Sabtu, 16 November 2013

RENUNGAN ( Hidup dan Pandangan Hidup )



        Hidup amat berharga, oleh sebab itu, manusia selalu berusaha mempertahankan hidupnya. Kalau sakit atau terancam nyawanya, ia akan selalu mencoba mempertahankan hidupnya dengan obat, dengan perawatan, dan kalau perlu dengan senjata. Masyarakat kita sangat menjunjung tinggi kehidupan. Oleh sebab itu, mereka mengamankan hidupnya (dengan menjaga hubungan yg selaras) dengan sesama, dengan linkungan dan dengan adi kodrati. Mereka juga berusaha melanggengkan hidupnya melalui keturunan. Kehidupan itu sungguh bernilai. Manusia tidak akan menyia-nyiakannya atau mempertukarkan dengan hal-hal lain. Alkitab menyatakan "Apa gunanya memperoleh seluruh dunia tapi kehilangan nyawanya? Apa yang dapat diberikan sebagai ganti nyawanya?" (Mrk 8:37)
Tidak ada!.....kekayaan seluruh dunia tidak sebanding dengan hidup "orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya (Ayub 2:4).
Tetapi ia tidak akan berhasil mempertahankam nyawanya. "walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah terdapat dalam kekayannya" (Luk 12:15).
Injil mengigatkan orang yg sempit pandanganya, "Hai orang bodoh, malam ini juga jiwamu akan diambil dari pada mu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu?" (Luk 12:20)
Hidup amat berharga, namun manusia tidak berkuasa atasnya "jika orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamya" (Pkh 11:8)
Yang biasanya terjadi justru sebaliknya. "manusia lahir dari perempuan, singkat umurnya. Ia hilang lenyap dan tidak dapat bertahan (Ayub 14:1-2)
Hidup itu memang misteri. Hidup itu ada, tetapi sekaligus tidak ada di dalam tangan kita "apa yang ada, itu jauh dan dalam, sangat dalam; siapa dapat menemukannya?" (Pkh 7:24).

Misteri Dan Makna Hidup
         Kalau dilihat dari luar, seolah-olah "Nasib manusia sama dengan binatang, sebagaimana yang satu mati, begitu juga yang lain" (Pkh 3:19). Akan tetapi, manusia bukan binatang. Ia mempunyai cita-cita, ia mempunyai rencana, ia tahu mau ke mana. Memang sering hidupnya berjalan lain dari pada rencananya, dan nasibnya berbeda dengan cita-citanya, yang diinginkanya. Manusia menyadari hal itu, justru karena itu tahu kemana sebetulnya arah dan yang ditujunya. Bagamanapun juga, manusia mengalami hidupnya seakan hanya berjalan dari kemarin ke esok. Dari esok ke lusa. Ia berjalan terus, entah sampai ke mana. Hidup itu penuh misteri misteri. Karena itu pulalah manusia selalu bertanya tentang dan mencai makna hidupnya, serta memaknai keberadaanya di dunia ini.





Yustinus Setyanta
Jogja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar