Selasa, 17 Desember 2013

JADILAH TERANG SEKECIL APA PUN SINARNYA

Setiap menjelang Natal tiba dan tahun baru mulai mengintip, hati ku selalu dipenuhi keharuan. Aku merasakan Tuhan memperbaharui hidup ku dari waktu ke waktu. Aku berdiam diri dan merenungkan dalam keheningan hati makna terang dalam hidup ku. Yesus datang sebagai terang dunia. Gambaran tentang terang yang dimengeri awam adalah pancaran sinar yang memberi cahaya pada kegelapan. Hidup ku melalui sebuah proses pendewasaan iman. Sungguh bukan hanya keindahan yang bertaburan bintang ada depan mata ku. Tapi Tuhan juga memberikan ujian. DIA menghendaki manusia menjanlaninya dengan kepasrahan total dan tetap teguh ketika di bentuk, tidak setengah-setengah, apalagi lari menghindar. Dalam kondisi seperti itu ku berusaha memahami misteri Allah dan bertahan karena kekuatan ajaib yang dibentuk Tuhan melalui penyerahan diri, pertobatan dan doa. Waktu saya pernah mengalami seolah tidak ada terang dalam hidup ku, tapi ku menyadari kegelapan tidak memenuhi ruang lingkup ku. Syukurlah, Tuhan tidak saja memberikan pengharapan dan ide cemerlang dan keberanian. Tapi juga kompas. Aku dituntun menumpas belukar satu demi satu dalam nafas iman dan membuat jalan lapang bagi kedua kaki. Fase demi fase ku lewati dengan bekal petunjuk Tuhan. Keterbatasan tidak menjadik suatu yang menakutkan karena ku siapkan diri dibentuk-Nya.

Dalam masa-masa sulit hidup, ku memakai kekuatan doa sebagai sumber keberanian. Mohon kepada Tuhan agar keterbatasan dijadikan modal yang dahsyat untuk menyemangati langkah. Tak hentinya aku mohon agar pikiran disinari cahaya terang. Tidak terkontaminasi pikiran-pikiran negatif yang justru akan menghalangi niat ku bertumbuh dalam iman sebagai manusia baru.

Barangkali inilah cara Allah melibatkan kita juga dalam kegelapan supaya kita menjalani hidup tergantung sepenuhnya dari Allah dan memakai hidup dengan kesederhanaan yang kita punya sebagai penyalur terang untuk sesama. Di balik kisah kelahiran Tuhan yang sangat dramatis, ada makna yang sangat penting yang dapat kita petik, yaitu kehadiran-Nya yang sangat sederhana. DIA ingin menyelamatkam manusia melalui kelahiran-Nya yang penuh kesederhanaan bukan kelebihan apalagi kemewahan.

Maka terang bukan semata sinar yang begitu menyala tapi ada kesederhanaan dalam terang. Hidup sederhana bukan berarti hidup dalam kekurangan. Orang bisa saja hidup sederhana di tengah-tengah harta kekayaan yang melimpah. Keteladanan Yesus dengan cara kelahiran-Nya jelas memberi gambaran bahwa hidup sederhana berhubungan dengan sikap hati seseorang bukan terhadap harta benda atau kekayaan yang dimiliki. Tidak banyak orang saat ini lebih memilih hidup sederhana dan tidak membiarkan hidupnya dikuasai kemewahan dan kekayaan.

Setiap orang berbeda-beda untuk menunjukkan peran dalam masyarakat melalui pengaruhnya. Termasuk hamba-hamba Tuhan dan pelayan-pelayan-Nya. Budaya hidup yang salah kaprah semisal menilai orang berdasarkan barang-barang yang dimiliki, telah menjebak kita dalam pelayanan semu, sadar atau tidak demikianlah adanya. Tuhan mau kita tadi terang bagi sesama bukan melalui kelebihan dan kemewahan. Bahkan pengaruh itu tidak harus besar karena nyala api yang terlalu besar akan menghanguskan semua yang kita miliki. Apa pun yang telah kita lakukan hendaknya meninggalkan suatu kebahagiaan yang merupakan ungkapan nyata kebaikan Allah.

Kita kobarkan semangat dan Allah sebagai pemantik. Demikian kerja sama antara kita dengan Allah. Selalu ada korelasi yang menunjukkan pada karya nyata. Ada banyak orang yang takut menjadi terang karena merasa tidak besar pengaruh cahayanya, mereka tersembunyi di antara kehebatan-kehebatan sinar terang yang dihasilkan kekuatan listrij dengan daya besar. Sebenarnya apa pun kekuatannya, kalau Allah tidak mengaliri kabelnya dengan kekuatan-Nya maka lampu itu tetap tidak akan pernah menyala dan tidak menghasilkan terang.

Dewasa ini konflik begitu banyak terjadi dalam kehidupan kita, gampang sekali nyala api berkobar, bahkan nyata sekali terlihat dari hal-hal kecil termasuk organisasi-organisasi di tubuh Gereja. Natal yang sakral telah mewujudkan perayaan yang kadang menumbuhkan suka cita sesaat. Konflik pribadi dalam mewujudkan perayaan Natal tidak menggambarkan makna kelahiran Kristus yang penuh kesederhanaan. Mungkin saat ini kita bisa memgubah cara perayaan Natal dengan makna yang mendalam dengan merayakan Natal secara sederhana supaya semua orang benar-benar merasakan kehadiran Yesus.

Natal bukan kemeriahan dengan kelengkapan makanan dan hadiah berkelimpahan. Melainkan dengan mengubah dan membaharui hidup kita. Banyak sesama kita yang patut disentuh, mereka yang putus asa, kehilangan harapan dan kepercayaan diri, bahkan sudah kehilangan senyumnya, canda tawanya. Mereka tak lagi merasakan kehangatan cinta dan persahabatan. Mereka menantikan pertolongan dan penghiburan diri kita. Kristus datang ke dunia untuk meneladankan kemurahan hati pada siapa pun pada saat yang tepat. Inilah saat yang tepat untuk kita menjadikan terang sekecil apa pun sinarnya bagi sesama.


Yustinus Setyanta
Jogja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar