Keduanya adalah rasul Yesus Kristus yang istimewa. Petrus adalah pemimpin duabelas rasul; sementara Paulus adalah misionaris agung yang tanpa kenal lelah mewartakan Kabar Gembira sampai ke ujung dunia. Tetapi tetap perlu disadari bahwa kedua saka guru ini juga mempunyai pengalaman negatif yang mencolok. Petrus pernah secara terang-terangan menyangkal Yesus sampai tiga kali (Mat 26,69-75; Mrk 14,66-72; Luk 22,56-62; Yoh18,15-18.25-27). Paulus lebih lagi. Ia adalah seorang mantan penganiaya jemaat (Fil 3;6). Tuhan ternyata berani mengambil risiko dengan memanggil orang yang tidak sempurna. Dan tidak sempurna ternyata menjadi kudus dalam ketidaksempurnaan mereka.
Lalu? Kita? Di satu pihak, kita juga adalah orang yang dipanggil Tuhan dalam ketidaksepurnaan kita untuk menjalankan perutusan kita di manapun kita berada. Tuhan sudah mempercayai kita. Di lain pihak, apakah kita juga bisa mempercayai orang lain dalam ketidaksempurnaan mereka?
Semoga saja kita juga bisa mempercayai orang lain dalam ketidaksempurnaan mereka. Karena tiada orang yang sempurna, dan dalam ketidaksempurnaan masing-masing dari kita menjadi kudus. Amin.
Yustinus Setyanta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar