Lewati jalan yang bawa cerita tersebunyi
Mungkinkah kamu menyadari
Serasa ganjil bila kau tak disini
Tenangkah kamu disana
Tenangkah kamu disana
Rasakan lelah
Istirahatlah, tersenyumlah
Meski bukan aku yang disana
Aku bertanya pada hatimu
Aku bertanya pada hatimu
Dalam malam-malam sendirimu
Haruskah aku ada di hatimu
Bila itu yang membawa lara padamu
Ah, aku rasa, kuterlena dikilaunya nuansa
Ah, aku rasa, kuterlena dikilaunya nuansa
Yang kau lukis dalam pesona diri
Sisi batinmu, sisi batinku terbenam di alurnya
Tak ada temu dalam beda sisi
Selalu ada cara untuk cinta/bersama
Selalu ada cara untuk cinta/bersama
Tapi adakalanya tak pada alur yang sama
Arah yang.di tuju pun berbeda
Serta alur yang berbeda pula
Aku berjalan membelakangimu
Aku berjalan membelakangimu
Demikian kamu pun begitu
Tak haruskah kamu ikuti jalanku?
Atau tak patutkah aku yang ikuti jejakmu
Madia dunia, bentangkan lain dunia
Madia dunia, bentangkan lain dunia
Terurai nada-nada rasa
Terpendam dalam jiwa
Masing-masing dari kita
Lain dunia seakan memaksa kita tak sejalan
Lain dunia seakan memaksa kita tak sejalan
Meski demikian kita tetap dalam ikatan, persaudaraan
Lain dunia bukanlah suatu alasan
Untuk kita seiring-bergandeng tangan
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar