Dengan was-was penonton menatap pemain sirkus yang meniti tali di ketinggian. Sekalipun penonton tahu bahwa ada jaring yang cukup kuat untuk menerima tubuh si pemain sekiranya jatuh sehingga tidak akan mengalami celaka, namun rasa tegang itu masih tetap meghinggapi para penonton. Pemain sirkus sendiri dengan yakin meneruskan langkahnya. Ia sudah berlatih berkali-kali, dan dia yakin dengan galah panjang yang dijadikannya sebagai alat penyeimbang. Permain itu telah berlatih, telah belajar menyeimbangkan diri dan yakin tidak akan jatuh. Sekalipun jatuh ia pun yakin tidak akan celaka karena jaring yang ada di bawah tentu menyelamatkan.
Para penonton yang tidak pernah belajar dan berlatih sebagaimana pemain sirkus itulah yang dicekam ketegangan yang amat sangat. Sebagaiman kita yang tidak pernah belajar menyeimbangkan hidup, menyelaraskan kehidupan dengan kehendak Allah, yang kurang percaya akan adanya jaring-jaring kasih Allah yang menyelamatkan. Yang senantiasa dicekam oleh ketakutan dan ketegangan yang amat sangat.
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar