Menjelang senja jalan-jalan mulai ramai. Mereka yang pulang kegiatan sepanjang hari demi mengais rejeki. Demi menghidupi diri. Demi menghidupi keluarga. Dan langit membawa warna jingga keemasan sebelum gelap tiba. Gelap tak selalu hitam. Gelap bisa saja bermakna istirahat dan kesempatan untuk memikirkan apa yang telah terjadi seharian dan harapan untuk hari esok yang akan datang. Mungkin ada rasa sesal atas kesempatan yang terlepas. Mungkin pula ada rasa gembira karena rencana yang telah terlaksana. Tetapi bagaiman pun, kesadaran atas hal itu membuat kita hidup. Membuat kita merasa ada dan menikmati keadaan saat ini. Sekarang ini.
Demikian kita sering merenungkan kehidupan ini, kita sering menyesal dan mensyukuri atas apa yang telah terjadi. Sesuatu yang tidak sesuai atau sesuatu harapan, keinginan kita. namun waktu berjalan terus dan kita mustahil untuk mengatakan cukup sudah semua ini lalu menghentikan langkah kehidupan ini. Tidak, tentu saja apa yang terjadi tetaplah terjadi. Dan apa yang akan terjadi biarlah demikian. Setiap perencanaan-perencanaan kita pada akhirnya kita serahkan pada-Nya dan kemukinan atau hal-hal yang tak terduga yang sering tak mudah kita pikirkan dan hidup memang demikian.
Maka siapa pun yang selalu mengeluh tentang kehidupan ini, selayaknya untuk menyadari bahwa selalu ada harapan yang tak bisa di wujudkan, selalu ada rancangan yang gagal di jalan. Tetapi walau demikian, hidup semestinya tetap mengandung keindahan bahkan dalam situasi apa pun yang kita alami. Gelap tak selalu kelam, bahkan jauh lebih sering gelap tiba bersama harapan bahwa kita dapat berhenti sejenak dari segala kesibukan diri dan mengistirahatkan diri dan mengistirahatkan tubuh yang penat setelah kerja keras memperpanjang usia dan seperti itulah kita adanya. Selalu hingga akhir.
Maka setiap senja tiba, sama dengan setiap pagi datang. Orang-orang bergerak tetapi seringkali dengan arah yang berlawanan. Pergi dan pulang. Berkarya dan beristirahat. Dan mendadak menyadari bahwa, walaupun setiap hari seakan-akan sama saja, nampak seakan tidak ada yang berubah. Bahkan sering membosankan-menjenuhkan, ternyata semuanya juga tetap kita jalani. Karena kita tak hanya terpaku di tempat yang sama. Tidak, kita semua bergerak dan dalam pergerakan itulah kita hidup dan memiliki kehidupan ini. Maka sungguh bukan tujuan yang utama, walau tetap penting tetapi justru dalam perjalanan menuju tujuan itulah proses mengarah pergi dan balik, kita semua menikmati hidup ini. Karena menyadari di suatu ketika nanti kita dapat menemukan istirahat kita yang abadi, dan selamanya kita di sana. Proses pengalaman kita dapat mengajarkan kita banyak hal yang tak terduga dan tak terhindari.
Sungguh sesal dan syukur adalah dua hal yang tak mungkin terelakkan tetapi kita tak perlu mengeluh karenanya. Kita nikmati saja apa adanya. Setiap lintasan waktu yang kita miliki dan ketika malam tiba kita tak perlu menagisi kekelamannya. Tetapi mensyukuri bahwa besok hari baru akan datang dan matahari akan bersinar kembali. Setiap momen kehidupan baik atau buruk adalah bagian proses kita datang dan pergi dengan saat-saat dimana malam menjadi satu saat untuk merenungkan segala yang telah terjadi demi perubahan dan perbaikan di hari esok.
Yustinus Setyanta
Jogja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar