Jumat, 15 Agustus 2014

TERTARIK KEPADA-NYA.

Tertarik kepada Allah Bapa, siapa yang tidak? Tetapi tertarik hanya kepada Allah, suatu hal yang sangat berat untuk aku lakukan. Betapa tidak? Banyak hal lain di dunia ini yang lebih menarik. Maka untuk bisa hanya tertarik kepada Allah, aku harus menyingkirkan semua hal lain tersebut. Tetapi sekuat apapun aku berusaha, aku tetap tidak bisa melakukannya. Umumnya sudah terpetakan antara urusan duniawi dan urususan sorgawi. Keduanya berbeda, dan tidak bisa disatukan. Karena aku masih menjadi manusia yang hidup di dunia, yang masih terlibat dengan segala kesibukan dunia, maka kadan aku harus berdiri di urusan rohani, sesaat kemudian berdiri sepenuhnya di kepentingan duniawi. Setiap hari aku hilir mudik ke sana kemari. Sekarang duniawi nanti sorgawi, nanti duniawi lagi dan kemudian masuk ke urusan sorgawi lagi. Begitu seterusnya hingga aku diam dan berhenti karena merasa kelelahan.

Dalam kelelahan itu aku mencoba untuk melihat bahwa urusan dunia dan sorga bukan berada dalam keadaan yang sejajar, tetapi saling menumpang satu sama lain. Persoalannya adalah, mana yang kemudia menjadi dasar. Jika Kerajan Sorga yang menjadi dasar maka segala kepentingan dunia diletakkan atas dasar peran serta Allah yang kuterima, kuhayati sebagai pengungkapan kasih Allah. Sebaliknya kepentingan dunia yang aku jadikan dasar, maka segala kegiatan rohani akan didasari oleh kepentingan diri dan unjuk kemampuan diri semata. Mengingat akan hal itu, aku memutuskan untuk meletakkan Kerjaan Sorga sebagai dasar. Karena aku belajar untuk semakin kuat ketertarikan kepada Allah Bapa sebagaimana senrang anak kecil dan mau menggantungkan hidupku sepenuhnya kepada-Nya. Sebab DIA akan memelihara hidupku bersama dan melalui orang lain.

Sebuah Refleksi dari Mat 18:1-5, 10-12

{Yustinus Setyanta}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar