Selasa, 10 Juni 2014

APAKAH HIDUP KITA SUDAH DITAKDIRKAN TUHAN?

Tuhan telah mengetahui segala sesuatu sejak awal mula dunia, akan apa yang akan hendak kita alami dalam hidup kita masing-masing. Sebab, Tuhan tidak dibatasi oleh waktu, jadi bagi Tuhan tidak ada waktu dulu dan yang akan datang, semua hadir di hadapan-Nya sebagai 'saat ini' Tuhan mengetahui segala sesuatu karena semua itu terjadi atas izin Tuhan. Tuhan mendukung segala sesuatu memberi hidup dan keberadaan kepada setiap orang. Jadi, Tuhan yang Mahakuasa dan Mahatahu mengetahui segala sesuatu yang akan kita putuskan sesuai dengan kehendak bebas kita; namun ini tidak berarti bahwa Dia menakdirkan kita akan segala sesuatu sehingga kita seperti boneka/wayang saja.

Pengetahuan-Nya akan keputusan kehendak bebas kita bukan berarti Tuhan mengharuskan kita melakukan sesuatu yang sudah digariskan. Ibaratnya, seperti kita pun dapat melihat bagaimana orang lain memutuskan sesuatu, namun tidak memaksa mereka untuk melakukan hal tertentu; demikian pula Tuhan kepada kita.
Kita adalah manusia yang bebas, sebab kita punya akal budi dan keinginan bebas. Akal budi kita dapat meneliti banyak pilihan dan kita bebas untuk memilih apa yang kita pikir terbaik pada saat tertentu. Tuhan telah mengetahui sejak awal mula siapa yang menjadi pasangan kita, apa yang menjadi pekerjaan kita, dan sebagainya.

Tetapi, Dia tidak mengharuskan kita memilih/berbuat demikian. Kita bebes memilih pasangan hidup kita dan pekerjaan kita, dll. Namun tentu kita harus berdoa agar dapat mengetahui apa yang menjadi rencana Tuhan bagi kita dalam hal-hal tersebut. Maka, sebelum membuat keputusan-keputusan penting dalam hidup, kita dapat mengikuti retret, seperti yang dianjurkan St. Ignasius dari Loyola.

Rencana Tuhan yang abadi bagi kita adalah agar kita menjadi kudus. Rencana ini berbeda dan tentu saja lebih kaya dari pada rencana kita sebagai manusia; sebab rencana ini melibatkan kehendak bebas kita, apakah kita mau bekerja sama dengan menerima rahmat-Nya, ataukah kita menolak rahmat tersebut, yang ditawarkan kepada kita berkali-kali di dalam hidup kita. Jadi pada setiap saat, ada rencana Tuhan yang baik yang ditawarkan kepada kita.

Meskipun demikian, kita dapat terus menolak rencana Tuhan itu, dengan menolak untuk bekerja sama dengan rahmat-Nya tetapi, kabar baiknya adalah: meskipun pada suatu saat kita pernah menolak rencana-Nya, misalnya menolak panggilan hidup sebagai biarawan/biarawati, ini tidak berarti kita menghancurkan seluruh rencana Tuhan; sebab rencana-Nya juga melibatkan pengalamaman keseluruhan/kegagalan pada masa silam untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, asal kemudian kita bekerja sama dengan Dia. Karena itu, kita berdoa agar dapat mengetahui rencana-Nya sehingga kita dapat mengganpainya dengan lebih baik.

Apakah Tuhan Mencobai Manusia?Pada satu sisi kita percaya bahwa Tuhan tidak mencobai kita (Yak 1:13), namun pada sisi lainya kita dpat melihat bahwa Tuhan memang menguji kita (seperti pada kasus Abraham dan Musa). Namun, Tuhan tidak pernah mencobai atau lebih tepatnya menguji kita agar kita terjatuh (seperti setan mencobai manusia), tetapi hanya untuk memberikan kepada kita sesuatu yang lebih baik, untuk membuat kita lebih kudus melalui kesetiaan kita dalam menghadapi ujian tersebut.. Dalam hal ini kita melihat bahwa seluruh hidup kita terdiri dari atas banyak ujian dan jika kita setia dalam iman, maka kita beroleh hidup yang kejal seperti yang dijanjikan-Nya.

Jadi, Tuhan memperbolehkan cobaan terjadi dalam hidup kita untuk alasan yang lebih baik: untuk pertobatan dan pengudusan. Sebaliknya, setan mencobai kita sehingga kita berdosa. Kecenderungan kita berbuat dosa (concupiscence) dan nafsu yang tidak terarah juga mencobai kita, sebagai akibat dari dosa asal, yang mendorong kita mencari kesenangan semu dan berlebihan dari pada yang seharusnya. Kesombongan kita mencobai kita untuk mencari kemuliaan sendiri dari pada kemulian Tuhan.

Jadi, di sini kita melihat bahwa Tuhan tidak mencobai kita dengan cara yang sama seperti setan. Namun, ada kalanya Tuhan mengizinkan cobaan terjadi di dalam hidup kita untuk mendatangkan sesuatu yang lebih baik dan memberi kesempatan kepada kita untuk menunjukkan kasih kita kepada-Nya lewat kesetiaan iman kita dalam menghadapi coban tersebut.

Rom 8:28 menyatakan, "kita tahu sekaran, bahwa Allah turut bekerja di dalam segalah sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia." "Segala sesuatu" di sini termasuk pekerjaan, pasangan hidup, tetapi juga kegagalan, pencobaan, dan sebagainya. Pertanyaanny, apakah kita sudah mengasih Dia? Sebab, jita mengasihi Dia kita, maka ayat ini adalah janji Tuhan yang pasti akan dipenuhi-Nya.


Yustinus Setyanta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar