Kamis, 17 Juli 2014

KETIKA AKU MELANGKAH

Refleksi Dari : Matius 11:20-24.
Ketika aku melangkah, aku bertanya mengapa aku melangkah, bagaimana aku bisa melangkah kakiku ini? Ketika kugerakkan jari-jemariku, kembali aku bertanya: Mengapakah aku bisa menggerakkan jari-jariku sesuka hatiku, bagaimana mungkin jari-jari ini bisa bergerak hanya karena aku menginginkannya bergerak? Kuraba nadi di pergelangan tanganku. Aku tidak pernah memerintah hal itu terjadi, semua bergerak di luar kesadaranku. Semua terjadi dan menjadikan aku......hidup!

Kucoba untuk memandang, melihat apapun di sekelilingku. Aneka bentuk, aneka warna, semua tertangkap oleh kedua mataku. Karenanya aku berpikir, karenanya aku bereaksi, karenanya aku merasakan betapa indah hidup ini. Kucoba pula untuk mendengar apa yang terdengar oleh telingaku. Dari gemerisik angin, deru motor, suara nyanyian, suara orang berbicara, semua bisa aku dengar. Semua yang kulihat, semua yang kudengar membuat aku bereaksi, membuat aku bergerak, dan......hidup!

Kuamati seluruh tubuhku, kusadari bahwa dengan tubuhku inilah aku hidup, apa yang membuat aku hidup, yang membuat jantungku berdetak, darahku mengalir, paru-paruku bekerja, udara mengalir keluar-masuk? Apa yang membuat otakku bekerja hingga aku bisa berpikir, bisa merasakan, bisa mengamati dan menyadari? Apa yang membuat aku hidup? Pasti ada, pasti ada yang menyebabkan aku menjadi hidup. Menurut kata orang, yang menyebabkan aku hidup adalah daya hidup yang disebut dengan roh. Tapi bagaiman roh itu bekerja dan menghidupkan tubuhku, jantungku, paru-paruku, otot, syaraf dan otakku? Semua menjadi misteri yang tidak dapat aku pahami. Semua itu adalah perkara yang tidak mampu kucerna dengan akalku.

Sama,....yah sama persis dengan mukjizat-mukjizat yang pernah Dia lakukan ketika itu. Semua mengherankan, semua tidak mampu kucerna dengan akal. Mukjizat itu, ternyata juga terjadi pada diriku. Mukjizat itu, ternyata kualami dan sungguh aku alami. Tetapa mengapa aku harus mengalami? Pertanyaan itu membuat aku tersipu, karena sebenarnya aku mempertanyakan persoalan yang selama ini tidak pernah aku pedulikan, "Mengapa aku hidup apa tujuan Dia memberiku hidup?" Jika Dia melakukan mukjizat agar Allah Bapa dimuliakan, bukankah demikian pula mukjizat yang terjadi pada hidupku? Degup jantung, aliran nafas, aliran darah adalah mukjizat yang benar-benar terjadi? Mukjizat seperti apa lagikah yang mesti di tunggu hingga membuat percaya bahwa Dia benar-benar mengasihku? Lalu...apakah aku pernah memuliakan Dia karena mukjizat yang nyata aku alami dalam hidupku ini? Kembali aku tersipu...


Yustinus Setyanta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar