Rabu, 26 Agustus 2015

::. RUMAHKU .::

Rumahku bermula di masa lalu 
Berujung di titik waktu 
Yang tak kutahu

Rumahku semesta keberadaanku 
Bermula di masa lalu 
Berujung di titik waktu 
Sewaktu-waktu.
Rumahku seluas kehendak 
Tetapi aku membatasinya hanya sepetak
Sebab tahu apa yang kubawa kelak 
Ketika semua yang utuh juga akhirnya retak

Jika kau bertemu, kau tak memasuki pintu rumahku 
Kau memasuki pintu angan dan mimpiku 
Sebab rumah adalah bahasa, kau boleh pahami aku 
Dengan rumahku, tapi juga pahami aku 
Pada apa yang ingin kubangun dengan rumahku

Aku takmembangun rumah untuk sekedar berteduh 
Sebab talah kubebaskan diriku dari semua keluh 
Aku tak membangun rumah untuk ringkih tubuhku 
Tapi lebih untuk liar jiwaku

Ia memberiku alasan istirah 
Ketika diluar udara penuh amis darah 
Ia memberiku arti jinak 
Untuk tetap bertahan pada apa yang hak

Rumahku berdiri di atas tanah pelaminan 
Tempat harapan dan kerja keras dikawinkan 
dan dirayakan: Rumah megah. Rumah mewah 
Kerena dibangun dengan cinta-kasih dan jerih-payah



(Puisi - Yustinus Setyanta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar