Senin, 21 April 2014

BER-WEEKEND RIA

Tak terasa weekend telah tiba. Weekend atau hari libur atau hari-hari dimana tidak banyak aktivitas dan rutinitas keseharian, adalah hal yang ditunggu-tunggu bagi sebagian orang, terutama oleh kaum pekerja maupun sekolah, kuliah yang memang kesehariannya disibukkan oleh rutinitas pekerjaan sehari-hari sedemikian sehingga serasa tidak ada waktu untuk beristirahat atau rileksasi. Weekend-time begitu orang menyebutnya, menjadi hari-hari untuk melepaskan kepenatan dari aktivitas dan rutinitas keseharian di waktu kerja. Saat weekend itulah, saatnya kita untuk mencharger tubuh setelah 5 atau ada yang 6 hari diporsir untuk bekerja, sekolah atau kuliah. Walaupun ada yang bekerja tidak terlalu menghabiskan energi (karena seru dan menyenangkan), namun weekend adalah waktu untuk melakukan sesuatu di luar rutinitas.

Tapi bukan berarti karena weekend, tentu kegiatan yang dilakukan kebanyakan bermalas-malasan. Yahhh, menambah waktu tidur sih boleh-boleh saja atau bangun siang kalee....tak apalah asal tidak berlebihan, begitu tah. Atau jangan mentang-mentang weekend, tidak ada kegiatan yang dilakukan. Sudah barang tentu ada kegiatan. Weekend bukan berarti harus berada di rumah. Acara-acara blogger atau seminar-seminar pendidikan biasanya dilaksanakan di hari Sabtu dan Minggu.

Menjelang weekend dan pada saat weekend begitu dapat kita rasakan suasananya. Jalanan kota, tempat hiburan, mall, restoran pun seolah berbenah dan bersiap diri menyambut datangnya weekend-time ini. Berbagai acara, program, dan hiburan disiapkan oleh penggiat bisnis hiburan dan kuliner untuk menyambut kaum pekerja untuk menghabiskan waktu di weekend-time mereka.

Terlepas dari pendapat dan pandangan yang berbeda-beda bagaimana cara menghabiskan waktu libur di saat weekend-time ini apakah diisi dengan kegiatan produktif ataupun tidak, semua mempunyai pijakan sendiri-sendiri dalam memandangnya. Produktif atau tidaknya sangat tergantung kepada masing-masing individu dalam berpendapat kegiatan produktif itu seperti apa dalam benak dan kerangka cara berpikir mereka. Orang bisa mengklaim dirinya menghabiskan waktu libur disaat weekend diisi dengan kegiatan produktif, tetapi tentu saja dia tidak boleh mengklaim orang lain tidak produktif dan membuang waktu sia-sia selama mengisi waktu di saat weekend-time. Sekali lagi masing-masing berhak untuk memilih dan berpendapat bagaimana cara mereka mengisi weekend-time mereka. Bukankah demikian sahabatku?

Bagaimana dengan saya sendiri mengisi weekend time minggu ini?
Nah, suatu ketika saya berada di Kawasan Wisata Kampung Jawa Kembang. Desa wonokerto, Turi, Sleman. Yogyakarta. Begitu sejuk suasana alam di desa wisata itu dengan kebun salak yang membentang luas.Yah, Salak merupakan salah satu buah yang kaya manfaat bagi kehidupan manusia. Buah berbatang duri ini sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai buah meja karena rasa yang khas dan bentuknya pun unik sekaligus menarik. Salak merupakan buah tropis asli Indonesia yang menjadi komoditas unggulan dan cocok untuk dikembangkan. Salak kebanyakan ditanam untuk dimanfaatkan buahnya. Buah yang dijuluki dengan buah ular ini, selain sebagai buah meja dapat diolah menjadi bentuk makanan lain seperti manisan, asinan, bakpia, sirup, dodol, bahkan yang sangat digemari masyarakat adalah kripik salak. Namun bagaian pohon salak lain pun dapat dimanfaatkan. Daun salak kulit tangkai daunnya dapat digunakan sebagai bahan anyaman, pohonnya dapat dimanfaatkan sebagai pagar karena banyak duri, dan sebagainya. Begitulah beberapa manfaat dari tanaman salak.

Salah satu daerah penghasil salak di indonesia adalah di kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakara (DIY). Daerah lereng Gunung Merapi ini dikenal sebagai penghasil salak unggulan yakni "salak pondoh" yang dikenal dengan memiliki citrasa empur yang sangat enak di lidah. Salak pondoh memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi, kadar gula yang lebih tinggi dan kadar asam yang lebih rendah dibandingkan dengan salak jenis lainya. Salak pondoh memiliki keunggulan dari segi citra rasa yang manis dan daya simpan yang lebih lama dibandingkan dengan salak jenis lain. Menurut Litbang Pertanian Yogyakarta luas wilayah lereng gunung merapi sendiri sekitar 6.510 Ha di bawah ketinggian < 800 m dpl [di atas permukan laut]. Wilayah yang luas ini dengan tanah di sekitar lereng gunung merapi merupakan tanah yang subur, karena tanah ini merupakan tanah bekas erupsi lahar merapi atau disebut juga tanah vulkanis. Tanah vulkanis memiliki unsur hara yang sangat tinggi dan abu vulkanik juga membuat tanah lebih subur. Jadi sangat mudah sekali tanaman dapat tumbuh subur diwilayah lereng merapi. Kabupaten Sleman, DIY yang dikenal sebagai daerah hasil salak pondoh kini menunjukkan bahwa buah ini memiliki prospek bisnis yang baik pula. Banyak petani dan masyarakat daerah setempat mulai merintis bisnis buah salah seger maupun olahannya.

Salak pondoh asal Kabupaten Sleman telah resmi dipatenkan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai komoditas unggulan. Selain itu, salak pondoh pun telah memiliki sertifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Hak Paten dan HAKI ini dilakukan untuk melindungi hasil kekayaan daerah dari eksploitasi produk salak pondoh untuk kepentingan bisnis maupun kepentingan lainnya. Masyarakat Kabupaten Sleman, terutama petani dan pengolah salak tentunya memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.

Heemmmyam....nyam...enaknya buah salak sembari menikmati weekend. Namun jika terlalu lelah untuk keluar rumah, atau sedang tanggal tua dan isi dompet benar-benar tak mau kompromi? Tak masalah, weekend tetap menyenangkan, nggeh tah?Weekend asyikkk..... tak harus berbiaya mahal, kan? Weekend sederhana namun edukatif, selain ringan di ongkos juga, percayalah, tetap bisa memberi makanan lebih bergizi bagi batin kita.
Nah kemana tujuan akhir pekan Anda minggu ini?


Yustinus Setyanta
Turi - Sleman - Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar