Diterpa semilir angin kian membelai
Diri yang berselimutkan sunyi
Diantara malam dingin ini
Aku terdiam disudut kamar yang kusam
Kesunyian terasa semakin kelam
Ku rasakan dinginnya angin malam
Sunyi malam kian mendekam
Angin sejukmu terasa membelai kulit ku
Dingin tubuh ku semakin ngilu
Angin sampaikan pada sang pemilik rindu
Aku ingin bersamanya bercumbu
Di malam dingin ini, sejuk terasa
Di malam sunyi ini tiada yang kusapa
Ia yang s'lalu hadir menjelma
Dalam mimpi tidur ku yang lena
Sendiri di sudut kamar ini
Setetes air mata meluncur ke pipi
Sedih kurasa sa’at dikau hadir membayangi
Senyum mu manis penuh misteri
Berbinar-binar hambar kurasakan
Biasnya malam ini ku sendirian
Berdiri diatas malam kesunyian
Bermimpi belum juga kenyataan
Angin kemana kehangatan itu
Antara mimpi dan kerinduan yang memburu
Asa aku ingin berjumpa tak dapat bertemu
Angan ini terbang bersama sang bayu
Menghempas pikul gelombang yang menerpa
Menepis kerinduan namun tak berdaya
Mengapa rindu ini kembali menyapa
Menghampiri kesendirian ku yang hampa
Angin bawalah kerinduan ku padanya
Agar bias ini pudar berganti warna
Agar senyuman misteri ini menjadi nyata
Aku mau s'lalu bersamanya
Siang dan malam ingin selalu berdua
Sa’at mentari kulihat dari jendela
Senyuman itu nyata disaat ku membuka mata
Seraut wajah mu yang cantik datang menyapa
Mengucapkan selamat pagi
Membawakan secangkir kopi
Manis yang kau buat setiap pagi
Untuk diriku ini
Ramah sapaan mu penuh sanjungan
Rayu manja mu yang ku rasakan
Rasanya bak didampingi bidadari khayangan
Berharap rintih ku kan berdampingan kenyatan
Kini khyalan ku terbang bersama angin
Kerinduan yang memanjang di kesunyian
Kelam kian mencekam dalam kesendirian
Kehampaan hati ku ini selalu ku rasakan
Tiada hujung untuk ku berlari
Tiada tempat untuk ku berdiri
Tiada kamar untuk ku bermimpi
Tidak!!! waktunya akan ku akhiri
Karna dia masih menunggu dengan setia
Kesetiaanya dapat kurasakan dalam dada
Keikhlasanya masih murni ku rasa
Karna dia masih yang ku cinta
Angin ku titipkan salam rinduku pada mu
Agar malam ini bukan mimpi yang berlaku
Agar impian yang nyata kembali bersama ku
Anggaplah ini hanyalah sementara waktu
Tebasan angin rindu 'kan jadi penghias diri
Apabila kau tak lupa diri
Dan tebasan angin rindu 'kan jadi penyakit hati
Apabila kau tak berhati-hati
Tebasan angin rindu pasti 'kan selalu berlalu
Dan berbekas dalam ukiran kalbu
Atau tersimpan dalam arsip hati
Kemudian angin rindu akan berhenti berlari
Tebasan angin rindu pasti 'kan selalu berlalu
Dan berbekas dalam ukiran kalbu
Atau tersimpan dalam arsip hati
Kemudian angin rindu akan berhenti berlari
Maka kita pun 'kan bersama-sama lagi
Hingga akhir nanti
Yustinus Setyanta --------------- Puisi
Yustinus Setyanta --------------- Puisi
Jogja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar