Dalam kelelahan itu aku mencoba untuk melihat bahwa urusan dunia dan sorga bukan berada dalam keadaan yang sejajar, tetapi saling menumpang satu sama lain. Persoalannya adalah, mana yang kemudia menjadi dasar. Jika Kerajan Sorga yang menjadi dasar maka segala kepentingan dunia diletakkan atas dasar peran serta Allah yang kuterima, kuhayati sebagai pengungkapan kasih Allah. Sebaliknya kepentingan dunia yang aku jadikan dasar, maka segala kegiatan rohani akan didasari oleh kepentingan diri dan unjuk kemampuan diri semata. Mengingat akan hal itu, aku memutuskan untuk meletakkan Kerjaan Sorga sebagai dasar. Karena aku belajar untuk semakin kuat ketertarikan kepada Allah Bapa sebagaimana senrang anak kecil dan mau menggantungkan hidupku sepenuhnya kepada-Nya. Sebab DIA akan memelihara hidupku bersama dan melalui orang lain.
Sebuah Refleksi dari Mat 18:1-5, 10-12
{Yustinus Setyanta}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar