Senin, 06 April 2015

::. GERHANA BULAN .::

Rembulan bisu mengambang di balik tirai samar
Perlahan lenyap ditelan gelap ruang kamar
Dalam pagut panjang bibir yang bergetar
Seberkas sinar memancar pun memudar
Dibuai waktu sawah, ladang pun menjadi liar membelukar

Di ufuk langit bulan lenyap dibekap gelap gerhana malam
Rindu demi rindu bercengkrama bebas di atas tilam
Sepasang kekasih saling berpelukan erat di balik pohon palm
Saling menggenggam erat bara api dahaga hingga padam
Padam oleh tikam maut belati malam yang menghujam

Merpati putih yang terbang jauh kembali pulang
Membawa bangkai sampan yang karam ditangan petualang
Angin barat menghembus nilai-nilai timur bagai layang-layang
Mematahkan jemari lentik melati suci yang tumbuh menjulang
Perahu sampan menggiring hati hingga ke puncak gelombang

Gerhana malam membuat rembulan terkulai pucat pasi
Bagaikan serigala liar, tangan-tangan birahi segera terjulur menjuntai
Menanggalkan lembaran pakian tidur helai demi helai
Dikegelapan simfoni malam pun mengalun, bergema hingga ke bukit dan ngarai




(Yustinus Setyanta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar