Seorang manusia duduk di bawah pohon sembari menatap keindahan taman pada suatu siang yang semilir. Ia terpesona pada taman itu hingga kemudian memindahkan seluruh keindahan taman ke atas bentangan kertas gambar. Segenap aura dalam dirinya terkuras habis, demi memahami segenap makna "mengapa taman itu begitu moleknya. Ia habiskan seluruh energi tubuhnya demi mengambar pemandangan keindahan taman.
Lalu it terperangkap lelah teramat sangat, lantas tertidur di kursi panjang. Saat taman mulai temeram di sapa senja. Manusia itu pun pulas tertidur di atas kursi panjang tersebut, dengan lelap tiada tara. Dalam tidurnya itu ia masih jua terayun mimpi menyaksikan keindahan taman, hingga kemudian bidadari turun bersama mencari berkuntum-kuntum kembang kata bidadari; "Hanya di taman ini tumbuh kembang nan indah melampaui segenap keindahan kembang pada geografi mana pun".
Manusia itu terus terlelap tidur terlena dalam mimpi hingga akhirnya dingin malam membangunkannya. Saat mulai membuka mata, sontak ia saksikan langit malam berpendar bintang gemintang. Ia pun terperangkap takjub. Bintang-bintang di langit malam berjuta kali lebih indah melampaui keindahan taman yang terlanjur ia gambar. Jiwa, batin manusia ini terguncang dan sontak pula mulutnya berucap "Maakkanku pada-Mu ya Tuhan aku terlanjur terpesona pada keindahan taman yang membumi. Padahal terpatri keindahao yang bertahta di atas keindahan, yakni keindahan bintang gemintang yang melangit".
Sebelum pergi meninggalkan taman manusia itu kembali berkata "Tuhan, cukup sudah keterpesonaanku pada keindahan yang membumi. Tuntunlah aku Tuhan agar dari detik ke detik terpesona pada keindahan yang melangit. Bukankah Engkau sendiri membuahkan manusia bukanlah makluk bumi dengan pegalman langit tetapi manusia adalah mahkluk langit ciptaan-Mu dengan pengalaman bumi"
Sejenak kemudian manusia itu menelusuri jalan setapak keluar taman lalu ia berdoa. Seekor kekelawar pun berkata "Ooh manusia itu telah menemukan hakikat. Telah menemukan kakikat"
Hakikat kita sebagai manusia adalah bahwa kita makhluk sosial. Kita akan lebih efektif bisa berada dan bekerja sama, berhubungan dengan orang lain, berkeluarga, berkelompok, berkomunitas, berorganisasi, ataupun berbisnis bersama.
{Yustinus Setyanta}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar