Selasa, 05 Mei 2015

KELUAR-MASUK

     Jika aku renungkan hidupku. Ketika aku mengalami ketakutan dan kecemasan, maka pantaslah jika aku bertanya pada dirikus sendiri, adakah aku telah masuk melalui pintu itu? Ketika aku tidak tahu harus berbuat apa dan segala sesuatu menjadi tampak membingungkan, kembali aku bertanya; apakah aku sudah keluar melalui pintu itu? Demikian jika aku melihat situasi masyarakat, gerja. Manakala ada ketidakharmonisan dalam hidup memasyarakat, menggereja, keluarga, mestinya kita pun bertanya adakah kita sudah masuk dan keluar melalui pintu itu?

     "Jika pintu yang satu tertutup ada pintu yang terbuka" Kalimat itu kadang berhenti bagai sebuah penggalan syair dari sebuah lagu. Selama ini menggunakan norma sebagai pintu untuk masuk dan keluar. Namun seringnya menemukan kenyataan, bahwa belum tentu orang yang masuk melalui pintu norma itu adalah seorang gembala yang benar.
 
 Jika aku melalui pintu norma itu untuk keluar, belum tentu aku akan menemukan rumput segar. Kini, Dia adalah pintu dimana aku bisa keluar dengan penuh percaya diri dan bisa masuk dengan rasa aman.








(Yustinus Setyanta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar