Minggu, 12 Januari 2014

NOVEMBER RAIN (Menyenagi Hujan)

Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Semoga ada yang menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda 

Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember,
Di bulan desember 

Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka

Efek Rumah Kaca | Desember | 2007


Awal November telah tiba, ketika penghujung Oktober mengantar musim hujan menemui ruangnya. Musim hujan turun dengan ikhlasnya membasahi bumi sembari disambut oleh tawa gembira anak kecil yang berlari di bahwa hujan dan doa para buruh tani bagi hujan yang berkah bagi sawah ladangnya. Sejak kecil, di pelajaran Ilmu Alam, para guru selalu bercerita tentang hujan sebagai sebuah fenomena alam semata lalu lupa mengantar kita pada berimajinasi pada setiap hal yang melekat padanya. Saya selalu percaya bahwa hujan bukan sekadar fenomena alamiah semata tapi juga tentang segala hal yang meneduhkan dan melekat padanya banyak ingatan dan harapan.

Menurut siklus alam bahwa selama beberapa bulan kedepan, antara November menuju Maret, hujan akan selalu hadir lalu kita akan bersiap diri dengannya. Hujan dan segala bayangan kita tentang bulir air pada jendela kaca, lumpur di setiap jalan yang berlubang atau dingin dimalam hari dan langit yang tampak gelap akan menemani melewati waktu. Meskipun demikian, selalu ada saja orang-orang yang mencintai atau menyukai hujan dan saya adalah salah satunya. Bagiku, hujan selalu menawarkan cerita yang tidak akan pernah selesai dan layak untuk disenangi seperti cara kita memandangi anak kecil yang berlari kecil dibawah hujan, bermain bersama temannya menikmati hujan dan hidup yang lepas.

Mencintai atau menyenagi musim hujan bukan pula serta merta membuat kita membenci kemarau yang panas dan berdebu. Tidak ada yang berubah dari setiap musim yang berganti, hidup terus berjalan seperti sediakala. Setiap orang tetap saja keluar rumah untuk menantang hari lalu pulang ketika lelah karena hujan tidak melemahkan. Seringkali, ku mendapati diri sebagai manusia yang egois, membenci kemarau karena panas dan debunya mengotori wajah yang tidak mulus dan mencintai hujan pada sisi romantisismenya semata. Seringkali, kita mengeluh karena panas yang membuat bermandi keringat dan meminta hujan segera turun atau meminta panas datang kembali ketika hujan menahan langkah untuk menghadiri kencan yang tertunda. Kita lupa bersyukur pada panas di musim kemarau mengajarkan tentang kekuatan melawan derap kota yang menderu.

Hal yang sedikit berbeda dari setiap peralihan musim hujan bahwa kita akan lebih sering menikmati hari dalam keadaan sejuk seperti mengajarkan ketenangan. Hujan akan membantu membasahi pohon bunga dalam pot kecilku di teras kamar rumah yang mulai tumbuh serata berbunga mekar dengan indah nan cantik mempesona. Hujan akan mengantarkan aroma tanah sehabis hujan yang sejuk dan menenangkan, semacam candu. Hujan hanya akan memaksa para penjual makanan di tepi jalan memakai pakaian yang lebih tebal untuk melawan dingin. Hujan akan menemani para pekerja muda pulang menemui anaknya di rumah. Hujan adalah waktu menggulung celana lalu bersiap untuk banjir yang akan datang seperti sering kami lakukan bersama teman-teman ketika halaman rumah pondokan yang kami tempati dimasuki oleh air dari segala penjuru karena posisinya yang cukup rendah, namun setelah itu lenyap karena genangan sesaat manakala air hujan turun yang begitu lebatnya hingga got-got kesusahan menampung banyaknya air. Hujan adalah kawan ketika sore tiba lalu seseorang akan duduk di teras rumah dengan cangkir kopi di tangan kirinya sembari menonton hujan yang tak cukup deras .Hujan adalah ............

Hujan pun tidak pula melulu tentang romantika, suasana melankolia yang didapatkan oleh mereka yang menunggu hujan untuk sekadar melihat setiap bulir airnya jatuh lalu akan membuatnya bersemangat menulis puisi atau cerita tentang romansa di bawah hujan seolah-olah ada pelajaran tentang mencintai dari hujan. Mereka lupa bahwa ada banyak orang yang bertarung melawan hidup yang sulit pada jalan yang basah oleh hujan. Ada cerita tentang ibu orang yang berteduh di gerobak warung kecil yang sepi di pinggir jalan, tentang anak buah kapal nelayan yang bertarung nasib atau saat para pemulung melawan arus air hujan yang membawa sampah dan plastik nafkahnya. Ada cerita tentang ingatan pada seseorang yang telah pergi atau seseorang yang tidak pernah kembali, hujan menyimpan kenangannya pada setiap lajur hujan yang turun. Ada ribuan doa yang dirapal saat hujan bagi mereka yang sedang bersedih dan hujan adalah irama yang baik untuk berteduh dari hiruk pikuk keinginan, hasrat dan ambisi.

Saya selalu menolak segala bentuk upaya romantisisme atas nama hujan karena hujan melampaui segala hal yang dibayangkan oleh mereka yang merindukan romantika semata. Saya selalu percaya bahwa hujan adalah berkah bagi bumi yang mengantar kesejukan pada banyak hal dan saya juga percaya bahwa hujan adalah anugerah yang Tuhan berikan pada setiap makhluk di bumi ini. Hujan adalah tarikan nafas lega para petani yang sawahnya kering. Hujan adalah pengumpul kenangan yang akan selalu menyerang ketika kita lengah dengan rentetan peristiwa, entah indah atau buruk. Hujan adalah tentang deretan lagu ketinduan dan kepulangan di waktu senja. Hujan adalah kekuatan pada jalan terjal di setiap jalur pendakian. Hujan adalah tentang tentang penantian harapan akan terwujud. Hujan adalah tentang kerinduan yang terarah atau pun tidak terarah. Hujan adalah lawan dari setiap kemarahan yang tidak pernah terselesaikan. Hujan adalah peluntur keinginan pada banyak hal yang tidak pernah jelas, absurd. Hujan adalah kawan dari kemarau yang kering.

****

 Setiap kemarau dan hujan punya ceritanya masing-masing, musim yang berganti mengajari kita untuk mencintai semua hal pada masanya dengan cara yang berbeda. Setiap musim ada dengan kisah sendirinya yang mustahil sama setiap saatnya. Setiap cerita hadir untuk sebuah mengisi hidup yang selayaknya baik, sisanya kita hanya perlu menitipkan doa. menguatkan keyakinan pada hujan yang akan melemahkan keangkuhan dan membasuh jiwa yang kotor pada setiap hal dalam hidup. Berharap hujan membawa senyum yang akan mampu menyembunyikan masa-masa sulit lalu memaksa kita belajar ulang tentang sudut pandang kebahagiaan dan kehidupan ini

Hujan menguyur bumi dengan derasnya, rintik-rintiknya terdengar dari atas genteng ku duduk mengedepani leptop ku sambil menulis dan sayup-sayup dari speker terdengar lagu yang indah "November Rain" Guns N' Roses , kopi hangat pun mengepul menghamburkan aroma harum yang merasuk ke lubang hidung yang membuat hidung mampet karena pilek pun serasa plog.


Yustinus Setyanta
Jogja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar