Hiruk pikuk modernisasi telah menyeret sebagian manusia enggan menghadapi suasana hening atau sepi. Bahkan ada yang mengatakan dalam hening pikiran jadi melayang-layang tidak karuan. Alhasil, "tempat-tempat hiburan di muka bumi ini nyaris tak pernah sepi pengunjung. Banyak orang terus-menerus mencari keramaian untuk menghidari sepi. Tempat-tempat hiburan menjadi sarana eskapais 'atau melarikan diri' dari suasana sepi.
Pandangan demikian tidaklah selalu benar. Sesungguhnya keheningan bisa memunculkan banyak hal positif dalam kehidupan manusia. Saat hening atau sepi sebagai isyarat untuk menjadi diri sendiri, saat manusia dapat menggunakan kesadarannya untuk berrefleksi. Sesungguhnya "Kemampuan menjadi hening sangat esensial bagi perjalanan menjadi diri sendiri"
Menurut para ahli sepiritual hidup tanpa refleksi itu menjadi kosong dan kering karena kedalaman hidup rohani sangat di pengaruhi oleh kemampuan seseorang untuk memperdalam kepekaan dan kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam hidup dan rahmat yang di terima sehari-hari dan semua ini di mungkinkan bila seseorang mempunyai waktu refleksi dalam hening dan tenang bersama Tuhan dalam doa.
Suara air menetes hanya bisa di dengar bila ada keheningan, suara hati hanya bisa di dengar di tengah keheningan, begitu pula suara kebenaran hanya bisa di dengar kalau ada keheningan. Berikan saat-saat itu pada batin kita, ciptakan saat hening meski hanya sesaat saja dalam sehari. Keheningan adalah kekuatan. Keheningan adalan rumah bagi kedamain jiwa dan keheningan sendiri amat bermakna di mata Tuhan. Tuhan sendiri menantikan saat itu bagi kedamaian jiwa kita.
Terlalu sering berada dalam keramaian dan kerumunan justru membuat manusia kurang mengenali dirinya sendiri "Ukuran bagi manusia untuk mengenali dirinya sendiri adalah berapa lama dan sampai sejauh mana ia dapat menanggung kesendirian" Banyak orang yang tak menyadari bahwa keheningan, terlebih dalam suasana meditatif, dapat memacu priduktivitas hormon molantonim dan endrophin yang menetramkan jiwa dan menyehatakan tubuh. Di saat hening berlanjut, sewaktu pikiran rasional bungkam, sesungguhnya manusia mengalami homeostatis.
Sesungguhnya kesendirian itu rahmat. Banyak bukti, dalam kesendirian, orang-orang bisa lebih mengenali dirinya dan menhasilkan karya-karya yang memaknai hidupnya. Pembentukan hati dan penataan hidup menuntut waktu dan ketekunan untuk berinteraksi dengan diri sendiri. Seraya menyongsong masa depan, kita bisa manfaatkan waktu untuk lebih memahami diri. Sebab manusia reflektif adalah mereka yang membentuk hatinya dan menata hidupnya dengan lebih baik.
Selamat memaknai keheningan malam. Selamat memaknai setiap pengalaman di tengah keheningan hati dan budi kita. Selamat menjumpai Tuhan di tengah keheningan jiwa.
: Yustinus Setyanta
: Jogja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar