Selama beberapa malam di masa prapaskah ku meminjam tikar dari Pak Parman untuk duduk menyendiri di kaki tangga Peziarahan Rohani Gunung Sempu. Duduk di atas tikar itu terasa nyaman sehingga aku betah merenungkan seluruh rangkaian peristiwa Paskah. Sungguh tak mungkin diriku mengucapkan terima kasih kepada tikar yang hanya benda mati. Saya bisa mengucapkan terima kasihku kepada Pak Parman yang memiliki tikar tersebut.
Waktu dan ruang di mana ku hidup, telah mengantarku dalam perjalanan yang aku jalani selama ini. Sungguh saya bisa berterima kasih kepada-Nya yang memiliki ruang dan waktu tersebut. Terima kasih TUHAN, atas kehidupan yang kujalani selama ini.
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar