Hanya karena kenyataan itu buruk rupa kadang kita menolaknya.
Hanya karena kenyataan itu telanjang bulat lalu kita malu dan sibuk mencarikan pakaian untuknya.
Hanya karena kenyataan itu kadang menyakitkan, kita lalu ketakutan.
Hanya karena kenyataan itu menyebalkan, lalu kita berusaha mengacuhkan.
Kita hanya mau menerima kenyataan yang indah, yang elok, yang mengasikkan bahkan menyenangkan. Sementara kenyataan itu salalu datang kepada kita sebagai apa adanya.
Kita hanya mau menerima kenyataan yang indah, yang elok, yang mengasikkan bahkan menyenangkan. Sementara kenyataan itu salalu datang kepada kita sebagai apa adanya.
Kadang berpikir bahwa kenyataan itu telah direkayasa. Padahal yang demikian sudah bukan lagi kenyataan, melainkan kepalsuan.
Demikian pula kadang kita berpikir untuk menampilkan kenyataan supaya lebih baik dilihat orang dan lebih menarik perhatian, padahal ketika kita melakukannya sebenarnya kita sedang mengemas harapan dan bukan sebuah kenyataan.
Kenyataan tidak bisa diubah oleh siapapun, sebab setiap perubahan yang terjadi pada dirinya tidak lagi bernama kenyataan. Maka menerima kenyataan dan mengajaknya berdendang dan menari. Mendendangkan lagu kasih dan menarikan tarian kehendak-Nya. Biarkanlah ia tetap menjadi kenyataan, toh.....ia tidak akan menghancurkan diri kita, tetapi justru akan membangun, menguatkan kita.
{Yustinus Setyanta}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar