Terlepas dari ada niat jahat dari sebuah kegiatan si manusia, dibalik keuntungan yang diharapkan orang lain dari kegiatan yang dilakukannya, jika dipahami dengan seksama biasanya selalu ada mamfaat atau keuntungan bagi orang disekitarnya. Dalam bahasa orang-orang modern disebut sebagai dampak dari sebuah aktvitas, walaupun dampak itu sendiri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Tetapi kehidupan selalu dalam lingkaran menguntungkan dan merugikan. Persoalannya kemudian adalah bagaimana mengoptimalkan yang menguntungkan dan meminimalisir yang merugikan.
Kehidupan adalah sebuah mata rantai. Keindahan dan harmonisasi kehidupan manusia akan terus terpilihara apabila mata rantai kehidupan terpelihara dengan baik serta seimbang. Satwa misalnya bukanlah musuh manusia dan disisi lain satwa berintuisi manusia adalah sahabat mereka. Selalu saja ada kemungkinan didalam aktivitas manusia, satwa mengambil keuntungan atau meraih sesuatu yang mereka butuhkan dari aktivitas manusia, sebaliknya dibalik aktivitas satwa manusia yang memperoleh manfaat. Semua itu bisa terjadi ketika terjadi interaksi antara manusia dan satwa dalam sebuah keakraban yang alami.
Seperti terlihat pada foto seorang pembajak merasa tidak terganggu ketika burung kuntul mencari makan ditanah yang dibalik \ traktor pembajak, sebaliknya burung kuntul tidak ada keraguan akan terancam dari sang pembajak sawah saat mengais makanan. Foto di atas adalah sebuah cermin dari dampak sebuah aktivitas, ketika seorang pembajak membajak sawahnya, segerombolan burung Kuntul menunggu kalau-kalau ada “santapan” seperti cacing dari setiap jengkal tanah yang dibalik bajak pembajak. Sang pembajak tak berniat mengusir si- burung Kuntul, dan Si-burung Kuntul setiap menunggu dan mengamati setiap jengkal tanah yang dibalikan traktor pembajak sawah. Tak kerugian apa-apa yang dirasakan Sang Pembajak atas kehadiran Burung Kuntul karena cacing yang mungkin muncul dari setiap tanah yang dibalikannya bukanlah tujuan sang pembajak sawah, sementara si burung kuntul pun ada keberungtungan karena biasanya harus berkerja keras mengamati dan mengais-ngais lumpur sawah untuk menemukan sepotong cacing, kini dengan kegiatan pembajak sawah cukup menunggu dan hanya perlu bersabar sedikit
Begitulah sebuah harmoni kehidupan tercipta secara alami dan kehidupan terasa indah, damai dan sejahtera. Jika manusia bisa berdamai dengan satwa, bisa dibayangkan seandainya sesama manusia hidup dalam suasana tidak saling mengganggu dan saling memahami, niscaya kehidupan sosial makin bermartabat dan kemuliaan kian bercahaya dalam hidup dan kehidupan manusia. Ada banyak contoh dan isyarat alam yang memberikan kita akan pemahaman arti penting harmoni kehidupan. Yah….Harmoni kehidupan, itulah cikal bakal dari keindahan hidup manusia dan lingkungan.
(Yustinus Setyanta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar