Bahwa dalam percaya, masih belajar dengan tergagap-gagap, aku masih demikian mudah dipengaruhi buju rayu yang menjauhkan diriku dari Allah. Aku demikin mudah tergiur dan tidak berdaya ketika tipu muslihat setan memperdayaku. Bahkan aku masih harus belajar banyak untuk berbicara dengan bahasa kasih. Bahkan aku, masih juga mempunyai kecenderungan untuk lebih mementingkan diriku sendiri. Peduli dan berbagi, menjadi hal yang justru aku hindari. Silahkan orang lain peduli dan berbagi untukku, tetapi jika aku yang harus melakukannya, ada banyak alasan untuk tidak melakukannya.
Meski demikian, Dia dengan kasih-Nya mengutus Roh Kudus untuk membimbing dan mengarahkan aku supaya aku semakin percaya kepada-Nya. Maka tidak lain, aku hanya bisa membuka diriku pada keterlibatan Roh Kudus dan mengandalkan kasih karunia-Nya. Dengan seluruh kesadaran yang ada padaku, kuserahkan diriku pada penyelenggaraan-Nya. Melalui peristiwa demi peristiwa yang aku alami, Dia mendewasakan imanku, dan memperteguh kepercayaanku kepada-Nya. Kini dan selamanya tidak ada lagi alasan bagiku untuk meragukan diri-Nya.
Meski demikian, Dia dengan kasih-Nya mengutus Roh Kudus untuk membimbing dan mengarahkan aku supaya aku semakin percaya kepada-Nya. Maka tidak lain, aku hanya bisa membuka diriku pada keterlibatan Roh Kudus dan mengandalkan kasih karunia-Nya. Dengan seluruh kesadaran yang ada padaku, kuserahkan diriku pada penyelenggaraan-Nya. Melalui peristiwa demi peristiwa yang aku alami, Dia mendewasakan imanku, dan memperteguh kepercayaanku kepada-Nya. Kini dan selamanya tidak ada lagi alasan bagiku untuk meragukan diri-Nya.
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar