Beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti dalam sebuah rombongan ZAREK (Ziarah Sambail Rekreasi) ke Goa Maria Kerep Ambarawa. Persiapan untuk ziarah pun sudah sejak lama di bicarakan secara matang sampai dengan masalah konsumsi; Semua seakan dirasa sangat siap peziarahan pun di mulai. Di bus yang kami tumpangi pun masing-masing punya kegiatan sendiri-sendiri dan kami pun perbincang-bincang di dalam bus, ada yang mengatakan bahwa ziarah adalah perjalanan batin. Larut dalam obrolan tanpa terasa bus yang kami tumpangi sudah berada di depan terminal ambarawa, kami pun turun dan berjalan bersama-sama. Tapi satu hal yang sebenarnya ada dalam pikiran saya ( walau mungkin tidak salah dan dengan berbagai alasan serta pembenaran ) banyak dari para peziarah untuk sampai ke Goa Maria kerep ternyata banyak yang naik mobil angkut desa, dalam diri saya pun muncul sebuah pertanyaan "Apakah ini yang namanya ziarah...?" buat mereka yang sudah tua dan alasan sakit tentu saja tidak masalah tetapi kalau yang memotivasi tidak ingin ngrekoso (susah-susah) ya dimana letak peziarahan tersebut.
Peziarahan adalah perjalanan hidup manusia di atas bumi untuk menuju kepada ALLAH meski dalam perjalanan itu mengalamai kecapaian, kesusahan, lelah, letih, membosankan dan derita dan barangkali juga di alami mereka yang udah sepuh (tua). Mereka megadakan perjalanan/peziarahan untuk menuju ke tempat yang mereka tuju agar semakin dekat dengan ALLAH dan berjalan kaki pada malam hari dengan membawa suluh bahkan tidak jarang mereka harus jatuh bangun terpeleset bahkan ada pula yang berpuasa. Namun sekali lagi tentunya kita tidak harus meniru mereka yang sampai mati raga dan tentunya dunianya berbeda antara dulu dan kini. Tapi yang terpenting adalah motivasi kita mengadakan peziarahan. Ziarah merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam praktek sebagian besar keagamaan di mana hampir setiap agama ada yang namanya "ziarah" bagi yang dari kalangan kristen katolik tentu ziarah di pahami sebagai perjalanan batin yang makin mengenal dan dekat kepeda ALLAH (Tokoh-tokoh kudus : Bunda Maria) mungkin dalam diri kita, keluarga atau lingkungan dan gereja merencanakan ziarah. Maka perlulah saat ini kita mulai berani mengatakan "TUHAN kami rindu pada-Mu" jangan sampai yang terjadi - ziarah hanyalah sebagai ampiran, sedangkan pokok adalah bersenag-senag - sehingga tujuan awal menjadi kabur Perlu di ingat bahwa ziarah sesungguhnya bukan sekedar kita berekreasi namun yang terpenting dan perlu di tekankan adalah rohani atau persiapan batin.
Ziarah pun tak hanya sekedar doa dan permohonan, tetapi hati dan budi harus di sandarkan untuk menghayati "Magnificat Maria" yang meneladan kemiskinan dan kebesaran TUHAN dengan senantiasa bersyukur dan berteima kasih kepada-Nya. Sekali lagi persiapan yang terbaik sebelum berziarah adalah "bagaimana batin kita lebih bisa terbuka terhadap kehendak ALLAH seperti yang di hayati oleh Bunda Maria". Amin
Yustinus Setyanta
Ambarawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar