Sabtu, 05 April 2014

ABBA YA BAPA

Saat ini diriku duduk di depan kompie alias komuterku. Seperti biasa, jari-jariku mulai mengetuk abjad-abjad keyboardnya. ku menuliskan sesuatu, ku beberkan pikiranku, ku mencurahkan isi hatiku, ku ceritakan apa yang ku alami selama ini, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan. Pengalamanku yang manis maupun yang pahit kuungkapkan satu-persatu lewat tuts-tuts keyboard ini, untuk selanjutnya kukirimkan buat temanku yang berada jauh.

Ada rasa rindu mencekam di batin ini, rindu untuk bertemu dengan seseorang yang jauh disana. Namun apa hendak di kata, diriku harus menerima kenyataanku sebagai manusia, sebagai makhluk tercipta, yang dibatasi oleh ruang dan waktu, yang membuat diriku tak dapat berada di dua tempat pada saat yang sama. Karena itu, kerinduan akan teman dekatku hanya bisa tersalur lewat permainan jari-jemariku di atas keyboard komputerku ini.

Ketika tombol emailku kupencet dan suratku menerobos keterbatasan ruang segi empat ini untuk menemuinya yang berada jauh disana, ku lantunkan sebuah harapan, ku panjatkan seuntai doa buat temanku, agar temanku mendapatkan dukungan dan kekuatan baru untuk menghadapi tantangan hari ini dan masa depannya.

Diriku masih di depan komputer ketika dirku tersentak dari lamunanku. Pikiranku beralih menuju seorang teman “YANG LAIN”, teman yang berkuasa atas jagat raya, teman yang memegang hidupku. Apakah aku juga memiliki sebuah keyboard untuk berkontak dengan-Nya?? Apakah aku memiliki suatu saluran untuk mengisahkan seluruh rasa batinku pada-Nya?? Setelah berdiam sejenak, jawabannya mengetuk dinding jantungku.... Sebuah hati yang mencintai, sebongkah hati yang tak henti berseru: “Abba....Abba....” adalah alat ampuh mendekatkan diriku dengan-Nya.

“Abba...!!! ya Bapa...!!!”


Yustinus Setyanta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar