Kamis, 24 April 2014

MENAKJUBKAN

Menakjubkan. Milyaran manusia dengan milyaran hasrat, ambisi dan keinginan. Milyaran manusia dengan milyaran tabiat, pola pikir dan kelakuan. Jika dibayangkan, bagaimana segala suara-suara kehidupan itu bercampur baur, menjadi suatu paduan suara naik ke Sang Pencipta, bagaikan asap yang membubung memenuhi kediaman-Nya. Dan bahkan kadang kala  tak mampu menyadari keberadaan-Nya, Kehadiran-Nya. Satu dunia dan satu bumi yang telah tercipta sejak berjuta-juta tahun lampau, dan masih akan menuju ke depan entah sampai kapan akan berakhir, tidak ada yang tahu, bagaimana caranya DIA mengatur semuanya itu? Menakjubkan. Sungguh menakjubkan

Kesementaraan kita disepanjang perjalanan waktu alam semesta. Bagaikan noktah-noktah kecil di tengah samudra luas tak terbatas. Yang bahkan di sadari atau tidak keterbatasannya dalam hidup yang memanjang sepanjang waktu. Keabadian, barang apakah itu? Tidakkah seringkali hidup ini yang sedemikian terpencil di sudut galaksi maha luas ini, terasa bagaikan pusat kekuasaan kita semata. Kita saat kita semakin sempit, semakin memendek, dan semakin terkucil di tengah hiruk pikuk kesibukan kita dalam menghidupi hidup yang hanya amat singkat ini.

Hidup ini sungguh rapuh. Berapa banyakkah denyut jantung kita akan berdetak? Berapa banyakkah udara yang akan kita hirup? Kita, diri kita, pemikiran kita, hasrat kita, ambisi kita, keinginan kita, semuanya akan menuju kemanakah? Dan tidakkah bahwa, di muka bumi yang serba terbatas di tengah lautan maha luas semesta alam, kita hanya sepercik sinar pada milyiaran galaxi, bagai setets embun pagi yang jatuh kebumi, yang merasa hanya menjadi pusat segala sesuat.  Hidup ini memang rapuh. Namun, di dalam kerapuhannya, seringkali kita merasa bahwa kitalah sang pusat itu. Kitalah mahluk yang luar biasa tanpa menyadari kerapuhan kita sendiri.

Dan jika kita merenungkan kembali keberadaan kita di tengah kemaha-luasan semesta alam ini. Kita membayangkan jarak yang panjang dan tak terjangkau jauh di luar planet kita yang mungil ini. Atau jika kita coba merasakan kehadiran insan-insan lain di luar tubuh fisik kita. Milyaran sesama kita. Milyaran mahluk lain yang berada di tengah keberadaan kita di sini. Milyaran suka duka mereka. Milyaran harapan-harapan mereka. Milyaran keriduan mereka. Buakan hanya kita pribadi yang mempunyai itu.

Menakjubkan. Sungguh menakjubkan jika kita mampu menyadari semua hal itu. Dan karena itulah, DIA yang menciptakan dan mengatur segala sesuatu di alam semesta ini, yang menjadi suatu sumber kekuatan yang amat Maha bagi diri kita sendiri. Terutama untuk menyadari dengan rendah hati pada keterbatasan kita menghidupi hidup. Dan pada akhirnya kita mesti mengakui bahwa kita sendiri bukanlah Sang Pusat yang terkucil dan dengan angkuh dapat menciptakan suka duka hidup ini. Bukan. Kita manusia yang lemah dengan hidup yang rapuh, kita dengan segala kesadaran dan perasaan kita, kita semua haruslah mengakui betapa kecilnya kita. Betapa miskinnya kita. Betapa tak berdayanya kita. Betapa tak berartinya kita jika hidup yang kita miliki ini adalah segala-galanya. Jauh, jauh di luar jangkauan kita, ada DIA yang tersembunyi, jauh namun dekat, tak nampak tetapi ada, sebagai sumber kekuatan kita, agar kita mampu menerima dan menghadapi hidup kita sendiri. Dan jika kita sadari itu, maka dengan menunduk rendah, kita bisa mengguman dengan lirih, hidup ini ternyata sungguh menakjubkan di dalam dan bersama DIA.


Yustinus Setyanta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar