Kasih dan relasi yang erat, itulah yang mestinya menojol dalam pemahaman akan Trinitas. Allah adalah misteri, maka konsep apapun yang berusaha menjelaskan akan Allah tidaklah mampu memadahi seluruh pengertian akan Allah. Maka sebagaimana Allah itu misteri, demikian pula Dia dalam kesatuan dengan Putera dan Roh Kudus. Lantas bagaimana kita bisa memahami semua itu? Yang bisa kita lakukan hanyalah meraba, menghayati dari sifat dan nuansa-Nya. Salah satu sifat-Nya yang bisa kita rasakan adalah KASIH. Allah itu Sumber Kasih. Kasih itu hanya akan menjadi kasih manakala terdorong keluar, terungkap. Maka ada ungkapan kasih itu lahir.
Dalam satu kesatuan pengertian akan Kasih inilah kita memahami Trinitas. Pantaslah bila kita menyebut Putera, karena sebagai Totalitas Ungkapan Kasih Allah Dia sungguh lahir dari Allah sendiri. Relasi antara Bapa dan Putera hanya dimungkinkan melalui Roh Kudus. Dalam hal ini, tidak mungkin kita melihat ketiganya secara terpisah, Bapa-Putera-Roh Kudus bukan lagi tiga tetapi satu.
Terkadang ketika kita berhadapan dengan orang yang berkeyakinan lain, kita ragu dan merasa tidak pasti untuk bisa menjelaskan mengenai misteri Trinitas yang mereka pertanyakan. Tetapi jika kita berangkat dari satu pengertian bahwa Allah adalah Kasih, maka apapun keyakinannya mereka akan setuju dan tidak membantah realitas tersebut. Maka logika sederhana yang mengalir berlandaskan kasih inilah, kita akan mampu menjelaskan sebagaian dari misteri Trinitas.
Dalam kehidupan kita, sebagai anak-anak Allah, kita pun dipanggil untuk mengungkapkan kasih-Nya. Untuk bisa mengungkapkan kasih, kita terlebih dahulu harus mampu merasakan kasih-Nya. Untuk itu kita membutuhkan peran Roh Kudus, karena melalui bimbingan Roh Kudus kita dimampukan untuk merasakan kasih Allah dan didorong untuk mengungkapkan kasih Allah. Iman yang mendalam adalah iman yang semakin tenggelam dalam kasih-Nya.
Yustinus Setyanta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar