Kamis, 23 Januari 2014

SUBUH

Tahukah bahwa kondisi paling kelam terjadi sesaat sebelum fajar tiba? Ketika sang surya belum lagi terbit tetapi cahaya bintang-bintang perlahan mulai memudar. Dan udara paling dingin pun dirasakan di saat yang sama. Ketika matahari belum tiba untuk memberikan kehangatannya sementara bumi telah kehilangan kehangatan di hari kemarin. Ya, subuh adalah saat-saat terkelam dan terdingin yang membuat udara mengembun menjadi tetesan air yang melekat di udara terbuka. Pada dedaunan, pada rerumputan, pada kelopak bunga dan benda apa saja yang ada di hamparan terbuka....

Hidup pun demikian juga. Kesedihan, kepahitan, kekecewaan, keterpurukan yang terburuk sekalipun selalu berada di saat dimana begitu banyak persoalan yang seakan-akan tak punya penyelesaian, yang seakan kita tak ada harapan lagi, begitu banyak pertanyaan yang tak bisa dijawab yang sedemikian mengusik pikiran dan perasaan, pun tak terjawab, begitu banyak hal yang demikian membuat kita terpuruk bahkan sampai ke titik perasaan putus asa demikian mengguncangkan hati. Di saat-saat demikian, percayalah bahwa, memang banyak pertanyaan yang tak punya jawaban, banyak masalah yang tak diselesaikan, banyak hal yang tak bisa dihindari. Yang dapat kita lakukan hanyalah dengan tabah menerimanya, sabar melewatinya dan setelah itu, harapan baru pun tiba. Fajar baru pun hadir. Sang surya pun terbit. Dan kita pun dapat tersenyum bersamanya. Sebuah semangat baru....

Maka siapa pun kita, bagaimana pun kondisi dan situasi yang telah dan sedang kita alami, segelap apapun, sepahit apapun hidup, percayalah bahwa di saat-saat demikian, itu berarti bahwa hanya sejenak lagi, ya hanya sesaat lagi, sebuah harapan baru akan segera hadir, segera akan muncul. Cahaya baru akan terbit. Kita hanya perlu melewatinya dengan sabar, tabah. Kita harus sabar. Dengan tabah. Dengan teguh. Jangan tergesa menyerah dalam keputus-asaan. Tetapi berjuang dengan waktu. Dengan sabar. Dengan percaya bahwa di titik dimana ketidak-mungkinan kita untuk mampu menyelesaikan semua masalah yang sedang kita alami, sejenak kemudian kita akan segera melihat sebuah kemungkinan lain yang tak pernah kita duga. Tak pernah kita bayangkan. Sebelumnya.

Sebab, sesaat sebelum Yesus menyerahkan nyawa-Nya, sesaat sebelum Dia berseru dengan nyaring : “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” kegelapan memenuhi langit dan beberapa orang yang sedang menjaganya malah datang memberi minum anggur asam dengan bunga karang yang dicucukkan pada sebatang buluh dan beberapa lainnya malah berkata: “baiklah kita lihat, apakah Elia datang menyelamatkan Dia...”. Dan kita tahu bahwa, ternyata tidak ada yang datang untuk menyelamatkan-Nya. Keajaiban tidak hadir. Dan Yesus pun menyerahkan nyawanya. Namun di saat itulah, seorang kepala pasukan dan para prajurit berseru: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah”. Setelah penderitaan. Setelah seolah-olah semua harapan sirna. Setelah semua pertanyaan seolah-olah tidak terjawab. Setelah Dia ditinggalkan sendirian menghadapi hidup-Nya. Dan Allah hanya bungkam.

Tetapi apakah harapan sungguh telah mati? Apakah yang ada hanya kegelapan dan penderitaan saja yang harus dihadapi? Apakah masalah yang sedang dihadapi tidak dapat terselesaikan? Ya. Dan tidak. Ya, masalah-masalah mungkin tidak punya penyelesaian. Pertanyaan-pertanyaan mungkin tak bisa dijawab. Tetapi tidak, karena harapan tidak pernah mati. Dan kita tidak tahu, ya kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi sejenak kemudian. Setelah waktu berlalu. Setelah tiga hari lewat. Yesus pun bangkit. Dan kebangkitan-Nya membawa satu jawaban tunggal : Manusia bisa dikalahkan tetapi tak dapat ditaklukkan. Persoalan mungkin gagal kita selesaikan tetapi pasti mampu kita lewati. Dan saat itu, setelah semuanya berlalu, kita akan sadar betapa sia-sianya semua perasaan putus asa. Betapa sia-sianya kekecewaan. Kita bahkan mampu untuk tersenyum. Bahkan tertawa riang....

Maka jika ada banyak persoalan yang sedang melilit hidup ini, ada banyak peristiwa yang sedang menimpa, ada banyak pertanyaan yang seakan tak mampu terjawab, tanggunglah semua itu dengan sabar. Dengan tabah. Karena hanya sesaat lagi kita akan melihat fajar terang menyingsing. Hanya sesaat lagi maka sang surya akan muncul. Bahkan, lebih dari semuanya, nikmatilah kedinginan, kesejukan dan kegelapan itu dengan satu pengharapan: hari sudah subuh. Sebentar lagi sang surya akan terbit. Dan cahaya dan kehangatan baru akan membuat hidup bersinar kembali. Bersyukur karena dapat hidup untuk mengalami semua itu. Bersyukur karena dapat melewati semua musim hidup. Alam ciptaan-Nya ini indah. Sungguh indah....



Yustinus Styanta
Jogja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar