Selasa, 25 Agustus 2015

HANYA SEBAGAI SARANA

Tak mungkin aku mungkiri bahwa selama aku hidup di dunia fana ini, aku membutuhkan sarana untuk mempertahankan hidupku. Tak mungkin pula aku mungkiri kenyataan bahwa hampir seluruh kebutuhan hidup hanya dapat dipenuhi dengan adanya uang atau harta dunia, tetapi bukan berarti seluruh kehidupanku kuabadikan untuk uang.

Ada saat dimana hidupku di dunia ini berakhir. Ketika hidup ini berakhir melalui kematian, aku yakin bahwa kehidupanku tidaklah berhenti. Ada saat dimana uang tidak lagi mampu menopang kehidupanku setelah hidup di dunia ini berakhir. Jika saja selama hidup aku lebih terikat pada harta duniawi, maka ketika hidup di dunia ini berakhir aku tidak akan mempunyai apapun untuk menopang kehidupanku selanjutnya. Tetapi jika aku lebih terikat pada harta sorgawi, saat hidup jasmaniku harus berhenti, aku masih mempunyai sarana untuk menopang kehidupanku. Sarana itu adalah kesadaran akan Allah, yang membuat aku tetap bisa melihat terang kasih-Nya manakala mataku terpejam. Maka kesadaran akan Allah merupakan harta yang harus aku jaga dan pelihara dengan kesetiaan dan ketaatan.

Maka dari itu aku menggunakan harta dunia sebagai salah satu sarana untuk bisa merasakan kasih-Nya. Aku juga menggunakan harta dunia sebagai salah satu sarana dalam mengungkapkan kasih-Nya. Untuk bisa melakukannya, tidak ada cara lain kecuali melepas keterikatan pada dunia dan mengarahkan keterikatan kepada Allah. Hanya dengan cara demikian, maka aku akan mangalami hidup dipenuhi oleh rasa syukur. Aku tidak akan larut dalam perburuan harta dunia yang membuatku terbelenggu dan sepenuhnya berada dalam kekuasaan dunia.

(Refleksi Mat 6 : 19-23)





{Yustinus Setyanta}

Mat 6 : 19-23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar