Selasa, 26 November 2013

PERSOALAN KITA

Persoalan Kita
Jika pernyataan Yesus, “Kalian memuliakan Aku dengan bibir, padahal hati
kalian jauh dari padaKu!” ditujukan kepada kita, maka untuk membuktikan
bahwa pernyataanNya tidak benar adalah dengan berubah. Hari demi hari
berubah menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Namun justru seringkali kita
tidak peduli dengan perubahan dalam diri kita. Adakah kita akan berubah
menjadi lebih baik? Niat itu sering terlewatkan, kalaupun muncul akhirnya
hanya berhenti sebagai niat semata. Itulah agaknya persoalan kita.

Adat Istiadat
Perbedaan orang Farisi dengan orang Jawa adalah, jika orang farisi memberi
stigma ‘najis’ untuk pelanggaran adat-istiadat, orang Jawa menggunakan
kata lebih halus ‘ora ilok’. Namun kata ‘ora ilok’ itu pun saat ini sudah tidak lagi
dipedulikan. Nah, untuk memperkeras perkataan maka bisa digunakan kata
“Ora nggenah!” Namun karena perkembangan konsep indiviudalisme yang
semakin kuat, maka kata ‘ora nggenah’ pun tidak lagi membuat orang untuk
‘mawas diri’. Lha, untuk yang sudah sampai taraf seperti ini masih ada
perkataan yang lebih keras lagi, “wong edan!!” Namun karena jamannya
memang sudah jaman edan, maka istilah itu pun diterima sebagai pujian.
Jadi, perbedaannya orang Farisi dengan orang Jawa adalah kalau orang
Farisi takut dengan kata ‘najis’, orang Jawa di jaman ini tidak ada lagi yang
ditakuti atau membuat resah dirinya.

Gelas
Penjual angkringan biasanya memisahkan antara gelas yang biasa untuk
minuman panas dan gelas yang biasa digunakan untuk minuman dingin. Hal itu
dilakukannya supay gelas tidak mudah pecah. Dia memahami bahwa kebiasaan
panas dan dingin itu merubah bagian dalam gelas, sekalipun bentuknya tetap
gelas. Gelas yang dibelinya dalam keadaan baru, telah berbeda dengan gelas
yang sekarang. Kitalah yang sering tidak menyadari perubahan dalam diri kita.
Adakah kita hari ini telah berubah dari kita yang kemarin? Ataukah kita terkejut
karena baru sadar bahwa kita telah banyak berubah, dan proses perubahan itu
sama sekali tidak kita sadari. Kita baru sadar ketika kita merasa pecah.

DOA
Berdoa sangatlah sederhana, tetapi menjadi sangat sederhana, itulah kesulitan
kita.


Yustinus Setyanta
Jogja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar