Jumat, 20 Desember 2013

PENJALASAN PUISI KOSONG

Beberapa waktu lalu saya menulis sebuah puisi berjudul "kosong" diblog ini
Mungkin ada yang bertanya, puisi kok cuman judul doang, nggak ada isinya sama sekali, lalu apa arti puisi tersebut, lagian kenapa harus di sampaikan? Mungkin juga ada yang berpikiran koq judul dan puisinya "koson"
Menurut saya sebuah puisi harus punya maksud, minimal mengkomunikasikan apa yang ada di benak penulis kepada pembacannya. Nah dalam puisi kosong itu saya mau mengajak pembaca (bukan lewat kata) untuk sekedar memahami arti kekosongan, kosong yang belum tentu kosong, bahkan bisa jadi kosong itu lebih punya isi atau arti dari pada yang ada isinya.
Baiklah mari kita telusur satu persatu :
Diatas saya menyebut bahwa mungkin ada orang bertanya tentang arti puisi yang nggak ada tulisannya itu.. nah ini salah satu fungsinya, membuat orang bertanya atau sekedar mengernyitkan dahi, memacu kinerja otak yang sering di anggurkan saja hingga berkarat… yah minimal sebagai pengganti TTS (Teka Teki Silang).. sederhananya seperti itu..
Berikutnya mungkin kadang sebuah karya hanya dilihat secara visual semata tanpa mau menelisik lebih dalam sebuah objek, sebagai contoh saat kita melihat sapu lidi, apa indahnya sapu lidi yang teronggok usang di sudut ruangan. Kalau kita hanya melihat sapu lidi itu secara visual, maka mungkin bukan keindahan yang akan kita dapat namun justru hal yang menjengkelkan dan menyebalkan, tapi coba kita lihat sisi lain dari sapu lidi lebih dalam lagi, misal proses pembuatannya, mulai sang pembuat harus memanjat pohon yang mungkin sudah dipakai untuk sarang ribuan semut hingga saat memanjat harus menahan gatal di sekujur tubuh, kemudian saat memotong pelepah dengan satu tangan memegang sabit yang bisa diartikan, hanya satu tangan yang berpegangan sehingga resiko jatuh dari ketinggian pohon kelapa semakin besar, belum lagi harus mengerat satu persatu lidinya dan kemudian diikat sehingga menjadi sebuah sapu. Ehm alangkah repotnya…
Belum lagi kalau kita melihat siapa orang yang membuat sapu itu, kenapa mereka mau mengambil resiko seextrim itu, untuk hasil yang nggak begitu besar, isengkah mereka? atau memang hanya itulah keahlian untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, dan tiada pilihan lain. Kalau demikian kita yang diberi kemampuan dan kesempatan lebih baik dari sang pembuat sapu wajib bersyukur akan nikmat dan karunia yang diberikan Yang Maha Kuasa itu, dan kalau kita sudah sampai pada tahapan itu maka level apapun yang kita dapat sekarang akan membuat hidup kita tentram, karena kita sadar ada yang lebih buruk dari kita, ya sang pembuat sapu itu tadi…
Dari sisi lain mungkin puisi kosong itu di pandang sebagai cerminan terhadap diri penulis, boleh anda menebak bahwa arti puisi kosong itu cerminan bahwa penulis sedang mengalami masa kekosongan, baik kosong kantong, kosong ide, sampai kosong hati, meski dalam keadaan kosong itu. Penulis masih mencoba untuk exsis, peduli mau dilupakan, disingkirkan atau dibuang jauh-jauh.
Atau bisa jadi penulis ingin menyampaikan bahwa kekosongan justru merupakan space untuk berkreasi, bukankah kita sering bilang, bahwa kesuksesan kita hanya menunggu kesempatan, nah saat kesempatan itu terbuka luas.. maka segeralah kita bergerak mengisinya, meski kita juga harus berfikir seberapa lebar ruang kekosongan yang harus kita isi tersebut, sehingga kita mengisinya dengan pas… jangan berlebihan dan jangan kurang “Sing Sak Madyo Wae” begitulah falsafah jawa mengatakan.
Atau juga anda akan mengira saya sudah gila telah bermain dengan resiko, menaruh karya yang mungkin menurut kebanyakan orang tidak berarti itu, sebuah nilai negative dari bagunan positif yang telah saya bangun selama beberapa bulan ini di blog. Tapi ingat kadang kita harus berani menanggung sebuah resiko untuk bisa mendobragkkkk faham kemapanan dan kemudian menemukan hal baru yang lebih testy, meski sesuatu yang baru itu bukanlah hal yang populis.
Atau juga bisa saja saya ingin menyampaikan sebuah pesan penting dalam dunia pemasaran, hal penting itu adalah“branded” atau kekuatan merk, kekuatan merk yang hanya bisa diperoleh oleh sebuah kontinuitas produk. Contoh sederhananya, penarkah anda dengar lagu yang dipopulerkan Melly Guslow yang berjudul “I just wanna say I love you”itu, coba kalau saya yang menyanyikan pertama kali pasti akan diketawai orang, lagu kok cuma satu kalimat diulang-ulang nggak bisa berbahasa inggris nggaya nginggris, atau mungkin kalau pas saya manggung menyanyikan lagu itu bukan cuma akan panen tomat tapi bisa jadi panen batu yang saya dapat.
Maka akan berbeda kalau yang nyanyi itu seorang Melly Guslow yang punya Track Record bagus baik atas lagu-lagu yang dia nyanyikan sendiri maupun lagu yang dinyanyikan orang lain, maka lagu I just wanna say I love you itu tetap laris di pasaran.
Bahkan kalau anda menyimak kolomnya Hermawan Kertajaya di kompas yang tampil akhir-akhir ini masalah branding lah yang menjadi titik fokusnya…
Satu lagi, kalau anda mencoba memblog ruang kosong di puisi itu, tenyata nggak kosongkan? Ada titik-titik yang saya warnai sesuai dengan warna background blog supaya terlihat kosong, kenapa saya harus mengisinya dengan titik-titik itu? Karena ternyata blog tidak mengijinkan penggunaan Spacy atau enter untuk berdiri sendiri, sehingga kalau kita isi dengan Spaci atau enter maka hasilnya tidak akan ada ruang tersisa, intinya tidak mudah juga untuk menjadi kosong atau mengosongkan diri, tanpa usaha tanpa perbuatan… satu dua minggu anda mungkin bertahan, satu dua bulan anda baru akan merasa gila.. bulan ketiga dan seterusnya kemungkinan anda akan benar-benar menjadi gila.
Sekali lagi jangan kira kosong tidak punya arti, bisa jadi kosong itu sendiri lebih berarti dari sesuatu yang memiliki isi…
Berikut adalah puisi berjudul "kosong"

- KOSONG -

Tak ada isi
Tak ada penghuni
Disini. Belum terisi
Kosong
Melompong
Blong



Terima kasih.

Yustinus Setyanta
Jogja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar