Dengan menyangkal diri yang seperti itulah aku benar-benar akan tampil sebagai hamba-Nya. Sebab sepenuhnya aku ada dalam kuasa-Nya, sepenuhnya aku menjadi milik-Nya. Kehendak-Nya adalah hidupku, sabda-Nya adalah segalanya bagiku. Sungguh aku harus belajar dan terus berlatih untuk bisa melakukannya. Masih sering terjadi, kehendak-Nya aku sisihkan demi kehendak pribadiku sendiri, demi keuntungan, keinginan, dan kenyamanan yang mungkin bisa aku reguk. Bagaimana mungkin aku akan mengikuti Dia dan memikul salibku jija aku tidak pernah mampu menyangkal diriku sendiri, tidak pernah mampu menepis keinginan-keinginanku?
Sungguh aku demikian takut kehilangan nyawaku, kehilangan masa depanku, kehilangan pankat dan jabatan duniawi, takut kehilangan harta dunia fana ini. Namun ketakutan itulah sesungguhnya yang membuat aku kian terikat pada dunia dan kian menjauh dari-Nya. Ya Tuhan,.........mengapa aku bisa sejauh ini meninggalkan-Mu? Bantulah aku umtuk terus menerus menyadari karunia-Mu yang tak terhingga, yakni Roh Kudus yang senantiasa memberdaya padaku untuk berbuat seturut kehendak-Mu. Amin.
(Sebuah refleksi dari Mat 16:21-27)
{Yustinus Setyanta}
{Yustinus Setyanta}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar