Jumat, 17 Oktober 2014

MELIHAT DI BALIK SELURUH YANG DI LIHAT.

"Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah jubah-Nya, aku akan sembuh" (Mat 9:21).

Perempuan yang menderita sakit pendarahan, suara hatinya mengatakan, "Asal kujamah saja jubahnya-Nya, aku akan sembuh". Menunjukkan bahwa betapa ia menghargai hidupnya. Menghargai hidup, itulah yang dilihat Yesus pada diri mereka. Maka mengalami Yesus adalah menyadari bahwa Dia bersama dan melalui kita, membuat hidup menjadi berarti. Bersama dan melalui kita mengungkapkan kasih Allah Bapa. Yesus bersama dan melalui kita, hidup di jaman ini.

Mengalami Yesus, berarti melihat dengan cara Yesus melihat, mendengar cara Yesus mendengar. Seperti kita tahu, Yesus selalu melihat apa yang ada dibalik yang dilihat, mendengar apa yang ada dibalik yang terdengar. Yesus masuk ke balik setiap permukaan yang tampak. Ketika kita berada di hadapan-Nya. Ketika berada di hadapan arca Yesus, maka bukan patungnya yang kita lihat tetapi siapa yang dipatungkan. Ketika kita menerima hosti kudus, bukan hostinya yang kita rasakan tetapi tubuh-Nya yang di-hosti-kan. Ketika kita melihat kehidupan, maka yang kita perhatikan adalah hidup yang ada di balik kehidupan ini. Hidup yang dianugerahkan oleh Allah dan sangat berharga bagi kita. Hidup yang merupakan mutiara berharga dan harta terpendam yang harus kita jaga dan tidak kita sia-siakan. Hidup yang selalu kita kaitkan dengan Sang Pemberi Hidup, yakni Allah Bapa sendiri. Hidup yang selalu kita kaitkan dengan Sang Penyelamat Hidup yakni Yesus Kristus sendiri.

Kecenderungan melihat kehidupan kita, tetapi bukan hidup yang ada di balik kehidupan ini. Kita lebih menghargai hidup ini sebagai wujud permukaan namun kurang menghargai hidup yang membentuknya. Kita demikian peduli dengan bagaimana keadaan kehidupan., tetapi pedulikah dengan keadaan roh kita yang menghidupkan.

Reflesi Diri:
Aku....aku yang hidup di jaman ini. Aku yang terus bergulat dengan keseharian ku, dengan kehidupan yang menuntut seluruh perhatian dan waktu. Aku coba untuk melatih mengalami Dia. Aku sadar bahwa Dia tidak ku lihat kasat mata, suara-Nya tidak ku dengar melalui kuping bagain dari anggota tubuh fana ini. Tapi aku berlatih untuk melihat yang tak terlihat, mendengar yang tak terdengar. Sedikit demi sedikit, tumbuh kesadaran bahwa Dia selalu hadir di hidup ku. Aku mengalami Dia yang bukan lagi sebagaimana kata orang, bukan lagi sebagaimana yang aku dengar. Aku mengalami Dia sebagai pribadi yang menyentuh pribadi ku. Sedikit demi sedikit, ingatan ku terus terpaku pada diri-Nya. Dia ada, dan nyata ada dalam keseharian ku. Sungguhpun aku tidak melihat Dia sebagai 'penampakan' atau dalam pengelihatan-pengelihatan yang fenomenal. Tetapi aku melihat Dia di balik seluruh yang ku lihat. Aku menyaksikan Dia di balik kehidupan ku, karena Dia yang dengan setia menutun hidup ku, memperbaharui hidup ku terus menerus.

{Yustinus Setyanta}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar