Siang itu kira-kira pukul sembilan pagi tibalah kami di kemplek peziarahan Goa Maria Lawangsih - Nanggulan, Kulonprogo. Yogyakarta. Goa Maria yang sangat indah karena terbuat secara alami dan terdapat ruang devosi Hati kudus Yesus di dalam goa . Dari puncak goa menetes air menambah keindahan goa ini. Sejuknya hawa pegunungan yang menentraman hati. Dan Kami berjalan perlahan menaiki tangga demi tangga seakan membayangkan perjalanan hidup ini. Terkadang kita mengalami jatuh bangun. Terkandang pada kondisi yang seakan-akan berat menjalani hidup ini. Tapi apa pun beban diri kita saat ini tak layaklah kita meneggelamkan diri terus menerus sebab memang sudah selayaknya dan sepantasnya kita alami semua ini dalam peziarahan kita dalam hidup di bumi ini. Suatu cobaan, suatu halangan hanya merupakan suatu saringan bagi kita agar tetap tabah.
Terik sang surya kurang lebih pukul sepuluh pagi waktu itu di pelataran Goa Maria lawangsih yang terletak di perbukitan Menoreh, perbukitan yang memanjang, membujur di perbatasan jawa tengah dan DIY (kabupaten purworwjo dan kulonprogo) beberapa orang berdoa dengan dengan khusuk di pelataran goa Maria, tidak ada musik atau bunyi hingar bingar hanya keheningan yang berkuasa dan ketika kita berdoa. kita akan merasakan kehadirat Tuhan yang begitu erat, kasih-Nya kepada kita yang demikian besar, perasaan tentram dan aman dalam naungan tangan-Nya. Perasaan damai sejahtera yang membuat kita menitikan air mata, bukan, bukan kita tidak memiliki problem, masalah namun masalah itu tidak lagi menekan kita. Kita tahu bahwa Allah kita yang mahakuasa jauh lebih besar dari masalah kita, kita tahu bahwa rancangan Allah terhadap diri kita adalah rancangan damai sejahtera. Kita melakukan bagian kita dan selebihnya adalah urusan Tuhan.
Hening itu memang indah. Kita perlu lari sejenak dari kesibukan kita ketika kita berdoa kita bukan lagi doa berbagai permohonan, namun doa syukur kerena merasakan kehadirat-Nya yang kuat boleh mengalami bersekutu dengan Tuhan.
Tidak heran kalau Musa berani memimpin bangsa Iseral keluar dari mesir menuju kanaan 40 tahun ia sudah berada di padang penggembalaan yang hening (Keluaran). Dia menjadi akrab dengan Tuhan sehingga ketika Tuhan memanggil namanya, ia tahu bahwa itu adalah Tuhan yang memanggilnya, Musa mengenal suara Tuhan.
Kita bisa berdoa kapan saja. Kita bisa berdoa dimana saja. Tetapi berdoa di tempat hening tetap adalah hak istimewa yang Tuhan berikan pada kita. Perjalanan berjam-jam menuju tempat hening sepi dan dengan apa yang kita dapat setelah menghabiskan waktu berdoa di tempat hening sepi. maka kita akan kembali menjadi hidup kita dengan kesehatan jasmani dan rohani yang lebih baik, lebih kreatif, lebih berbelas kasih, lebih segar, dan lebih semangat untuk melayani Tuhan dan sesama. "Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku" (Mzm 6:2) Hening adalah indah dan berada dekat dengan Allah kita akan merasa tenang.
Yustinus Setyanta
Kulon Progo - Yogyakarta '12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar