Selasa, 17 Maret 2015

SALIBKU

Upacara Jalan Salib, mengundangku untuk menghayati peristiwa penyaliban yang menyadarkan aku akan kasih-Nya yang paling agung. Namun di jalan salib tersebut, aku juga di ajak untuk mengikuti Dia dan memanggul salib ku sendiri. Ada yang berpikir bahwa salibnya kecil, ada yang berpikir bahwa salibnya sedang-sedang saja, namun ada pula yang merasakan bahwa salibnya demikian berat. Salib senantiasa aku identikkan dengan penderitaan yang aku alami. Padahal sebuah penderitaan hanya menjadi salib tatkala dalam penderitaan tersebut terungkap kasih Allah. Salib tidak pernahbisa dipisahkan dari kasih Allah. Adakah penderitaan benar-benar merupakan salib, ataukah sepenuhnya penderitaan?












(Yustinus Setyanta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar