Keledai adalah simbol perdamaian. Maka, mereka yang hadir dengan membawa keledai tiada lain juga membawa pesan perdamaian. Sementara daun palma yang dilambangkan menandai kemenangan dan kemuliaan. Dalam pemahaman yang paling sempit, Minggu Palma adalah permenungan pekan terakhir hidup Yesus. Mengapa? Dan bagaimana? "penderitaan" Yesus itu signifikan untuk kita? Pertama; penderitaan dan wafat Yesus menyampaikan makna penebusan. Pesan ini paling nyaring dan tampak jelas dalam Perjamuan Terakhir Kristus dengan para murid-Nya. Matius mengisahkan lahirnya Perayaan Ekaristi dengan menekankan nilai penebusan tersebut: "Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28). Kristus adalah Domba paskah baru yang dikurbankan dan menjadi tebusan banyak orang. Kedua : kedatangan Yesus menandai perdamaian dosa seluruh bangsa. Yesus memperbaiki hubungan manusia dengan Allah dengan mengenyahkan dosa-dosa mereka. Tindakan Yesus yang paling memyentak dalam contoh ini adalah kunjungan Yesus ke rumah Zakeus: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Luk 19:9-10). Ketiga : "solidaritas" merupakan kata kunci untuk menerangkan bagaimana penderitaan dan wafat Kristus memberikan efek pada kita semua para pendosa. Kristus menjadi manusia dan bersedia menanggung beban dosa-dosa dunia dan menjadi "domba tebusan salah yang membiarkan dirinya disembelih" (Bdk Im 14:25). Dalam Kitab Yesaya (53:4-6), bacaan ini membawa kita untuk merenungkan Kristus yang mempraktikan solidaritas sebagai satu tubuh. Gereja umat Allah adalah satu tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya.
Jadi, bagaimana Minggu Palma itu penting? Bersama dengan Santo Paulus kita meyakini bahwa kita bisa memahami Yesus Kristus sebagai penebus hanya apabila kita berpartisipasi dalam penderitaan-Nya. "Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat." (Kol 1:24).
Untuk itulah kita berharap ikut juga dalam kebangkitan dan kemuliaan-Nya. Amin
Yustinus Setyanta
Jadi, bagaimana Minggu Palma itu penting? Bersama dengan Santo Paulus kita meyakini bahwa kita bisa memahami Yesus Kristus sebagai penebus hanya apabila kita berpartisipasi dalam penderitaan-Nya. "Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat." (Kol 1:24).
Untuk itulah kita berharap ikut juga dalam kebangkitan dan kemuliaan-Nya. Amin
Yustinus Setyanta
Jogja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar