Di dalam Alkitab, baik PL maupun PB, memang kata "hati" dipakai sekurang-kurangnya dalam dua arti, yaitu arti harafiah (organ tubuh manusia) dan arti kiasan (menunjuk pada pribadi manusia, pusat emosi, perasaan, kehendak, dsb). Penghormatan terhadap Hati Kudus Yesus dimaksudkan sebagai silih untuk dosa-dosa kita terutama karena dosa tidak tahu terima kasih di hadapan cinta Yesus yang tiada habis-habisnya sebagaimana terungkap dalam fiman-Nya, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah gandar yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan" (Mat 11,28-29). Ini adalah salah satu teks Kitab Suci yang paling indah dan menyentuh. Relasi cinta adalah relasi timbal balik. Orang tidak akan bisa membalas cinta, kalau ia sendiri tidak merasakan cinta itu. Apakah kita memang pernah merasakan cinta Yesus itu?
Refleksi:
Hati Kudus Yesus, hati yang selalu mencintai, hati Yesus yang rela meninggalkan 99 ekor domba demi untuk mencari seekor yang hilang, hati yang mengeluarkan air dan darah ketika ditombaki. Air dan darah...lambah kehidupan. Yah, Hati Kudus Yesus adalah hati yang memberikan kehidupan. Justru ketika ku merayakan pesta hati Kudus Yesus, teringat sebuah pesan "menggunakan hati dalam menjalani hidup ini, karena hati adalah pusat transformasi hidup". Hati Yesus menjadi teladan untuk mencintai, untuk menerima, untuk memaafkan. Hati Yesus teramat kudus, sucikanlah hatiku yang kotor dan jadikanlah hatiku seperti hati-Mu. Amin.
{Yustinus Setyanta}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar