Hidup dalam kehadiran Tuhan, menjadi hidup menyenagkan. Namun tetap setia menyadari kehadiran-Nya memerlukan kesadaran akan kelemahan diri.. Buah dari kesadaran itu adalah penyertaan-Nya, sehingga bukan diriku dalam kesendirian yang berbuat dan melakukan segala sesuatu, tetapi Dia bersama dan melalui diriku berbuat dan melakukan segala sesuatu. Menjaga kesadaran mungkin akan sulit sebagai mana menyadari nafas yang di hirup dan di lepaskan. Kesadaran itu demikian mudah untuk telepas dan tertinggal begitu saja, sehingga akhirnya lebih banyak waktu yang di jalani dalam kesendirian.
Ada rangkaian kalimat yang selama ini menjadi pemicu kesadaraanku,
Aku ini apa, aku bukanlah apa-apa.
Aku ini siapa, aku bukanlah siapa-siapa.
Aku ini yang mana, aku adalah yang dikasihi Bapa
........
Terima kasih Tuhan, terima kasih atas penyertaan-Mu atas kasih-Mu dalam kehidupanku.
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar