Menjalankan rutinitas pekerjaan sehari-hari salah satunya adalah menulis di blog, atau mengirim artikel, cerpen di koran atau majalah. Dengan menulis bagi saya untuk mengxpresikan apa yang saya rasakan dan saya pikirkan. Jika melihat, mendengar, merasakan atau mengetahui, pengalaman hidup atau sesuatu yang menarik hati saya, saya selalu ingin membagikan karya kepada orang lain yah barangkali bermanfaat atau tertarik namun tidak kok untuk merubah dunia, atau merubah orang lain, jika memang mau berubah ya dari kita sendrilah yang harus berubah. Menulis adalah refresing jiwa.
Suatu ketika saat saya mau menulis di blog eh.....tiba-tiba jaringan putus hmmm....... terpaksa nie harus ke warnet. Di warnet terjebak hujan yang makin deras menguyur. Tiba-tiba kok ku rasakan sebuah kejenuhan sebuah pertanyaan melintas "Hidup mencari apa?" seperti apakah kehidupan terbaik yang pantas di raih seorang manusia? Apakah hanya untuk memenuhi kebutuhan materi dan terus terjebak di dalamnya? Apakah hanya mencari publisitas belaka? Apakah nilai tinggi lebih baik dari pada mencari yang rendah hati? Seberapa baik manusia yang paling baik di dunia? Yah memang begitu setiap renungan memang selalu menghadirkan sebuah pertanyaan, tapi ada pertanyaan yang terjawab, ada pertanyaan yang di biarkan lewat, ada pertanyaan yang tak perlu di jawab.
Saya kok merasa terjebak di sebuah persimpangan, walaupun yang ku yakini ini bukanlah pilihan yang salah. tetapi kanapa aku terkadang suka mengalami ke-resah-an.
Yah.....itulah karena setiap manusia selalu merasa lebih nyaman dengan angan-angan di banding kenyataan.
Ku cinta dunia tulis menulis sejak dula semasa SMA, tetapi ku rasakan dunia itu semata untuk tempatku berteduh ketika hujan turun. ketika hujan reda ku tinggalkan untuk waktu yang tidak dapat ku perkirakan. kok seolah-olah saya seperti selingkuh dari kekasihku hehehhe..... hal itulah yang ku alami saat ini. sibuk dengan kesukaan menulis tapi si dia terabaikan. Ingin setia menemainya untuk mendegarkan curhatnya, keluh kesahnya tapi kok kadang tidak bisa. Apa mungkin ini cuma sebuah keluhan cengeng dari seorang yang mengaku dirinya seorang penulis. Maka saya belum punya tujuan pasti untuk menulis saya takut hal ini yang membuat ku tak mampu untuk tetap setia menulis. Yah menulis bukan celotehan yang mengambil bentuk tulisan. Memang berbeda sih pola dan gaya bahasanya antara bentuk tulisan asli dengan celotehan yang berbentuk tulisan. Nah itulah saya belum punya tujuan pasti menulis karena tak selalu saya untuk punya waktu dalam menulis.
Yustinus Setyanta
Jogja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar