Ting...
Ting...
Pohon ranting...
Pohon ranting...
Letih melengking...
Hasrat lenting...
Terasa kering...
Inilah ranting, sebuah rasa...
Inilah ranting, sebuah rasa...
Awal sebuah mula...
Akhir segala tunggu...
Hidup dalam waktu...
Bun...
Bun...
Bun...
Bun...
Tetesan embun...
Tetesan embun...
Sejuk turun...
Riang timbun...
Tampak rimbun...
Ranting...
Ranting...
Embun...
Hey, embun...
Hey, embun...
Seringkali daun-daun...
Yang nempel pada ranting...
Ia rela kau topang...
Hai, embun...
Hai, embun...
Sisa dari hujan...
Guyur bumi..
Tersia titik air...
Jatuh pada dedaunan...
Meronta, tubuh yang letih...
Hanya menyimpan semagat sesaat...
Heh, kala mentari terik...
Kering. Hilang...
Namun sebelum lenyap...
Kau penyejuk fajar...
Indahmu untuk senyap...
Hai embun...
Hai embun...
Esok kau masih datang kan?
Manjadi pelukis seni dedaunan...
Titikmu begitu dirindukan...
Ranting...
Ranting...
Embun..
Berdenting...
Pada dedaun..
Cinta jatuh ke ranting...
Cinta jatuh ke ranting...
Bermain dengan embun...
Ceritamu oh, Ranting...
Ceritaku oh, Embun...
Kau embun, menyapa...
Kau embun, menyapa...
Pelepas dahaga...
Ini cerita kita..
Kala pagi tiba..
Yustinus Setyanta
Jogja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar