Sosok Yudas Iskariom melekat pada pandangan murid yang menjual gurunya seharga tiga puluh keping uang perak. Nama Yudas Iskariot memjadi julukan bagi orang-orang yang berkhianat, culas, dsb. Hampir tak ada orang yang peduli pada alasan Yudas menukar gurunya dengan uang, hingga beberapa ahli Kitab Suci mulai bicara tentang kedudukan Yudas Iskariot di dalam komunitas 12 rasul. Ia adalah bendahara. Mungkin kas mereka menipis sehingga si bendahara merasa harus mencari dana tambahan. Ketika membuat perjanjian untuk menyerahkan gurunya kepada imam-imam kepala, ia mungkin tidak berpikir bahwa ia sedamg terlibat dalam konspirasi menyalibkan gurunya sendiri (Mat 26 : 14-25).
Dari Yudas Iskariot, kita juga belajar bahwa setiap tindakan kita adalah sebuah pilihan. Di dalam setiap pilihan ada nilai yang di prioritaskan. Adakalanya kita pun keliru memilih, menjadikan uang dan kekuasaan sebagai prioritas hidup. Dari Yesus, kita belajar untuk mengutamakan nilai kemanusiaan di dalam setiap pilihan hidup kita, termasuk nilai kemanusiaan diri kita sendiri. Keliru memilih keutamaan, Yudas Iskariot merusak martabat manusiawinya. Mengutamakan kemanusiaan, Yesus harus membayar harganya: dicela, ditolak, disingkirkan. Mana yang kita pilih?
Yustinus Setyanta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar