MELATI PAGI
Sungguh cerah pagi ini matahari bersinar dengan ceria. Langit biru nyaris tanpa awan. Puji syukur dan terima kasih ya Allah Bapa karena Engkau telah memberi ku kekuatan. Karena tiap hari, tiap jam dan tiap detik aku betul-betul membutuhkan infus semagat dan rahmat dari-Mu.
Pagi ini aku menikmati cahaya fajar pagi yang cerah di antara awan berarak. Waktu yang sekali lewat takkan kembali lagi namun esok, fajar yang sama akan terbit dalam waktu yang berbeda. Seperti juga kehidupan ini. Aku tahu bahwa besok aku mungkn masih akan dapat menikmati fajar ini kembali jika Tuhan masih memberi kesempatan menghirup segar udara pagi dan mengijinkan melihat keindahan alam ini.
Sejenak ku tatap langit biru yang cerah dan menoreh kesekeliling halaman taman tempat tinggal ku. Ada seekor kupu-kupu terbang melayang dan hinggap di bunga melati yang tumbuh di halaman taman yang mekar dan menebarkan bau harum. Ku perhatikan kupu-kupu itu lalu kelang beberapa waktu kupu-kupu itu pun melayang pergi. Ku hampiri bunga melati itu sebelum ku beranjak pergi untuk memulai aktivitas. Ahh, betapa harumnya bunga melati ini rasa-rasa jemari ini tak sabar menulis sebuah sajak
Cerah merona pucuk mimpi
Di sapa hangat mentari
Berkilaulah embun pagi
Membasahi kuncup di hati
Terbuai dendang semesta
Kala fajar mengiasai
Merasuk ke dalam jiwa
Ketika alam riuh bernyanyi
Mengalun lagu merdu
lewat tembang melati pagi
Bertaburkan wangi cinta-Mu
Memancar di lubuk hati
Terucaplah nada indah
Saat keduanya melirih
Berkisah tentanh cinta
Kepada semesta kasih
Selamat fajar pagi
Membelai kicau hari
Berdendang damai di hati
Mainkan irama simfoni
Yustinus Setyanta
Jogja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar