tanduk bertemu tanduk
api melahap sejuknya jiwa
tunduk! terpaksa tunduk
jiwa bagai segelas air
telah tercemar segenggam garam
rasanya begitu asin, begitu pahit
adakah penawar hati?
sungguh,
rindukan air segar
kini,
saat tergelap dalam jiwa
saat terpanas dalam jiwa
DIA mengutus setangkai bunga
yang membuka hati, buka pikiran kita
apa yang terjadi?
jiwa kini semakin luas
bukan lagi segelas air
tapi setelaga air
yang tak kering oleh api
tak tercemar segenggam garam
jiwaku
telah
menjadi
telaga hati...............
Yustinus Setyanta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar