Senin, 23 Juni 2014

DUA KISAH PENCIPTAAN.

Mengapa dunia diciptakan dua kali, kej 1:1-2a dan Kej 2:4b-25? Mengapa kedua kisah itu tidak harmonis?
Pertama, sebenarnya alam semesta diciptakan satu kali, tetapi dalam Kitab Kejadian, kita memiliki dua kisah penciptaan yang berbeda. Menurut para ahli Kitab Suci, Kej 2 lebih tua, berasal dari abad X Sebelum Masehi (SM), pada masa kejayaan Raja Salomon. Sedangkan Kej berasal dari abad VI SM, pada masa pembuangan.

Kedua, Kej ditulis oleh aliran Yahwist, sebab mereka menyebut Allah itu Yahweh. Berdasarkan bukti-bukti arkeologi, bisa dikatakan bahwa kisah penciptaan itu di ambil dari kisah penciptaan dari budaya kuno Assyria, Babilon dan Mesir. Alam semesta dipandang terdiri dari tiga bagian, yaitu Langit dengan air di atas, bumi dengan manusia dan bintang, dan laut dengan ikan dan kedalaman bumi. Gambaran Allah lebih bersifat antropomorfis, sangat dekat dengan manusia. Manusia diciptakan sebagai pusat dari ciptaan lain, yaitu sebagai pemelihara ciptaan lain. Ia membuat manusia dari tanah liat, dan wanita dari tulang rusuk manusia pertama. Alam semesta lebih bersifat daratan. Kisah ini ditulis dengan tujuan utama menyampaikan pesan-pesan rohani.

Ketiga, Kej 1 berasal dari kelompok para Imam yang menyebut Allah sebagai Elohim. Di gambarkan, Allah bekerja secara teratur dan terencana. Fakta ini mau menunjukkan bahwa jika Israel sedang mengalami kemalangan, maka harus dikatakan bahwa pasti Allah sudah melihat nasib Israel dan mempunyai rencana indah bagi Israel. Allah digambarkan lebih sebagai Allah yang transenden, jauh, mahakuasa yang menciptakan dengan kuasa Sabda-Nya. Penciptaan dilakukan satu persatu dan alam semesta lebih bersifat lautan. Manusia diciptakan pada akhir, sebagai puncak ciptaan, atau mahkota ciptaan atau penguasa ciptaan.

Keempat, selama empat abad, Kej 2 adalah satu-satunya kisah penciptaan yang ada. Pada 587 SM, Ketika Raja Nebukadnezer dari Babilon mengalahkan Israel dan menguasai Yerusalem, bangsa Israel ditawan dan dibawa ke pembuangan. Di kota Babilon, mereka terheran-heran melihat ibukota yang indah, dengan gedung-gedung besar, istana-istana yang indah dan menara anggun, saluran air, kebun tergantung, tembok kota yang kuat dan kuil-kuil mewah. Kebanggan Israel akan Yerusalem dan keperkasaan Yahweh runtuh. Raja Israel yang diurapi Allah kalah kuat daripada raja Babilon, dewa-dewa Babilon dipandang lebih perkasa dan berkuasa daripada Yahweh.

Di pembuangan inilah, sekelompok imam yang memprihatinkan keadaan iman israel merasa perlu untuk memberikan peneguhan kepada umat yang goncang imannya dan beralih ke dewa-dewa Babilon serta mulai meninggalkan praktik Sabat.

Kelompok imam ini merasa, kisah penciptaan yang ada (Kej 2) sudah tidak mampu lagi meneguhkan iman uman. Karena itu, para imam ini melukiskan Allah Israel sebagai yang mahakuat dan mahakuasa, yang mahatinggi mengatasi segala ciptaan (transenden). Allah bekerja menurut rencana yang teratur dan menciptakan masing-masing ciptaan melalui Sabda-Nya, mulai dengan tanaman, bintang, air, daratan, bintang-bintang di langit. Mereka semua itu adalah ciptaan yang harus melayani manusia (Kej 1:17-18).

Untuk melawan gagasan Allah baik dan Allah jahat menurut agama Babilon, para imam terus menerus menkankan bahwa Allah menciptakan "semuanya dalam keadaan baik". Dengan kata lain, hendak ditegaskan tidak ada Allah jahat atau pencipta yang jahat. Tidak ada bagian dari ciptaan ini, termasuk manusia, pada awalnya dikuasai kejahatan. Ditegaskan pula, Allah menciptakan selama emam hari, dan istirahat pada hari ketujuh. Hal ini memberikan pendasaran pada pelaksanaan hari sabat.

Perbedaan asal usul, waktu penulisan, tujuan penulisan, inilah yang menyebabkan ketidakharmonisan antara kedua kisah penciptaan tersebut. Masing-masing digunakan Allah mewahyukan pesan rohani yang berbeda, tetapi saling melengkapi.


( Daftar isi : Tafsir Perjanjian Lama, Lembaga Biblika Indonesia, Kanisius dan Buku
Youcat Indonesia)









Yustinus Setyanta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar