dengan halaman luas serta menghadap ke pemandangan alam yang tampan nan menawan. Ketika kami menunggu hidangan keluar, seorang teman menghampiri saya sambil berbisik, "Eh, Mas.. .cepat ke restroom. Ada yang asik di sana," katanya. Dasarnya emang udah kebelet pipis tanpa menghadirkan penasaran dengan apa yang dibilang teman tersebut, saya pun bergegas ke tempat yang di maksud. Begitu tiba di tempat, segera saja mata saya menyapu ke sekeliling toilet, mencari-cari kalau-kalau ada sesuatu yang asik seperti yang dibisiki si teman tadi. Tapi, kok tak ada yang aneh, sih?. Ternyata yang disebut asik oleh sejawat saya itu baru tampak ketika saya menekan tombol penyiram. Berbeda dengan umumnya toilet yang saya kenal, toilet yang satu ini terbilang cukup canggaih. Wah, boleh juga, nih toilet, bersih dan nyaman untuk ukuran toilet umum

Pengalaman lain ketika berada di stasiun kereta api di kota Surabaya. Setiap akan berangkat untuk perjalanan jauh, saya pergi dulu ke toilet. Di situ saya jumpai pengumuman khusus untuk pengguna toilet. Bahwa angka tarif pengguna toilet akan naik, di toilet tersebut ada tulisan pengumuman mengenai kenaikan tarif pengguna toilet. Hi..hi..hi...senyum tipis saya ketika membaca pangumuman kenaikan tarif pengguna toilet umum di stasiun kereta api tersebut. "Tarif pipis aja bisa naik apalagi yang lain!". Kala itu Indonesia sedang dihebohkan dengan kenaikan harga BBM dan diikuti dengan kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya.

Di bandara sebelum keberangkatan pesawat terbang yang hendak saya tumpangi untuk membawa menuju sebuah kota, tak lupa saya pergi ke toilet, pas kebetulan di situ penuh dengan para pengguna toilet dari ragam rupa manusia yang juga punya hajat sama. Maka antrian pun di perlukan tetapi antrian itu tidak memakai nomor urut seperti di kantor-kantor pelayanan umum masyarakat. Mau tak mau saya pun ikuti antri sambil tertunduk lamas, menahan rasa, kebelet pipis. Dan baru beberapa menit kemudian saya mencapai pintu toilet, setelah mengeluarkan hajat uhhh....lega, selega-lega sangat rasanya entahlah sukar untuk digambarkan dengan kata-kata

Di sebuah taman saya melihat patung anak lelaki balita yang telanjang dan sedang pipis. Uniknya patung anak balita telanjang yang sedang pipis itu, seperti ada suatu kesan tertentu di sebuah taman tersebut. Wah, bagi yang sensi rohani dapat menghadirikan anggapan negative yang menyiratkan pornografi, nie! tapi bagi yang jiwa seni tentu tidak begitu justru memahami arti bahwa itu hanyalah bentuk ekspresi kehidupan yang tertuang dalam karya seni rupa, toh semua manusia juga sangat membutuhkan pipis. 

Suatu ketika saya menghadiri sebuah perhelatan, festival seni dan budaya nusantara di sebuah gedung serba guna yang lapangannya membentang luas. Banyak kali pengunjungnya. Namun satu hal yang tidak mengenakkan adalah saat saya hendak buang air kecil/pipis. Saya terpaksa memakai toilet yang baunya minta ampiyuuunnnn deh. Baunya tak kalah sedapnya dengan aroma pete atau jengkol.

Barangkali ada, yang mengerutu atas ketidaktersediaan fasilitas public toilet/toilet umum yang memadai, aman, nyaman, terawat, dan sehat. Atau mempunyai pengalaman yang unik maupun lucu-lucu geli tatkala mengingatnya. Sejak gerakan toilet bersih yang dikumandangkan oleh Asosiasi Toilet Indonesia - DEPKES di Bumi Pertiwi jelang tahun 2000-an, pola pikir masih menjadi kendala menghadirkan toilet umum yang bersih. Selain itu, fakta mengemukakan dari hasil interaksi masyarakat mengenai buruknya kondisi toilet umum di sejumlah fasilitas umum baik milik swasta maupun milik pemerintah cenderung mengelola toilet umum dengan seadanya. Mengutip kalimat diopini Asosiasi Toilet Indonesia 
"Toilet itu Kebutuhan Bukan Pilihan"





(Yustinus Setyanta)

DI SANA GUNUNG DI SINI BUKAN GUNUNG

     Perlahan-lahan kendaraan yang kami tumpangi melewati jalanan yang berliku, rusak parah dan dipenuhi dengan lumpur kecoklatan. Di sebelah kiri kami berdiri tebing yang terkelupas, nampak rapuh dan sesewaktu mungkin akan longsor. Di sebelah kanan menganga jurang yang cukup dalam dan menakutkan. Tak banyak pepohonan yang tumbuh rimbun. Senja menjelang tiba, namun di kejauhan masih nampak sayup bayangan pegunungan yang diterpa cahaya petang dalam warna kuning keemasan. Deretan bukit-bukit yang berwarna gelap dengan dasar melebar dari sebuah sungai yang mengering dan hanya menyisakan hamparan batu-batu kali. Dengan menderu-deru, kendaraan kami merangkak naik, terus naik. Dan gelap malam pun perlahan mulai menutupi pandangan kami.
Fajar menyingsing. Hari baru tiba. Dari atas villa sederhana ini, saya memandang ke kejauhan. Suatu panorama yang menakjubkan, deretan pegunungan dan sawah nampak membentang luas hingga ke ufuk pandangan mataku. Samar-samar saya melihat liukan jalan yang telah kulalui petang kemarin. Semuanya kini nampak indah, dan bagaikan lukisan alam permai yang sering kusaksikan di dinding-dinding biro pariwisata. Tak nampak lagi jalan yang rusak, berlumpur dan gersang yang semalam kami lewati dengan susah payah. Panorama yang di kejauhan nampak demikian indah dan memukau, belum tentu seperti itu saat kita sendiri telah berada dan langsung menempuh perjalanan kita di tengah-tengah lokasi itu sendiri. Mungkin akan muncullah jalan yang bopeng, rusak dan dengan susah payah harus kita tempuh agar tujuan kita bisa tercapai.

     Ketika belum kesana melihat gunung adalah gunung yang membiaskan estetika alam yang menawan, ketika sampai disana, gunung tak nampak gunung lagi, tapi ketika meninggalkannya, gunung kembali adalah gunung, pada dasarnya tidaklah belajar apa-apa, tapi untuk makin memahaminya. "Sekarang kau berada di gunung itu, jadi kau tidak melihat gunung yang sebenarnya, tapi setelah kau tinggalkan gunung itu, kau akan seperti diriku, melihat gunung kembali sebagai gunung tapi dengan lebih memahami makna dari gunung tersebut."

Benar, bahwa sesuatu yang nampak indah di kejauhan belum tentu seindah itu jika kita langsung berada dekat padanya. Apa yang kita lihat dengan penuh pesona, apa yang kita pandang dengan penuh rasa takjub dari kejauhan dan selalu membuat kita kagum, belum tentu akan nampak demikian saat kita telah berada dekat padanya. Hidup memang selalu menyimpan misteri-misterinya sendiri. Demikian pula kita selalu memiliki pahlawan dalam hati, profil yang demikian kita kagumi dan kita segani hanya karena kita memandang sosok itu dari kejauhan. Menakjubkan namun tak teraih. Tetapi apakah sosok yang sama masih akan tetap membuat kita kagum dan takjub bila kita dekat dengan dia, bila kita telah menjadi bagian dari kehidupannya sehari-hari ketakjuban dan kekaguman luntur, saat kita tahu dan mengenal kelemahan-kelemahan manusiawinya. Sebab, siapakah yang sempurna di dunia ini?.

Mungkin sesuatu yang unik sekaligus menarik memiliki nilai lebih karena bisa membuat orang-orang di sekitar kita penasaran atau malah kita yang penasaran. Tetapi setelah penasaran itu terobati jangan-jangan muncul rasa kebosanan yang tidak sewajarnya lantaran apa yang menakjubkan, apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang selama ini terlihat indah seakan tanpa cacat cela. Semoga kita tidak demikian adanya tetapi sama-sama sadar yang menyadari.


Menghirup kesegaran udara kehidupan dari-Nya. Di antara teman-teman, kawan, sahabat, dan siapa saja yang mendampingi, sosok-sosok yang hangat, ceria, saling menerima segala kekurangan dan kelebihan dan penuh rasa persaudaraan. Hidup sangat bermakna indah apa adanya dalam rangkulan damai sejahtera-Nya.



(Yustinus Setyanta)

BARANGKALI CINTA

Barangkali cinta… 
jika darahku mendesirkan gelombang 
yang tertangkap oleh darahmu 
dan engkau beriak karenanya. 
Darahku dan darahmu, 
terkunci dalam nadi yang berbeda, 
namun berpadu dalam badai yang sama.

Barangkali cinta… 
jika napasmu merambatkan api 
yang menjalar ke paru-paruku 
dan aku terbakar karenanya. 
Napasmu dan napasku, 
bangkit dari rongga dada yang berbeda, 
namun lebur dalam bara yang satu.

Barangkali cinta… 
jika ujung jemariku mengantar pesan 
yang menyebar ke seluruh sel kulitmu 
dan engkau memahamiku seketika. 
Kulitmu dan kulitku, 
membalut dua tubuh yang berbeda, 
namun berbagi bahasa yang serupa.

Barangkali cinta… 
jika tatap matamu membuka pintu menuju jiwa 
dan aku dapati rumah yang kucari. 
Matamu dan mataku, 
tersimpan dalam kelopak yang terpisah, 
namun bertemu dalam setapak yang searah.

Barangkali cinta… 
karena darahku, napasku, 
kulitku, dan tatap mataku, 
kehilangan semua makna dan gunanya 
jika tak ada engkau di seberang sana.

Barangkali cinta… 
karena darahmu, napasmu, 
kulitmu, dan tatap matamu, 
kehilangan semua perjalanan dan tujuan 
jika tak ada aku di seberang sini.

Pastilah cinta… 
yang punya cukup daya, hasrat, kelihaian, 
kecerdasan, dan kebijaksanaan 
untuk menghadirkan engkau, aku, ruang, waktu, 
dan menjembatani semuanya
demi memahami dirinya sendiri.















(Yustinus Setyanta)

Selasa, 05 Januari 2016

MENGAPA WANITA MUDAH CEMAS?

(Foto Lukisan)

Anda mengalami sulit tidur, padahal jam sudah menunjukan lewat jam 12 tengah malam. Masalahnya, Anda cemas. Anda mencemaskan suami yang sedang bertugas keluar kota, anak yang besok ujian. Anda mencemaskan hal-hal yang belum (pasti) terjadi, bayangan-bayangan yang mungkin terjadi, dan bentuk lain yang mengakibatkan mudah cemas.

"Wanita memang mudah, gampang cemas dibanding laki-laki." penelitian masalah kecemasan, dari Pennsylvania State University, yang saya baca di sebuah majalah.

Bukan berarti laki-laki tidak pernah cemas. Terapi kadar kecemasan menurut penelitian yang saya baca di sebuah majalah femina menunjukkan wanita lebih tinggi. Terungkap pula bahwa kecemasan pada wanita cukup menghambat sekses dalam pekerjaan. Mereka juga merasa tidak berdaya.

Lantas, apa yang menyebabkan wanita mudah cemas?
Berikut ada empat faktor yang bisa dideteksi : 

> Faktor Psikologis
     Sejak kecil wanita dididik untuk bergantung pada anggota keluarga lelaki, misalnya ayah, saudara lelaki, dan suami jika sudah menikah. Karena itu mereka tidak memiliki keberanian untuk mengambil keputusan di saat muncul masalah (berat). Mereka cemas karena menyadari dirinya tidak berdaya.

> Faktor Instinktif 
     Mungkin wanita memang punya bakat pengasuhan atau penuh perhatian, sehingga mereka sering mencemaskan orang lain atau masalah yang tak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Dan kecemasan ini mereka tambahkan dengan kecemasan yang sudah ada. Kemungkinan tugasnya sebagai ibu dalam merawat bayi dan mendidik anak, memperkuat instink ini.

> Faktor Sosiologi
     Tugas-tugas sebagai istri, ibu, dan ikut pencari nafkah sangat membuat para wanita cemas berkepanjangan. Sebagai pekerka di luar rumah, ia khawatir dituding sebagai 'ibu yang buruk', tapi sebagai ibu rumah tangga saja mereka juga cemas karena masyarakat kini menyetujui bahkan memberi penghargaan lebih pada ibu bekerja.

> Faktor Fisiologi
     Tampaknya tubuh wanita memang sudah diprogram dari 'sononya' untuk sering cemas. Contohnya, peredaran darah hormon yang berubah-ubah di saat-saat menjelang dan selesai haid. Ini menyebabkan emosi wanita terganggu. Kemudian ditemukan bahwa corpus callosum yang menghubungkan belahan otak kiri dan otak kanan, lebih besar pada wanita. Ini berarti wanita melihat data dari sisi pandangan 'wide angle' sedangkan laki-laki dari sisi pandangan 'tunnel'. Dengan 'pandangan' yang lebih luas, wanita melihat lebih banyak hal-hal yang mencemaskan.

Dengan mengetahui sebab-sebab kecenasan, maka Anda bisa berusah 'membuang' kecenasan itu. Paling kurang, mengurangi kadar kecemasan itu.




















{Yustinus Setyanta}

Senin, 04 Januari 2016

BATU GIOK ASLI TIONGKOK

Batu giok dapat berasal dari sejumlah tempat, temasuk Tiongkok. Batu asal Tiongkok yang asli bisa dikenali dengan ciri warna dan teksturnya. Untuk warnanya bisa beragam, misalnya hujau, putih, dan merah. Bukan masalah tersebut yang perlu diperhatikan. Namun, lebih pada warnanya yang misalkan tidak berubah meskipun terkena sinar matahari atau terlindung dari sinar matahari.

Sementara itu, batu giok yang asli seringkali warnanya akan terus melebar. Artinya, akan timbul bintik-bintik hijau dan cenderung melebar setelah dipakai oleh penggunanya. Hal inilah yang dinamakan sebagai giok yang hidup. Lain halnya bila Anda membeli batu giok, kemudian dipaparkan dengan sinar matahari. Muncullah warna yang hijau, kemudian ketika dihindarkan dari sinar matahari, warnanya berubah hijau gelap atau cenderung menghitam. Maka ini bisa disimpulkan kalau ini batu giok palsu.

Ciri selanjutnya, yakni teksturnya lebih lembut. Namun bukan berarti cepat memudar. Batu giok asli memang lembut teksturnya, tetapi berpadu dan memiliki kekuatan yakni anti retak dan anti pecah. Sementara batu giok palsu cenderung mencirikan tekstur yang memang lembut, atau bahkan keras tapi mudah retak, juga teksturnya tidak berpadu. Selain itu, warnanya akan memudar dalam kurun waktu dua tahunan. ---yts










{Yustinus Setyanta}

Sabtu, 02 Januari 2016

HUKUM 'DM' DALAM BAHASA INDONESIA

Hukum DM (Diterangkan-Menerangkan) adalah istilah dalam Bahasa Indonesia.  Hukum DM itu sendiri memang merupakan salah satu sifat utama bahasa Indonesia (BI). Sebuah frasa, terdiri atas unsur utama yang diikuti oleh unsur penjelas. Ada juga bentuk susunan sebaliknya yaitu MD, tetapi jumlahnya agak terbatas. Konstituen pembentuk frasa itu pun bermacam-macam, boleh nomina (N), verba (V), adjektiva (Ad), pronomina (Pron), dan sebagainya.

Kita lihat contoh berikut ini:
NN: kandang kuda
NAdv: anak kemarin
NPron: anak saya
NFrPrep: rumah di bukit
NAd: rumah besar
VAdv: pergi lama
NPron: anak itu
NV: rumah makan

Perhatikan! Baik kata pertama (yang diterangkan) maupun kata kedua (yang menerangkan) dapat terdiri dari kelas kata apa saja: nomina, verba, dan sebagainya. Juga bukan terdiri atas kata-kata sederhana (simple word), namun dapat juga atas kata-kata turunan (complex words). Misalnya, pertimbangkan hati nurani, ketenangan pikiran, kesederhanaan, dan penampilan.

Konstituen menerangkan yang terdiri atas adverbia, frasa preposisi, dan numeralia terletak mendahului konstituen utama yang diterangkannya. Misalnya: belum dewasa, sudah pergi, di pasar, dari sekolah, lima anak, tiga buah patung. Arti atau makna yang ditimbulkan oleh paduan kedua unsur frasa itu dapat bermacam-macam seperti terlihat pada contoh-contoh berikut.
NV: rumah makan, kamar tidur (untuk tempat)
NAd: rumah baru, rumah sederhana (bersifat)
NN: padang pasir (yang terdiri dari), buku bacaan (untuk di)
VAd: makan besar, tidur nyenyak (bersifat)
AdAd: biru muda, hitam manis (bersifat)
NumN: lima hari, seratus orang (menyatakan jumlah) dsb.

Melihat contoh-contoh di atas, bahwa dalam membentuk frasa, kita pada umumnya menyusunnya seperti itu, yaitu pokok, yang utama, yang diterangkan kita letakkan di depan, sedangkan keterangan atau penjelasannya kita letakkan sesudah unsur pokok itu. Inilah yang ditonjolkan oleh istilah Hukum DM itu.

Di sinilah kita lihat perbedaan antara bahasa Indonesia (juga bahasa-bahasa lain yang termasuk rumpun Austronesia) dengan bahasa yang tergolong dalam rumpun Indo-German seperti bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Dalam bahasa-bahasa itu susunannya adalah MD, yaitu konstituen penjelasnya.

Misalnya, schoolbuilding (Inggris) `bangunan sekolah`, gouverneurkantoor (Belanda) `kantor gubernur`. Ada pula yang menanyakan apakah seorang wanita yang menjadi dokter disebut wanita dokter wanita? Perhatikan: wanita dokter ialah `wanita yang menjadi dokter`, sedangkan dokter wanita ialah `dokter yang keahliannya ialah penyakit-penyakit yang diderita oleh wanita`; bandingkan dengan dokter anak, dokter kandungan, wanita pencuri ialah `wanita yang suka mencuri`, sedangkan pencuri wanita ialah `orang (laki-laki atau perempuan) yang mencuri wanita`; bandingkan dengan wanita penipu dan penipu wanita.


























(Yustinus Setyanta)

KATA JIKA

Pengaruh ragam cakap atau tuturan terhadap ragam tulisan memang tidak bisa dielakan. Dalam penulisan berita pun, wartawan juga sering keliru menyusun kalimat karena strukturnya rancu akibat ragam cakapan menyelinap di sela rangkaian kata yang dibuat, tidak menutup kemungkinan saya juga demikian. (Tulisan yang dimaksud bukan 'celotehan' yang mengambil dalam bentuk tulisan).

Salah satu yang cukup mengganggu pembaca ialah penggunaan kata hubung 'Jika' yang tidak pada tempatnya. Jika ialah kata hubung untuk menandai syarat. Dengan demikian, dalam sebuah kalimat majemuk bersyarat, kata hubung jika pada anak kalimat akan menandai syarat dari induk kalimatnya.
Seperti pada kalimat berikut ini 'Kebijakan menguatkan daya beli akan percuma jika laju kenaikan harga-harga kebutuhan pokok tidak terjaga'. Strukturnya pun bisa dibalik menjadi 'jika laju kenaikan harga-harga kebutuhan pokok tidak terjaga, kebijakan menguatkan daya beli akan percuma'. Pada kalimat tersebut jelas bahwa syarat “kebijakan menguatkan daya beli akan percuma” ialah “kenaikan harga-harga kebutuhan pokok tidak terjaga”.

Contoh yang laindari kalimat ini: “Jika rupiah terus terpuruk, Bank Indonesia akan mengintervensi pasar valas” atau “Bank Indonesia akan mengintervensi pasar valas jika rupiah terus terpuruk”.

Namun, sering kali saya menemukan kalimat seperti “Presiden mengatakan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat saat ini”. Lalu apa yang bisa dijelaskan dengan penggunaan kata hubung 'jika' di kalimat tersebut? Konjungsi jika pada kalimat itu tidak menunjukkan syarat untuk induk kalimat karena tidak termasuk kalimat majemuk.

Disadari atau tidak oleh penulisnya, dengan membuat kalimat seperti itu, dia telah menyelewengkan fungsi kata hubung jika. Dalam konteks itu, kata jika “dialihfungsikan” menjadi kata hubung untuk menyatakan isi atau uraian bagian kalimat yang di depan, yakni kata bahwa.

Hasilnya, rangkaian kata itu tentu tak elok untuk dibaca. Akan terasa berbeda ketika kalimat itu diubah menjadi “Presiden mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat saat ini”.

Contoh lain kalimat menyimpang yang terkait dengan kata hubung jika, yang acap kita temukan: “Jika sebelumnya berada di kisaran 14.200, kini rupiah semakin terpuruk menjadi 14.320 per dolar AS”.

Apa fungsi kata hubung jika pada kalimat tersebut? Fungsi kata itu dipertukarkan dengan adverbia atau kata keterangan yang menyatakan waktu, yakni kata setelah. Kalimat itu tentu harus dikembalikan ke “jalur yang benar”. Kata hubung jika mesti dieliminasi dan diganti dengan kata setelah (“Setelahsebelumnya berada di kisaran 14.200, kini rupiah semakin terpuruk menjadi 14.320 per dolar AS”).

Ketika strukturnya dibalik pun, (“Kini rupiah semakin terpuruk menjadi 14.320 per dolar AS setelahsebelumnya berada di kisaran 14.200″) kalimat tetap enak dibaca dan jelas gagasan yang dikandungnya karena memang memiliki anak dan induk kalimat. Bandingkan dengan kalimat sebelumnya, ketika strukturnya dibalik (“Kini rupiah semakin terpuruk menjadi 14.320 per dolar AS jika sebelumnya berada di kisaran 14.200″), terasa ada yang janggal saat membacanya.

Memang, ketika menemukan kalimat rancu yang terkait dengan penggunaan kata hubung jika, kadang kita terlena, lalu alam bawah sadar kita membenarkan dan membiarkan kalimat itu berseliweran di ruang-ruang awam, dan akhirnya seolah-olah menjadi sebuah “kebenaran”. Tentu, kita harus segera “terjaga” agar “kalimat cacat” itu tidak mencemari ruang berbahasa, terutama di media massa cetak dan daring. Peran para jurnalis dan editor bahasa dipertaruhkan di sini.



MEMPELAI

Mempelai - 1








Mempelai - 2

Selamat datang kekasih, di pelaminan 
Ku bawa segelas madu untuk hidangan 
Atas restu-Nya tersulam ikatan 
Menuju anjungan cinta-Nya di pentas kehidupan

Meski mulanya kau asing bagiku 
Dan aku pun aneh di depanmu 
Tetapi di altar suci 
Kita ikrarkan janji

Sungguh girang hati ini 
Padamu wahai mempelai 
Ku hadiahkan sekalung rindu Ilahi 
Itulah destinasi percintaan ini





(Yustinus Setyanta)