Sebagai muasal aral dan sesal?
Dari tangkai rahasia, dari seluk selekuk cinta
Barsungguh teguh, aku menyerupai mu
Menyerupai kembangmu, merambat lembut
Menuju sari murni
Yang membuat kuncupku menuju ketinggi
Kelopakmu. O, Sang Hyang Kembang. Kelopak maha besar
Barsungguh teguh, aku menyerupai mu
Menyerupai kembangmu, merambat lembut
Menuju sari murni
Yang membuat kuncupku menuju ketinggi
Kelopakmu. O, Sang Hyang Kembang. Kelopak maha besar
Kau putikku.
Kau kelopak yang menggabungi malam-malamku
Merahkan aku dengan meriahmu
Birukan aku dengan birahimu
Hijaukan aku dengan hujahmu
Ungukan aku, Kuningkan dan kelabukan aku
Kalau kau mau
Aku akan bahagia dan lega dengan lagu-lagu
Legawa
aku bahagia
Legawa
aku gembira
Walau aku tahu akhirnya terbakar
Memar
Untuk kemudian bubar, mekar
Bersama bebulu mawar
Yang gencar melagu ingkar
Aku akan bahagia
Lega
Dan rela
Dengan itu semua
Tapi jangan kau tinggalkan aku seperti yang sendiri
Setelah. Sebelah rusaknya tercuri
Aku mau terjaga. Sendiri. Disini
DI ranting-ranting mimpi
Kupu-kupu tak henti mengiris hati
Kumbang menacapkan kukunya itu
Di kedalaman jantungku
Lebah-lebah menghisap sari cintaku
Tanpa ada yang tahu. Selain aku
Dan rindu semakin luyu
Tak dapat penuh kuhadapkan padamu
Wajahku ke wajahmu
Atau menyimpan serbuk sari cintaku
Sebagai buah utuh. Manis bak madu
Yang kan ku berikan untukmu
Sebab angin kian tak tentu
Dan matahari yang menciumku
Meninggalkan senoktah debu
Yang menodahi kemurnianku
Yustinus Setyanta
Ganjuran - bantul - Jogja
Merahkan aku dengan meriahmu
Birukan aku dengan birahimu
Hijaukan aku dengan hujahmu
Ungukan aku, Kuningkan dan kelabukan aku
Kalau kau mau
Aku akan bahagia dan lega dengan lagu-lagu
Legawa
aku bahagia
Legawa
aku gembira
Walau aku tahu akhirnya terbakar
Memar
Untuk kemudian bubar, mekar
Bersama bebulu mawar
Yang gencar melagu ingkar
Aku akan bahagia
Lega
Dan rela
Dengan itu semua
Tapi jangan kau tinggalkan aku seperti yang sendiri
Setelah. Sebelah rusaknya tercuri
Aku mau terjaga. Sendiri. Disini
DI ranting-ranting mimpi
Kupu-kupu tak henti mengiris hati
Kumbang menacapkan kukunya itu
Di kedalaman jantungku
Lebah-lebah menghisap sari cintaku
Tanpa ada yang tahu. Selain aku
Dan rindu semakin luyu
Tak dapat penuh kuhadapkan padamu
Wajahku ke wajahmu
Atau menyimpan serbuk sari cintaku
Sebagai buah utuh. Manis bak madu
Yang kan ku berikan untukmu
Sebab angin kian tak tentu
Dan matahari yang menciumku
Meninggalkan senoktah debu
Yang menodahi kemurnianku
Yustinus Setyanta
Ganjuran - bantul - Jogja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar