Dalam kehidupan sehari-hari, kita sibuk dengan profesi atau panggilan hidup masing-masing, baik sebagai karyawan, pegusaha, guru, petani, dsb. Profesi bisa membuat kita sibuk selama 24 jam, hingga kita bisa menjadi orang yang tidak sempat melakukan hal lain yg penting. Misalnya, memberi perhatian kepada anak, dsb.
Bekerja dengan baik, kita mendapat pujian, sanjungan dari orang lain. Bisa kita larut dan tenggelam dalam pujian atau sanjungan itu. Dampak selanjutnya, kita menjadi sombong, egois, dan bahkan tidak mempu menerima orang lain dalam kehidupan kita, apalagi orang-orang kecil.
Sebagai orang kristiani yg beriman, tentu kita diajarkan dan diharapkan tidak menjadi demikian. Kita diajarkan untuk hidup berdampingan, mampu memantulkan wajah Yesus kepada orang lain. Memantulkan Wajah Yesus itu, secara sederhana misalnya dengan tidak bermegah atas apa yg kita miliki. Sebaliknya, kita berusaha membagikanya kepada orang di sekitar kita.
Kita juga harus memberikan waktu kepada Tuhan yg setia mendampingi kita sehari-hari. Kita perlu berdoa. Di dalam doa itulah kita menyampaikan ujud syukur, terima kasih, permohonan ampun kepada-Nya. Sebab, sebagai manusia yg rapuh, kita tidak pernah terlepas dari kesalahan, yang membawa kita jatuh dalam dosa. Lalu, kita menyampaikan kepada Tuhan apa yg menjadi ujud pribadi, seperti meminta kepada-Nya agar IA selalu memberikan kesehatan, agar kita mampu untuk terus menjalankan tugas/panggilan hidup.
Juruselamat kita, Yesus Kristus, sekalipun anak Allah IA juga anak manusia. Dalam kehidupan-Nya di dunia, IA menjalankan panggilan-Nya yaitu mewartakan kabar gembira, melakukan berbagai tanda dan mukjizat. IA pun mendapat banyak pujian dan sanjungan. Sekalipun banyak orang datang mengikutinya, meminta agar disembukan oleh-Nya, namun Ia tetap meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan Bapa-Nya. Dalam doa-Nya itu, ia dapat melihat kembali segala tugas yg dilakuka-Nya.
Sebagai pengikut Yesus Kristus, kita perlu memurnikan motivasi dalam menjalankan pekerjaan kita. Salah satunya kesempatan yg kiranya baik adalah dalam doa. Kita berbicara dengan Allah dan melihat kembali tugas yg telah kita laksanakan itu. Bila ada keseimbangan antara "hidup karya dan hidup doa", maka hubungan kita dengan Allah dan sesama menjadi kuat. Damai sejahtera pun akan menyelimuti kita, rahmat Allah akan terus mengalir dalam hidup kita.
Semoga kita menjadi seorang kristen yg baik: bercermin pada Allah Bapa dalam melaksanakan tugas harian kita, dan memantulkan wajah Yesus Kristus kepada setiap orang kita jumpai dalam peziarahan hidup kita.
SEMOGA.
Yustinus Setyanta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar