Ada sebuah kisah dimana jalan penghubung Jabar-Jateng yang nyaris putus, tinggal sebelah jalan, belum mendapatkan perhatian penanggung jawabnya, entah dinas atau kementrian yang punya tanggung jawabnya. Tapi warga sekitarnya, entah siapa yang menyuruh, atau mungkin nalurinya sebagai “penguasa” daerah tersebut, mengatur lalu lintas secara sukarela. Biar mobil-mobil ngga' pada masuk jurang katanya. Suka karena dikasi uang receh oleh yang lewat, dan rela karena diberi seadanya, hehehe......... Namun, bukan sukarelanya yang kita bahas, melainkan kepada niat dan pengorbanannya untuk sekedar membantu. Padahal jalur selatan Jabar-Jateng ini levelnya jalur nasional/negara, yang artinya perekonomian banyak hidup karena jalurnya (dahulu) lancar.
Ada lagi kisah-kisah serupa yang pernah kita dengar, tentang sendal Aal dan koin Prita. Terbukti rakyat, yang apa minta ijin dulu ke pak RT/RW atau pak kadesnya, berhasil mengatasi batas lintas kepercayaan, daerah, bahkan sosial, untuk saling mengumpulkan dukungan sendal dan koin. Tak ada yang memerintah (memberi perintah) disini, unsur peka dan peduli dari hati lah yang lebih mengajak tangan mengulur dan kaki bergerak.
Masih banyak berita lainnya, seperti komunitas Saber (Sapu Bersih) yang lagi-lagi sukarela membersihkan paku di jalanan Jakarta. Atau berita terbaru tentang anak-anak SMK Trucuk, Klaten, yang membuat mobil dengan kandungan lokal 80%. Walau memang sudah banyak SMK yang bisa membuat mobil lainnya, bahkan pesawat, dan walaupun juga karya-karya ini belum bisa besar jika belum ada industri manufakturnya, tapi ide kreatif untuk mengapresiasi hasil karya dalam negeri, tidak hanya patut diacungi jempol, ditepuk tangani, dijadikan gosip selewat, tapi juga difollowup. Lagi-lagi kita bisa melihat ketika yang berkuasa sedang sibuk dan pusingya mengatasi kemacetan, mengurangi jumlah mobil, datanglah solusi pendek dari anak-anak SMK itu.
Disini penulis/saya bukan (hanya) ingin mengkritik pemerintah, namun secara sisi positifnya bisa diambil bahwa autopilot atau ketiadaan kendali atas apa yang terjadi pada rakyat, jangan (hanya) dipandang sebagai kurangnya perhatian pemerintah. Tapi juga bisa dirasakan bersama bahwa masa-masa sulit inilah yang membuat rakyat negeri menjadi semakin tertempa, semakin menguatkan barisan.
Ide yang muncul ditengah tekanan dan penderitaan, dipacu oleh rasa "Peka dan Inisatif," yang apabila semua menular pada generasi muda sekarang, semoga saja stok generasi berikutnya pasti mampu membawa negeri dalam keadaan adil dan sejahtera, pasti.
Mari kita selalu optimis!!.
Barangkali Autopilot bukan (hanya) dilepas liar, mungkin ajakan inisiatif bersama.
Barangkali Autopilot bukan (hanya) dilepas liar, mungkin ajakan inisiatif bersama.
Yustinus Setyanta
Jogja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar