Rabu, 26 Agustus 2015

MELANGKAH DENGAN KE-YAKIN-AN

Ketika aku berusaha untuk mempercayakan diriku kepada-Nya, berusaha untuk menyerahkan hidupku kepada-Nya, dunia mentertawakan diriku. Ada yang menyebut bahwa sikapku adalah sikap fatalistic. Ada yang mengatakan bahwa aku tidak punya semangat juang, melempem tidak percaya diri. Sampai sempat pula aku meragukan sikapku untuk mempercayakan diriku kepada-Nya. Benarkah jika sikapku berbeda dengan apa yang ditawarkan dunia? Bagaimana mempercayakan diri dengan benar kepada-Nya? Atau, apakah aku dilahirkan di jaman yang salah?

Sekiranya aku melihat kehadiranku sebagai kesalahan, maka aku hanya akan melihat rentetan kesalahan-kesalahan lain. Tidak. Ini bukan kerena kesalahan, tetapi merupakan kenyataan yang harus aku hadapi dengan tetap setia kepada-Nya. Mestinya ini semua menyadarkan diriku bahwa tidak mungkin aku akan mampu tanpa mengandalkan diri-Nya. Maka aku tidaklah diam, pasrahku bukan pasrah yang diam, tetapi sikap yang aktif melakukan namun dengan landasan kesadaran akan peran-Nya dalam hidupku.

Aku masih terus melangkah, dengan keyakinan dan kesetiaan. Aku terus berbuat dengan niat untuk mengungkapkan kasih-Nya, dan bukan semata-mata mengungkapkan kinginanku sendiri atau berjuang untuk mendapatkankan bagi diriku sendiri dan sisa hidupku berisikan cahaya-Mu. Penyerahan hidupku berarti, akumembuka diri terhadap penyertaan-Nya sehingga Dia dan kasih-Nya lah yang akan terlibat dari setiap sikap dan perbuatanku.

Maka dengan menyerahkan diriku kepada-Nya akumenjadi milik-Nya. Dengan mejadi milik-Nya, maka rahmat dari-Nya terus mengalir kepadaku. Rahmat perlidungan, rahmat pengampunan, rahmat kedamaian, rahmat kesejahteraan, rahmat kesehatan, dll, tidak akan berhenti dan terus tercurah atas diriku. Amin






(Yustinus Setyanta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar