Sekiranya aku melihat kehadiranku sebagai kesalahan, maka aku hanya akan melihat rentetan kesalahan-kesalahan lain. Tidak. Ini bukan kerena kesalahan, tetapi merupakan kenyataan yang harus aku hadapi dengan tetap setia kepada-Nya. Mestinya ini semua menyadarkan diriku bahwa tidak mungkin aku akan mampu tanpa mengandalkan diri-Nya. Maka aku tidaklah diam, pasrahku bukan pasrah yang diam, tetapi sikap yang aktif melakukan namun dengan landasan kesadaran akan peran-Nya dalam hidupku.
Aku masih terus melangkah, dengan keyakinan dan kesetiaan. Aku terus berbuat dengan niat untuk mengungkapkan kasih-Nya, dan bukan semata-mata mengungkapkan kinginanku sendiri atau berjuang untuk mendapatkankan bagi diriku sendiri dan sisa hidupku berisikan cahaya-Mu. Penyerahan hidupku berarti, akumembuka diri terhadap penyertaan-Nya sehingga Dia dan kasih-Nya lah yang akan terlibat dari setiap sikap dan perbuatanku.
Maka dengan menyerahkan diriku kepada-Nya akumenjadi milik-Nya. Dengan mejadi milik-Nya, maka rahmat dari-Nya terus mengalir kepadaku. Rahmat perlidungan, rahmat pengampunan, rahmat kedamaian, rahmat kesejahteraan, rahmat kesehatan, dll, tidak akan berhenti dan terus tercurah atas diriku. Amin
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar