Disuatu fajar, pagi-pagi yang masih rada gelap ku terpesona memandang cahaya bintang yang berada dari arah timur laut. Sambil merasakan dinginnya udara pagi yang menyegarkan tubuhku. Ku berjalan dan berlari-lari kecil dari balik pohon pinggir jalan terdengar burung kecil yang bahasa jawa burung itu namanya "Burung Prenjak" yang bunyinya prencek...prenck... Sangat bagus, merdu. indah, mempesona. Maka keindahan suasana pagi itu sempat ku bagikan pada teman-teman di jejaring sosial (FB). Maka ada teman-teman lain yang berkomentar tentang keindahan panorama itu. Tentang sejuknya udara pagi. Menakjubkan dapat saling berbagi keindahan dalam hidup ini.
Tetapi tiba-tiba ku sadar bahwa walaupun semua panorama alam yang indah dalam pengalaman hidupku dapat ku bagikan dengan mudah pada jaman ini, ada sesuatu yang tetap tak mumgkin kuberikan kepada mereka. Kepada kalian. Pengalaman rasa. Pengalaman dinginnya udara yang demikian menyegarkan sehingga membuat hati ini ingin bernyanyi. Pengalaman sejuknya angin yang membelai pipiku. Sesuatu yang harus di alami langsung sesuatu yang hanya bisa di nikmati sendiri. Dan tak mungkin dibagikan kepada siapa pun yang tidak berada denganku saat itu.
Dan memeng demikianlah hidup ini. Kita yang tidak berada di lokasi yang sama hanya mampu melihat dan mendengar atau menbaca, tetapi tak bisa turut mersasakan. Jadi, jika lokasi yang berbeda saja tak dapat kita rasakan bersama, apalagi hati yng berbeda dalam ibndividu yang berbeda. Sebab kita masing-masing punya pemahaman yang berlainan walau mungkin berada di tempat dan waktu yang bersamaan. Demikianlah ku memandang kepada beberapa orang yang melintas di jalan ini tetapi tak sekali pun memandang pada bintang yang berada di timur laut. Dan sejenak berhenti mendengarkan burung prencak yang bagus, suara nyaring merdu dan memukau.
Namun jelaslah itu bukanlah sebuah kesalahan. Sebab setiap orang memiliki perasaannya sendiri-sendiri. Setiap orang punya pelihan atas apa yang ingin di nikmati. Walaupun kadang ketidak-pedulian pada keindahan yang ada di sekeliling kita barangkali terasa mengusik kita, selalu ada hal hal tak terduga atau kemungkinan lain yang membuat orang melalikan situasai lingkungannya dan hidup mungkin hanya tahu apa yag sedang di rasakan seseorang. Adakah dia sedang gembira atau sedih? Adakah hidupnya mulus-mulus saja ataukah ada masalah, problem yang sangat besar melilit hidupnya. Setiap orang bisa saja toh tersenyum walau dengan hati pedih, terluka, atau sakit hati.
Tetapi kita semua bisa memiliki kesadaran bahwa hidup ini selalu menakjubkan jika saja kita mau membuka diri. Memandang, mendengar, dan meresakan bukan hanya apa yang kita ingini tetapi semua yang ada di luar kita juga. Bahkankan walaupun kita tidak mengiginkannya. Sebab keindahan alam tak bisa ditiadakan bahkan walau mungkin menolaknya begitu saja, dia ada dan tetap ada. Tinggal tergantung pada kita apakah kita mau atau tidak menerima dan menikmati apa yang ada, apa yang dengan rela dan telah di berikan kepada kita. keindahan alam selalu membagikan dirinya kepada siapa pun dengan rela dan tanpa pamrih.
Demikianlah, setiap hari fajar tiba dengan satu kepastian : bagaimana pun hidup selalu ada harapan yang menyingsing. Selalu ada keindahan yang akan kita alami. Saat udara cerah. Saat mendung dan hujan. Saat terik mentari di siang hari. Bahkan saat badai menerpa. Hati kita selalu dapat menikmati apa yang hanya bisa kita rasakan sendiri. Dan walaupun sering kita tidak mengenali alam yang penuh rahasia ini, percayalah bahwa ia sungguh mengenal kita. Manusia yang hidup dan melangkah bersamanya dalam waktu yang terus bergulir terus menerus bergulir. Hiduplah bersamanya. Kenali dia. Nikmati sesekali sambil melupakan dirimu sendiri.
Yustinus Setyanta - Jogja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar